“Penangkapan kami lakukan 10 jam setelah insiden. Kecelakaan itu telah dinyatakan sebagai serangan teroris,” bunyi siaran televisi CCTV. Kabar tersebut sekaligus mengonfirmasi berita yang sebelumnya beredar di situs microblogging. Sedikitnya lima tersangka terkait dengan insiden tersebut telah ditahan.
Sebelumnya sebuah surat cekal yang dikeluarkan polisi kepada sejumlah hotel di Beijing menyebut 8 nama tersangka. Tujuh di antaranya mempunyai ciri nama dari etnis muslim Uighur.
Pada Senin, 5 orang tewas dan puluhan lainnya terluka setelah sebuah mobil SUV (sport utility vehicles) ngebut dan menabrak para pejalan kaki di monumen bersejarah di Beijing tersebut.
Tidak ada kelompok Uighur yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Sebuah pernyataan dari World Uyghur Congress, sebuah kelompok di pengasingan yang disebut Beijing sebagai separatis itu, menyatakan bahwa penyebutan etnis Uighur sebagai pelaku insiden Tiananmen tersebut akan berakibat pada meningkatnya represi pemerintah terhadap mereka.
“Hari ini saya mengkhawatirkan masa depan Turkestan Timur dan warga Uighur lebih dari yang pernah saya rasakan,” ujar Presiden WUC Rebiya Kadeer dalam pernyataan resminya yang dikeluarkan dari Washington.
Turkestan Timur merupakan sebutan para aktivis organisasi tersebut untuk Xinjiang. Di tempat itu 46 persen populasinya adalah etnis Uighur. (AFP/BBC/cak/c14/dos)
BEIJING –
“Penangkapan kami lakukan 10 jam setelah insiden. Kecelakaan itu telah dinyatakan sebagai serangan teroris,” bunyi siaran televisi CCTV. Kabar tersebut sekaligus mengonfirmasi berita yang sebelumnya beredar di situs microblogging. Sedikitnya lima tersangka terkait dengan insiden tersebut telah ditahan.
Sebelumnya sebuah surat cekal yang dikeluarkan polisi kepada sejumlah hotel di Beijing menyebut 8 nama tersangka. Tujuh di antaranya mempunyai ciri nama dari etnis muslim Uighur.
Pada Senin, 5 orang tewas dan puluhan lainnya terluka setelah sebuah mobil SUV (sport utility vehicles) ngebut dan menabrak para pejalan kaki di monumen bersejarah di Beijing tersebut.
Tidak ada kelompok Uighur yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Sebuah pernyataan dari World Uyghur Congress, sebuah kelompok di pengasingan yang disebut Beijing sebagai separatis itu, menyatakan bahwa penyebutan etnis Uighur sebagai pelaku insiden Tiananmen tersebut akan berakibat pada meningkatnya represi pemerintah terhadap mereka.
“Hari ini saya mengkhawatirkan masa depan Turkestan Timur dan warga Uighur lebih dari yang pernah saya rasakan,” ujar Presiden WUC Rebiya Kadeer dalam pernyataan resminya yang dikeluarkan dari Washington.
Turkestan Timur merupakan sebutan para aktivis organisasi tersebut untuk Xinjiang. Di tempat itu 46 persen populasinya adalah etnis Uighur. (AFP/BBC/cak/c14/dos)