Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Meneg BUMN) Dahlan Iskan menantang siswa SMK Muhammadiyah 1 Padang untuk membuat sparepart PLTU Teluk Sirih yang sebagian besar diimpor dari Tiongkok. Dia yakin, jika siswa SMK bisa membuat pemadam kebakaran mini, maka siswa SMK pasti juga bisa membuat onderdil tersebut. Sebab, di Tiongkok pembuatan onderdil hanya pekerjaan usaha kecil dan menengah.
Hal di atas disampaikannya ketika meninjau pemadam kebakaran mini yang diciptakan siswa SMK Muhammadiyah 1 Padang, kemarin (26/11). Dahlan terlihat antusias menelusuri workshop dan bengkel SMK Muhammadiyah dan melihat langsung kegiatan para siswa.
Menurut Dahlan, PLTU Teluk Sirih adalah pembangkit listrik di Sumbar yang kapasitasnya besar, yaitu 2X100 MW. PLTU ini memiliki onderdil yang luar biasa banyaknya. Dia mempersilakan guru pembina dan siswa yang sudah mencapai tahap tertentu untuk berkunjung ke PLTU Teluk Sirih dan melakukan pengamatan menyeluruh, sehingga mengetahui apa saja yang bisa dibuat siswa SMK.
“Karena ribuan onderdil harus impor dari Tiongkok. Tentu kita tidak rela kalau onderdil-onderdil tertentu, yang kita sudah bisa buat di sini dan sebetulnya sangat sederhana, maka sebaiknya kerja sama dengan SMK Muhammadiyah ini,” jelas pria kelahiran Magetan 17 Agustus 1951 ini.
Menurut pria yang mengawali karir sebagai wartawan koran kecil di Samarinda ini, untuk mewujudkan hal itu tentu dimulai dari yang sangat sederhana dulu, yang tidak berpengaruh terhadap pembangkit listrik. Misalnya, conveyor (pengangkut) batubara, karena itu bukan nyawanya pembangkit, tentu tidak akan berbahaya dikerjakan SMK. Sehingga ada salah-salah sedikit tidak mengganggu pembangkit dan dijadikan pembelajaran.
“Kalau membuat pemadam kebakaran saja mampu, pasti itu mampu. Kita juga tidak ingin tergantung terus 100 persen pada negara lain,” jelas pria dengan ciri khas kemeja putih dan sepatu kets bermerek DI ini.
Pada acara itu, Dahlan memotivasi siswa SMK Muhammadiyah 1 Padang untuk terus berkarya. Dia menceritakan, dalam pertualangannya di Tiongkok, dia sudah menjelajahi semua provinsi di Tiongkok. Dia juga sudah melihat lebih dari 100 bengkel pembuat onderdil pembangkit listrik. Dia menilai, bengkel di Tiongkok sama saja dengan bengkel-bengkel SMK yang ada di Indonesia. Tetapi, ketika ada orang datang dan ditanya kemampuannya untuk membuat sesuatu, pemilik bengkel di Tiongkok langsung menjawab bisa.
“Percaya dirinya itu luar biasa. Padahal kalau dilihat bengkelnya membuat kita berpikir apa benar mereka ini bisa. kenyataannya mereka memang bisa, karena sebetulnya kelebihan mereka adalah tekadnya,” mantan wartawan yang sukses memimpin PLN ini.
Terkait pemadam kebakaran mini yang diciptakan siswa SMK Muhammadiyah 1 Padang, Dahlan Iskan menyarankan agar pihak sekolah segera mengurus sertifikasi. Dia berpesan, ketika mengurus sertifikasi itu pihak sekolah harus sabar. Sebab, proses pengurusan sertifikasi produk di Indonesia memang masih rumit. Dia mencontohkan ketika mengurus sertifikasi mobil listrik yang dipromotorinya, prosesnya sungguh sulit dan rumit. Tidak jelas siapa yang berhak mengeluarkan izin, apakah Kementerian Ristek, Kementerian Perhubungan atau kementerian Perindustrian.
“Jangankan sekolah, saya saja yang menteri mengurus sertifikat mobil listrik rumitnya minta ampun. Kadang-kadang negeri kita memang begitu, tetapi jangan menyerah, terus berjuang. Produksi anak-anak negeri, seperti karya siswa SMK ini harus diperjuangkan sampai dapat sertifikat. Saya akan tinggalkan nomor telepon kepada kepala sekolah. Belum tentu saya bisa membantu, tapi saya ingin mengikuti perkembangan sertifikasi produk karya siswa kita ini, sampai sertifikatnya keluar,” jelas Dahlan memotivasi kepala SMK Muhammadiyah 1 Padang.
Dahlan yakin, apabila pemadam kebakaran mini ini berhasil diproduksi masal akan ada pasarnya. Karena tuntutan di zaman sekarang, banyak kawasan padat penduduk yang tidak bisa dimasuki mobil pemadam kebakaran. Pemadam kebakaran mini adalah solusi dari permasalahan itu.
Kepala SMK Muhammadiyah 1 Padang optimistis setelah ditinjau Meneg BUMN Dahlan Iskan, pemadam kebakaran mini karya siswa SMK akan diterima di pasaran. Saat ini saja, katanya Wali Kota Padang Fauzi Bahar sudah memesan 5 unit untuk Pemko Padang.
“Sesuai saran Pak menteri, kita akan urus sertifikasinya dan terus melakukan penyempurnaan produk ini,” jelasnya.
Selain meninjau pemadam kebakaran mini, Dahlan Iskan juga mengobrak-abrik bengkel di SMK Muhammadiyah 1 Padang. dia menyapa para siswa yang sedang praktik di berbagai bengkel. Mulai siswa yang sedang mengelas di bengkel mesin produksi, siswa yang memperbaiki mobil di bengkel mesin otomotif, hingga siswa yang sedang memperbaiki komputer di labor komputer.
Dahlan Iskan memotivasi siswa untuk terus berkarya dan yakin bahwa SMK Bisa.
Kesempatan itu juga dimanfaatkan siswa dan guru serta alumni SMK Muhammadiyah 1 Padang untuk berfoto bersama dan minta tandatangan di buku Dahlan Iskan. (adi/rpg/jpnn)