26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Alamakk! Suami Dianiaya Istri Tiap Hari

Foto: Tuntun/Posmetro Medan/JPNN Irwanto, korban suami yang sering dianiaya istri saat di Polsek Percut.
Foto: Tuntun/Posmetro Medan/JPNN
Irwanto, korban suami yang sering dianiaya istri saat di Polsek Percut.

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Umumnya yang biasa melapor dan jadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah kaum perempuan. Namun yang terjadi kali ini malah sebaliknya. Seorang suami, Irwanto (43) warga Jl. Pancasila, Gang Melati, Desa Tembung, Kec. Percut Sei Tuan yang melapor karena tak tahan tiap hari dianiaya istrinya, Hera Ningsih (39).

Saat ditemui di kantor polisi, Sabtu (7/12) sekitar pukul 15.00 WIB, Irwanto mengaku selama ini hampir tiap hari ia dipukuli istrinya. Meski tersiksa, tapi demi keutuhan rumah tangganya dan nasib ketiga anak mereka, Irwanto masih mencoba bersabar.

Ironisnya, kesabaran Irwanto justru membuat istrinya makin diatas angin. Karena sudah kelewatan batas, Irwanto akhirnya melaporkan wanita yang telah 8 tahun dinikahinya itu ke kantor polisi.

Kesabaran Irwanto habis pada Sabtu (7/12) siang. Kala itu korban hendak memasang kelambu untuk anaknya yang masih sakit agar tidak digigit nyamuk. Dan entah mengapa, tiba-tiba istrinya langsung marah-marah dan mengoyak-ngoyak kelambu tersebut. Saat ditanya alasannya, sang istri yang bak orang kesetanan langsung memukulinya dengan gagang sapu ijuk.

“Aku tidak tau kenapa, pas aku mau pasang kelambu untuk anakku yang masih sakit. Istriku malah langsung datang dan marah-marah. Setelah itu dia langsung mengoyak kelambu. Pas kutanya kenapa marah, dia malah memukuli kuping dan kedua kakiku dengan gagang sapu,” lirih Irwanto pada kru koran ini.

Karena cerita Irwanto kurang bisa diterima akal sehat, kru koran ini kembali menanyakan apa sebenarnya penyebab kemarahan sang istri. Tapi Irwanto tetap mengaku tak mengetahuinya. Dan saat disinggung apakah ia tidak menafkahi keluarganya? Irwanto juga membantahnya.

“Sumpah, aku nggak tau kenapa dia marah-marah. Kalo soal menafkahi aku bertanggung jawab. Kami buka usaha jualan kelontong dan akulah memodali usaha tersebut,” ucap korban membela diri.

Selanjutnya, setelah merembukkan kasus penganiayaan yang diterimanya dari sang istri terhadap keluarga. Korban pun akhirnya memutuskan untuk membuat pengaduan ke Polsek Percut, Minggu (8/12). “Aku tidak tahan lagi. Dan aku tidak menyesal karena tidak ada kecocokan lagi. Makanya aku melaporkan dia,” tambahnya lagi.

Kapolsek Percut Sei Tuan, AKP Ronald Sipayung SH SIK yang dikonfirmasi mengaku telah menerima laporan korban. “Laporan korban sudah kita terima, dan masih kita proses,” singkatnya.

 

 

 

Jarang Pulang, Tak Kasih Nafkah

 

Menanggapi laporan dari Irwanto yang mengaku kerap disiksa istrinya Hera Ningsih alias Era, wartawan pun mencoba menanyakan hal ini kepada Era. Dan saat didatangi dirumahnya Jl. Pancasila Gang Melati, terlihat Era tengah duduk di kedai kelontong miliknya sambil mengayunkan anaknya.

Namun saat ditanyai mengenai pengaduan suaminya, Era tak mau banyak bicara hanya mengatakan kalau dia juga dipukul oleh suaminya. “Udahla bang, ngapain kayak gini dimasukkan ke koran. Aku juga sering dipukulnya, semalam aku dipukulnya pakai termos di bagian kepala, tapi nggak ada kulaporkan,” ujar wanita berbaju merah ini.

Kemudian ia mengatakan kalau suaminya jarang pulang dan tak memberinya nafkah sehingga harus mencari pekerjaan dengan berjualan. “Udahlah bang, biarkan saja dia (suami) berkoar-koar di luar sana, yang penting aku dan orang-orang sini tau kayak mana dia. Gak pernah pulang dan ngasih makan aku sama anak-anak,” tambah ibu 3 anak berkulit coklat dan kurus ini sambil terduduk di ruang tamu yang dijadikan sebagai lokasi jualan jajanan anak-anak.

Sementara itu tetangga sebelah Era, Hasan mengatakan kalau Irwanto juga kerap memukuli istrinya. “Mana mungkinlah suami dipukuli istrinya, gak logika. Udah jelas-jelas kalau suaminya itu sering mukuli istrinya,”  jelas pria bertopi ini.

Tambahnya, selama ini Irwanto jarang pulang dan tak memberi nafkah kepada istrinya. “Dia (Irwanto) jarang pulang, kadang-kadang sampai 3 bulan baru pulang. Sekali pulang berantam dan mukuli istrinya. Gak pernah ngasih uang belanja itu, cuma seminggu kadang ngasih Rp 100 ribu, manalah cukup,” ungkapnya.

Tempat tinggal dari Era bersebelahan langsung dengan rel kereta api dibagian belakang dan gang yang kecil dan padat. Tepat di sebelah rumahnya terdapat lokasi permainan billard yang banyak ditongkrongi anak-anak muda setempat.  (tun/bay/deo)

Foto: Tuntun/Posmetro Medan/JPNN Irwanto, korban suami yang sering dianiaya istri saat di Polsek Percut.
Foto: Tuntun/Posmetro Medan/JPNN
Irwanto, korban suami yang sering dianiaya istri saat di Polsek Percut.

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Umumnya yang biasa melapor dan jadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah kaum perempuan. Namun yang terjadi kali ini malah sebaliknya. Seorang suami, Irwanto (43) warga Jl. Pancasila, Gang Melati, Desa Tembung, Kec. Percut Sei Tuan yang melapor karena tak tahan tiap hari dianiaya istrinya, Hera Ningsih (39).

Saat ditemui di kantor polisi, Sabtu (7/12) sekitar pukul 15.00 WIB, Irwanto mengaku selama ini hampir tiap hari ia dipukuli istrinya. Meski tersiksa, tapi demi keutuhan rumah tangganya dan nasib ketiga anak mereka, Irwanto masih mencoba bersabar.

Ironisnya, kesabaran Irwanto justru membuat istrinya makin diatas angin. Karena sudah kelewatan batas, Irwanto akhirnya melaporkan wanita yang telah 8 tahun dinikahinya itu ke kantor polisi.

Kesabaran Irwanto habis pada Sabtu (7/12) siang. Kala itu korban hendak memasang kelambu untuk anaknya yang masih sakit agar tidak digigit nyamuk. Dan entah mengapa, tiba-tiba istrinya langsung marah-marah dan mengoyak-ngoyak kelambu tersebut. Saat ditanya alasannya, sang istri yang bak orang kesetanan langsung memukulinya dengan gagang sapu ijuk.

“Aku tidak tau kenapa, pas aku mau pasang kelambu untuk anakku yang masih sakit. Istriku malah langsung datang dan marah-marah. Setelah itu dia langsung mengoyak kelambu. Pas kutanya kenapa marah, dia malah memukuli kuping dan kedua kakiku dengan gagang sapu,” lirih Irwanto pada kru koran ini.

Karena cerita Irwanto kurang bisa diterima akal sehat, kru koran ini kembali menanyakan apa sebenarnya penyebab kemarahan sang istri. Tapi Irwanto tetap mengaku tak mengetahuinya. Dan saat disinggung apakah ia tidak menafkahi keluarganya? Irwanto juga membantahnya.

“Sumpah, aku nggak tau kenapa dia marah-marah. Kalo soal menafkahi aku bertanggung jawab. Kami buka usaha jualan kelontong dan akulah memodali usaha tersebut,” ucap korban membela diri.

Selanjutnya, setelah merembukkan kasus penganiayaan yang diterimanya dari sang istri terhadap keluarga. Korban pun akhirnya memutuskan untuk membuat pengaduan ke Polsek Percut, Minggu (8/12). “Aku tidak tahan lagi. Dan aku tidak menyesal karena tidak ada kecocokan lagi. Makanya aku melaporkan dia,” tambahnya lagi.

Kapolsek Percut Sei Tuan, AKP Ronald Sipayung SH SIK yang dikonfirmasi mengaku telah menerima laporan korban. “Laporan korban sudah kita terima, dan masih kita proses,” singkatnya.

 

 

 

Jarang Pulang, Tak Kasih Nafkah

 

Menanggapi laporan dari Irwanto yang mengaku kerap disiksa istrinya Hera Ningsih alias Era, wartawan pun mencoba menanyakan hal ini kepada Era. Dan saat didatangi dirumahnya Jl. Pancasila Gang Melati, terlihat Era tengah duduk di kedai kelontong miliknya sambil mengayunkan anaknya.

Namun saat ditanyai mengenai pengaduan suaminya, Era tak mau banyak bicara hanya mengatakan kalau dia juga dipukul oleh suaminya. “Udahla bang, ngapain kayak gini dimasukkan ke koran. Aku juga sering dipukulnya, semalam aku dipukulnya pakai termos di bagian kepala, tapi nggak ada kulaporkan,” ujar wanita berbaju merah ini.

Kemudian ia mengatakan kalau suaminya jarang pulang dan tak memberinya nafkah sehingga harus mencari pekerjaan dengan berjualan. “Udahlah bang, biarkan saja dia (suami) berkoar-koar di luar sana, yang penting aku dan orang-orang sini tau kayak mana dia. Gak pernah pulang dan ngasih makan aku sama anak-anak,” tambah ibu 3 anak berkulit coklat dan kurus ini sambil terduduk di ruang tamu yang dijadikan sebagai lokasi jualan jajanan anak-anak.

Sementara itu tetangga sebelah Era, Hasan mengatakan kalau Irwanto juga kerap memukuli istrinya. “Mana mungkinlah suami dipukuli istrinya, gak logika. Udah jelas-jelas kalau suaminya itu sering mukuli istrinya,”  jelas pria bertopi ini.

Tambahnya, selama ini Irwanto jarang pulang dan tak memberi nafkah kepada istrinya. “Dia (Irwanto) jarang pulang, kadang-kadang sampai 3 bulan baru pulang. Sekali pulang berantam dan mukuli istrinya. Gak pernah ngasih uang belanja itu, cuma seminggu kadang ngasih Rp 100 ribu, manalah cukup,” ungkapnya.

Tempat tinggal dari Era bersebelahan langsung dengan rel kereta api dibagian belakang dan gang yang kecil dan padat. Tepat di sebelah rumahnya terdapat lokasi permainan billard yang banyak ditongkrongi anak-anak muda setempat.  (tun/bay/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/