26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pedagang Buku Kembali Demo Pemko Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Untuk kedua kalinya secara berturut-turut, pedagang buku yang masih bertahan di sisi timur Lapangan Merdeka melakukan unjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Medan di Jalan Kapten Maulana Lubis, Kamis (12/12). Tuntutannya masih sama dengan yang kemarin; menolak dengan tegas rencana relokasi ke Jalan Pegadaian.

AKSI:Ratusan pedagang buku melakukan aksi di depan kantor Pemko Medan Jalan Maulana Lubis, Kamis (12/12).
AKSI:Ratusan pedagang buku melakukan aksi di depan kantor Pemko Medan Jalan Maulana Lubis, Kamis (12/12).

Namun kali ini massa yang hadir lebih banyak. Diperkirakan jumlah pengunjuk rasa mencapai 3 ribu orang. Yang terdiri dari berbagai elemen mulai oganisasi mahasiswa, dari Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Islama Sumatera Utara (UISU) serta Unversitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).

Tuntutan pedagang buku menolak rencana relokasi ke Jalan Pegadaian yang status lahannya tidak jelas. Selain itu penggunaan lahan tersebut akan melanggar undang-undang jalur hijau serta undang-undang perkeretaapian.

Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) USU, Ari dalam orasinya menyebutkan apa yang dilakan Pemerintah Kota (Pemko) Medan saat terhadap pedagang buku sama saja menindas kehidupan rakyat kecil.

Selain itu, Pemko Medan juga tidak punya alasan yang kuat untuk menolak usulan revitalisasi yang diusulkan oleh para pedagang buku.

“Keluar kau Plt Wali Kota Medan, kami minta kejelasan jangan tahunya hanya sembunyi dari permasalahan,” teriaknya.

Aksi yang direncanakan damai ini hampir berujung bentrok dengan pihak kepolisian dan Satuan PP yang berjaga di seputaran kantor Wali Kota Medan. Para pengunjuk rasa juga melakukan blokade di Jalan Abdul Maulana Lubis, sehingga membuat para polisi dari satuan lalu-lintas bekerja ekstra keras untuk mengatur lalu lintas.

Para pengunjuk rasa berusaha ingin menduduki kantor Wali Kota dan bertemu dengan Plt Wali Kota, Dzulmi Eldin. “Tunjukkan batang hidungmu, kami di sini menunggumu bapak Plt Wali Kota Medan. Kami tidak ingin ribut, kami ingin aksi ini berlangsung damai,” timpal Koordinator Aksi, Anggi.

Ketua Persatuan Pedanga Buku Lapangan Merdeka (P2BLM) Sainan mengatakan mahasiswa yang ikut turun kejalan karena peduli dengan nasib pedagang buku yang selama ini dibohongi dan ditindas oleh Pemko Medan.

Dikataknnya, P2BLM memberikan tenggat waktu hingga 3×24 jam kepada Pemko Medan untuk menyetujui usulan revitalisasi. Kalau tidak, Sainan berjanji akan menurunkan massa dengan jumlah yang lebih banyak.

Dikatakannya, pada Rabu (11/12) kemarin, pihaknya sudah menyampaikan surat pernyataan sikap, apabila setelah 3×24 jam tidak ada keputusan, P2BLM akan melakukan aksi unjuk rasa kembali.

“ Kita tunggu sampai besok (hari ini,Red) kalau juga Pemko Medan tidak mengambil sikap, maka kami pedagang buku bersama rekan-rekan dari mahasiswa akan melakukan aksi unjuk rasa kembali pada Sabtu (14/12) mendatang di seputaran lapangan Merdeka,” tegasnya. (dik)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Untuk kedua kalinya secara berturut-turut, pedagang buku yang masih bertahan di sisi timur Lapangan Merdeka melakukan unjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Medan di Jalan Kapten Maulana Lubis, Kamis (12/12). Tuntutannya masih sama dengan yang kemarin; menolak dengan tegas rencana relokasi ke Jalan Pegadaian.

AKSI:Ratusan pedagang buku melakukan aksi di depan kantor Pemko Medan Jalan Maulana Lubis, Kamis (12/12).
AKSI:Ratusan pedagang buku melakukan aksi di depan kantor Pemko Medan Jalan Maulana Lubis, Kamis (12/12).

Namun kali ini massa yang hadir lebih banyak. Diperkirakan jumlah pengunjuk rasa mencapai 3 ribu orang. Yang terdiri dari berbagai elemen mulai oganisasi mahasiswa, dari Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Islama Sumatera Utara (UISU) serta Unversitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).

Tuntutan pedagang buku menolak rencana relokasi ke Jalan Pegadaian yang status lahannya tidak jelas. Selain itu penggunaan lahan tersebut akan melanggar undang-undang jalur hijau serta undang-undang perkeretaapian.

Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) USU, Ari dalam orasinya menyebutkan apa yang dilakan Pemerintah Kota (Pemko) Medan saat terhadap pedagang buku sama saja menindas kehidupan rakyat kecil.

Selain itu, Pemko Medan juga tidak punya alasan yang kuat untuk menolak usulan revitalisasi yang diusulkan oleh para pedagang buku.

“Keluar kau Plt Wali Kota Medan, kami minta kejelasan jangan tahunya hanya sembunyi dari permasalahan,” teriaknya.

Aksi yang direncanakan damai ini hampir berujung bentrok dengan pihak kepolisian dan Satuan PP yang berjaga di seputaran kantor Wali Kota Medan. Para pengunjuk rasa juga melakukan blokade di Jalan Abdul Maulana Lubis, sehingga membuat para polisi dari satuan lalu-lintas bekerja ekstra keras untuk mengatur lalu lintas.

Para pengunjuk rasa berusaha ingin menduduki kantor Wali Kota dan bertemu dengan Plt Wali Kota, Dzulmi Eldin. “Tunjukkan batang hidungmu, kami di sini menunggumu bapak Plt Wali Kota Medan. Kami tidak ingin ribut, kami ingin aksi ini berlangsung damai,” timpal Koordinator Aksi, Anggi.

Ketua Persatuan Pedanga Buku Lapangan Merdeka (P2BLM) Sainan mengatakan mahasiswa yang ikut turun kejalan karena peduli dengan nasib pedagang buku yang selama ini dibohongi dan ditindas oleh Pemko Medan.

Dikataknnya, P2BLM memberikan tenggat waktu hingga 3×24 jam kepada Pemko Medan untuk menyetujui usulan revitalisasi. Kalau tidak, Sainan berjanji akan menurunkan massa dengan jumlah yang lebih banyak.

Dikatakannya, pada Rabu (11/12) kemarin, pihaknya sudah menyampaikan surat pernyataan sikap, apabila setelah 3×24 jam tidak ada keputusan, P2BLM akan melakukan aksi unjuk rasa kembali.

“ Kita tunggu sampai besok (hari ini,Red) kalau juga Pemko Medan tidak mengambil sikap, maka kami pedagang buku bersama rekan-rekan dari mahasiswa akan melakukan aksi unjuk rasa kembali pada Sabtu (14/12) mendatang di seputaran lapangan Merdeka,” tegasnya. (dik)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/