29 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Bukan Sekadar Basuh Kaki Ibu

Kemarin, se-Indonesia memperingati Hari Ibu. Sumatera Utara pun tidak ketinggalan. Di berbagai daerah di Sumut digelar berbagai agenda yang semuanya berciri keibuan. Mulai dari masak hingga membasuh kaki ibu. Seperti apa?

BASUH KAKI: Wakil Gubsu Ery Nuradi membasuh kaki ibunya sebagai bentuk kasih sayang dan dalam rangka memperingati Hari Ibu.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
BASUH KAKI: Wakil Gubsu Ery Nuradi membasuh kaki ibunya sebagai bentuk kasih sayang dan dalam rangka memperingati Hari Ibu.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Di Medan, peringatan Hari Ibu yang diselenggarakan Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia Sumatera Utara berlangsung meriah sekaligus mengharukan. Selain diadakan lomba memasak, ada juga pemberian IKWI Award penghargaan kepada Ibu-ibu ‘Super’ di Sumut.

Terpilih dua sosok Ibu yang dinilai ‘Super’ yaitu HjTengku Rafiah Nurdin binti Tengku Syahputra (90) dan Hj Salmah binti Abdullah Haz (70). Kedua sosok ibu tersebut sosok ibu yang mampu mengantarkan putranya ke puncak sukses. Hj Tengku Rafiah sukses mengantarkan 2 putranya menjadi pemimpin Sumut yaitu mantan Gubsu Alm Tengku Rizal Nurdin dan Wagubsu Tengku Erry Nuradi. Sementara HjSalmah telah mengantarkan putranya menjadi guru besar yaitu Prof DR Abdul Rauf MP seorang tokoh di Sumut.

Momen mengharukan muncul saat Wagubsu T Erry Nuradi membasuh kaki ibunya sebagai rasa hormat dan sayang kepada sang bunda yang telah menjadikannya orang nomor 2 di Sumut. Usai memberikan penghargaan kepada sang ibu, Wagubsu langsung mencium  membasuh kaki ibundanya.

Peringatan yang diselenggarakan di Taman Ahmad Yani Jalan Imam Bonjol Medan juga  meriah dengan dihadiri sejumlah tokoh di antaranya Plt Wali Kota Medan T Dzulmi Eldin, anggota DPD RI Rahmad Shah, anggota DPR-RI Ramadhan Pohan,  Ketua PWI Sumut Syahrir, Tokoh Pers M Yazid dan Teruna Jasa Said, Ketua TP PKK Provsu Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho,  Anggota Organisasi Perempuan Sumut, dan lainnya.

“Karena ibulah kita ada dan ibulah yang paling berjasa yang telah mengasuh kita. Di bawah telapak kakinya syurga berada,” ujar Wagubsu T Erry Nuradi.

Ketua TP PKK Provsu Hj Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho mengajak seluruh kaum Ibu yang sekaligus anak dari ibunya meneladani ibu masing masing. Dia juga mengajak seluruh kaum ibu dapat meningkatkan kapasitasnya sebagai orangtua yang dituntut menjadi guru, pengasuh, dan pelindung bagi anak dan keluarganya.

“Besarkanlah anak anak dengan cinta, jadikanlah mereka amanah bukan beban. Tugas seorang  ibu itu mulia dan harus bersikap yang mulia,” ujarnya. Dalam kesempatan itu Hj Sutias membagikan buku tentang bagaimana membangun keluarga dengan cinta.

Menambah kemeriahan, kesempatan itu juga diadakan lomba masak nasi goreng bagi kaum bapak yang diikuti oleh Wagubsu T Erry Nuradi,  Plt Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, Rahmad Shah, Teruna Jasa Said, Ramadhan Pohan, dan lainnya. Tim penilai yang diketuai Hj Sutias mengumumkan pemenang pertama Wagubsu disusul Plt Wali Kota Medan, Prof Abdul Rauf, Teruna Jasa Said, dan M Yazid.

Di sisi lain, Gubsu Gatot Pujo Nugroho menghadiri Peringatan Hari Ibu yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kota Medan di Aula Ar-Rahman Jalan Gaperta Ujung Medan.

“Saya merasa belum mampu membalas jasa ibu yang telah melahirkan dan membesarkan saya hingga menjadi seperti saat ini,” ujar Gatot.

Di hadapan para anggota Salimah yang bergerak di bidang pembinaan majelis taklim Gatot mengatakan suatu peradapan di mulai dari kalangan rumah tangga. Karena baiknya suatu peradaban tak lepas dari peran ibu yang mendidik.

Di tempat lain, ketika berada di Restoran Istana Koki Jalan Cut Nyak Dien Medan, Ibu Gubsu Sutiyas Handayani pun menegaskan agar momen Hari Ibu bukan sekadar seremoni semata. Hendaknya Hari Ibu dijadikan sebagai sebuah momen bagi kaum perempuan untuk melakukan instrospeksi. Bukan hanya sebatas mengharapkan perlakuan istimewa saja. “Harus bisa menjadi pengontrol, jangan minta yang berlebihan pada suami,” katanya.

Lanjut Ibu 5 orang putri ini, Ibu juga memiliki peran yang cukup besar mencegah perilaku-perilaku korup.

“Sangat besar ya, kalau dia normal mungkin tak ada pengaruh, tapi kalau istri macam-macam dan banyak mintanya, pengaruhnya pasti luar biasa,” jelasnya.

Sebagai seorang pendamping hidup seorang pejabat, dirinya senantiasa dilanda kekhawatiran. Apalagi mengingat sang suami yang setiap hari dihadapkan pada godaan di tengah-tengah pekerjaannya.

“Kalau saya lihat suami bawa uang, saya tanya ini uang apa, dari mana, jelas ‘gak? Ya suami kadang juga bosan ya, kita tanyain terus, tapi itu udah tugas kita untuk mengingatkan suami,” ungkap sambil tersenyum.

Menurut Sutiyas, peringatan Hari Ibu ini harus menyentuh substansi perjuangan kalangan ibu di tengah-tengah bangsa. Ia pun memiliki tema tersendiri yakni peran perempuan dan laki-laki dalam mewujudkan demokrasi, yang partisipatif dan pembangunan yang inklusif.

“Mari kita melihat apa yang diperjuangkan ibu terdahulu dan apa yang sudah diperjuangkan ibu saat ini. Semua berkontribusi untuk negeri, tidak harus menjadi istri pejabat,” pungkasnya. (rud/nit/rbb)

Kemarin, se-Indonesia memperingati Hari Ibu. Sumatera Utara pun tidak ketinggalan. Di berbagai daerah di Sumut digelar berbagai agenda yang semuanya berciri keibuan. Mulai dari masak hingga membasuh kaki ibu. Seperti apa?

BASUH KAKI: Wakil Gubsu Ery Nuradi membasuh kaki ibunya sebagai bentuk kasih sayang dan dalam rangka memperingati Hari Ibu.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
BASUH KAKI: Wakil Gubsu Ery Nuradi membasuh kaki ibunya sebagai bentuk kasih sayang dan dalam rangka memperingati Hari Ibu.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Di Medan, peringatan Hari Ibu yang diselenggarakan Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia Sumatera Utara berlangsung meriah sekaligus mengharukan. Selain diadakan lomba memasak, ada juga pemberian IKWI Award penghargaan kepada Ibu-ibu ‘Super’ di Sumut.

Terpilih dua sosok Ibu yang dinilai ‘Super’ yaitu HjTengku Rafiah Nurdin binti Tengku Syahputra (90) dan Hj Salmah binti Abdullah Haz (70). Kedua sosok ibu tersebut sosok ibu yang mampu mengantarkan putranya ke puncak sukses. Hj Tengku Rafiah sukses mengantarkan 2 putranya menjadi pemimpin Sumut yaitu mantan Gubsu Alm Tengku Rizal Nurdin dan Wagubsu Tengku Erry Nuradi. Sementara HjSalmah telah mengantarkan putranya menjadi guru besar yaitu Prof DR Abdul Rauf MP seorang tokoh di Sumut.

Momen mengharukan muncul saat Wagubsu T Erry Nuradi membasuh kaki ibunya sebagai rasa hormat dan sayang kepada sang bunda yang telah menjadikannya orang nomor 2 di Sumut. Usai memberikan penghargaan kepada sang ibu, Wagubsu langsung mencium  membasuh kaki ibundanya.

Peringatan yang diselenggarakan di Taman Ahmad Yani Jalan Imam Bonjol Medan juga  meriah dengan dihadiri sejumlah tokoh di antaranya Plt Wali Kota Medan T Dzulmi Eldin, anggota DPD RI Rahmad Shah, anggota DPR-RI Ramadhan Pohan,  Ketua PWI Sumut Syahrir, Tokoh Pers M Yazid dan Teruna Jasa Said, Ketua TP PKK Provsu Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho,  Anggota Organisasi Perempuan Sumut, dan lainnya.

“Karena ibulah kita ada dan ibulah yang paling berjasa yang telah mengasuh kita. Di bawah telapak kakinya syurga berada,” ujar Wagubsu T Erry Nuradi.

Ketua TP PKK Provsu Hj Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho mengajak seluruh kaum Ibu yang sekaligus anak dari ibunya meneladani ibu masing masing. Dia juga mengajak seluruh kaum ibu dapat meningkatkan kapasitasnya sebagai orangtua yang dituntut menjadi guru, pengasuh, dan pelindung bagi anak dan keluarganya.

“Besarkanlah anak anak dengan cinta, jadikanlah mereka amanah bukan beban. Tugas seorang  ibu itu mulia dan harus bersikap yang mulia,” ujarnya. Dalam kesempatan itu Hj Sutias membagikan buku tentang bagaimana membangun keluarga dengan cinta.

Menambah kemeriahan, kesempatan itu juga diadakan lomba masak nasi goreng bagi kaum bapak yang diikuti oleh Wagubsu T Erry Nuradi,  Plt Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, Rahmad Shah, Teruna Jasa Said, Ramadhan Pohan, dan lainnya. Tim penilai yang diketuai Hj Sutias mengumumkan pemenang pertama Wagubsu disusul Plt Wali Kota Medan, Prof Abdul Rauf, Teruna Jasa Said, dan M Yazid.

Di sisi lain, Gubsu Gatot Pujo Nugroho menghadiri Peringatan Hari Ibu yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kota Medan di Aula Ar-Rahman Jalan Gaperta Ujung Medan.

“Saya merasa belum mampu membalas jasa ibu yang telah melahirkan dan membesarkan saya hingga menjadi seperti saat ini,” ujar Gatot.

Di hadapan para anggota Salimah yang bergerak di bidang pembinaan majelis taklim Gatot mengatakan suatu peradapan di mulai dari kalangan rumah tangga. Karena baiknya suatu peradaban tak lepas dari peran ibu yang mendidik.

Di tempat lain, ketika berada di Restoran Istana Koki Jalan Cut Nyak Dien Medan, Ibu Gubsu Sutiyas Handayani pun menegaskan agar momen Hari Ibu bukan sekadar seremoni semata. Hendaknya Hari Ibu dijadikan sebagai sebuah momen bagi kaum perempuan untuk melakukan instrospeksi. Bukan hanya sebatas mengharapkan perlakuan istimewa saja. “Harus bisa menjadi pengontrol, jangan minta yang berlebihan pada suami,” katanya.

Lanjut Ibu 5 orang putri ini, Ibu juga memiliki peran yang cukup besar mencegah perilaku-perilaku korup.

“Sangat besar ya, kalau dia normal mungkin tak ada pengaruh, tapi kalau istri macam-macam dan banyak mintanya, pengaruhnya pasti luar biasa,” jelasnya.

Sebagai seorang pendamping hidup seorang pejabat, dirinya senantiasa dilanda kekhawatiran. Apalagi mengingat sang suami yang setiap hari dihadapkan pada godaan di tengah-tengah pekerjaannya.

“Kalau saya lihat suami bawa uang, saya tanya ini uang apa, dari mana, jelas ‘gak? Ya suami kadang juga bosan ya, kita tanyain terus, tapi itu udah tugas kita untuk mengingatkan suami,” ungkap sambil tersenyum.

Menurut Sutiyas, peringatan Hari Ibu ini harus menyentuh substansi perjuangan kalangan ibu di tengah-tengah bangsa. Ia pun memiliki tema tersendiri yakni peran perempuan dan laki-laki dalam mewujudkan demokrasi, yang partisipatif dan pembangunan yang inklusif.

“Mari kita melihat apa yang diperjuangkan ibu terdahulu dan apa yang sudah diperjuangkan ibu saat ini. Semua berkontribusi untuk negeri, tidak harus menjadi istri pejabat,” pungkasnya. (rud/nit/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/