26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jumlah Penduduk Miskin Bertambah

JAKARTA- Berapa biaya hidup yang dibutuhkan untuk tinggal di perkotaan? Jawabannya bisa dilihat dari data survei biaya hidup (SBH) yang baru saja dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), kemarin (2/1).

Peta Indonesia
Peta Indonesia

Kepala BPS Suryamin mengatakan, BPS baru saja menyelesaikan survei biaya hidup di kota-kota di Indonesia. Hasilnya, Jakarta menjadi kota dengan biaya hidup termahal. Adapun Banyuwangi menjadi kota dengan biaya hidup termurah. Sementara Medan menempati posisi ke-26.

“Secara nasional, rata-rata biaya hidup sebesar Rp5,58 juta per bulan per keluarga,” kata Suryamin di Kantor BPS, kemarin.

Suryamin menyebutkan, survei biaya hidup ini dilakukan pada 82 kota dengan total sampel 136.080 rumah tangga. Jakarta menjadi kota dengan biaya hidup tertinggi, yakni Rp7,5 juta per bulan dengan rata-rata jumlah anggota keluarga 4,1 orang. Adapun Banyuwangi dengan biaya hidup Rp3,02 juta per bulan dengan rata-rata jumlah anggota keluarga 3,6 orang menjadi yang terendah.

“Biaya hidup di Jakarta memang paling mahal, tapi bukan berarti kota metropolitan lainnya juga masuk golongan termahal,” katanya.

Data BPS menunjukkan, kota dengan biaya hidup termahal ke dua adalah Jayapura dengan Rp6,93 juta per bulan untuk rata-rata 4,5 orang per keluarga. Posisi ke tiga adalah Ternate dengan Rp6,42 juta untuk rata-rata 4,8 orang per keluarga. Disusul Depok di posisi ke empat dengan Rp6,33 juta untuk rata-rata 4,1 orang per keluarga.

Sementara itu, Surabaya yang merupakan kota terbesar ke dua di Indonesia, menduduki posisi ke delapan dengan biaya hidup Rp6,05 juta per bulan untuk rata-rata 4,1 orang per keluarga. Lalu Bandung di posisi ke-15 dengan Rp5,63 juta untuk rata-rata 4,0 orang per keluarga.

Sementara Medan menempati posisi ke-26 dengan biaya hidup Rp5,01 juta per bulan untuk rata-rata 4,4 orang per keluarga. Adapun Malang yang merupakan kota besar di Jawa Timur ada di posisi 24 dengan Rp5,07 juta per bulan untuk rata-rata 4,0 orang per keluarga.

Dari sisi kelompok pengeluaran, lanjut Suryamin, belanja perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar menjadi yang terbesar dengan porsi 25,37 persen. Selanjutnya, belanja transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 19,15 persen, lalu belanja bahan makanan 18,85 persen. “Sedangkan belanja kesehatan porsinya paling kecil, hanya 4,73 persen,” sebutnya.

Sementara itu, upaya pemerintah untuk mengentaskan masyarakat dari jurang kemiskinan rupanya belum berhasil. Suryamin mengatakan, berdasa profil kemiskinan periode September 2013 yang kemarin dirilis BPS, jumlah penduduk miskin di Indonesia tercatat sebanyak 28,55 juta orang atau 11,47 persen dari total penduduk. “Jumlah ini naik dibanding periode Maret 2013 yang sebanyak 28,07 juta atau 11,37 persen dari jumlah penduduk,” ujarnya.

Menurut Suryamin, jumlah penduduk miskin tersebut banyak terdapat di perdesaan yakni 17,92 juta orang. Adapun 10,63 juta penduduk miskin lainnya ada di perkotaan. “Faktor utama yang mempengaruhi kenaikan jumlah penduduk miskin adalah makin mahalnya bahan pangan,” katanya.

BPS mencatat, selama periode Maret-September 2013, berbagai komoditas pangan mengalami kenaikan harga seperti daging ayam ras, telur ayam ras, cabai merah, dan beras. Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas lain akibat naiknya harga BBM pada Juni 2013.(owi/jpnn/adz)

[table caption=”Kota dengan Biaya Hidup Tertinggi” delimiter=”|”]

1.[attr style=”width:30px”] |Jakarta    |Rp7,5 juta per bulan
2. |Jayapura    |Rp6,93 juta per bulan
3. |Ternate    |Rp6,42 juta per bulan
4. |Depok     |Rp6,33 juta per bulan
-[attr colspan=”3″]
8. |Surabaya    |Rp6,05 juta per bulan
-[attr colspan=”3″]
15. |Bandung    |Rp5,63 juta per bulan
-[attr colspan=”3″]
24. |Malang    |Rp5,07 juta per bulan
-[attr colspan=”3″]
26. |Medan    |Rp 5,01 juta per bulan
-[attr colspan=”3″]
-[attr colspan=”3″]
-[attr colspan=”3″]
82. |Banyuwangi    |Rp3,02 juta per bulan

[/table]

JAKARTA- Berapa biaya hidup yang dibutuhkan untuk tinggal di perkotaan? Jawabannya bisa dilihat dari data survei biaya hidup (SBH) yang baru saja dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), kemarin (2/1).

Peta Indonesia
Peta Indonesia

Kepala BPS Suryamin mengatakan, BPS baru saja menyelesaikan survei biaya hidup di kota-kota di Indonesia. Hasilnya, Jakarta menjadi kota dengan biaya hidup termahal. Adapun Banyuwangi menjadi kota dengan biaya hidup termurah. Sementara Medan menempati posisi ke-26.

“Secara nasional, rata-rata biaya hidup sebesar Rp5,58 juta per bulan per keluarga,” kata Suryamin di Kantor BPS, kemarin.

Suryamin menyebutkan, survei biaya hidup ini dilakukan pada 82 kota dengan total sampel 136.080 rumah tangga. Jakarta menjadi kota dengan biaya hidup tertinggi, yakni Rp7,5 juta per bulan dengan rata-rata jumlah anggota keluarga 4,1 orang. Adapun Banyuwangi dengan biaya hidup Rp3,02 juta per bulan dengan rata-rata jumlah anggota keluarga 3,6 orang menjadi yang terendah.

“Biaya hidup di Jakarta memang paling mahal, tapi bukan berarti kota metropolitan lainnya juga masuk golongan termahal,” katanya.

Data BPS menunjukkan, kota dengan biaya hidup termahal ke dua adalah Jayapura dengan Rp6,93 juta per bulan untuk rata-rata 4,5 orang per keluarga. Posisi ke tiga adalah Ternate dengan Rp6,42 juta untuk rata-rata 4,8 orang per keluarga. Disusul Depok di posisi ke empat dengan Rp6,33 juta untuk rata-rata 4,1 orang per keluarga.

Sementara itu, Surabaya yang merupakan kota terbesar ke dua di Indonesia, menduduki posisi ke delapan dengan biaya hidup Rp6,05 juta per bulan untuk rata-rata 4,1 orang per keluarga. Lalu Bandung di posisi ke-15 dengan Rp5,63 juta untuk rata-rata 4,0 orang per keluarga.

Sementara Medan menempati posisi ke-26 dengan biaya hidup Rp5,01 juta per bulan untuk rata-rata 4,4 orang per keluarga. Adapun Malang yang merupakan kota besar di Jawa Timur ada di posisi 24 dengan Rp5,07 juta per bulan untuk rata-rata 4,0 orang per keluarga.

Dari sisi kelompok pengeluaran, lanjut Suryamin, belanja perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar menjadi yang terbesar dengan porsi 25,37 persen. Selanjutnya, belanja transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 19,15 persen, lalu belanja bahan makanan 18,85 persen. “Sedangkan belanja kesehatan porsinya paling kecil, hanya 4,73 persen,” sebutnya.

Sementara itu, upaya pemerintah untuk mengentaskan masyarakat dari jurang kemiskinan rupanya belum berhasil. Suryamin mengatakan, berdasa profil kemiskinan periode September 2013 yang kemarin dirilis BPS, jumlah penduduk miskin di Indonesia tercatat sebanyak 28,55 juta orang atau 11,47 persen dari total penduduk. “Jumlah ini naik dibanding periode Maret 2013 yang sebanyak 28,07 juta atau 11,37 persen dari jumlah penduduk,” ujarnya.

Menurut Suryamin, jumlah penduduk miskin tersebut banyak terdapat di perdesaan yakni 17,92 juta orang. Adapun 10,63 juta penduduk miskin lainnya ada di perkotaan. “Faktor utama yang mempengaruhi kenaikan jumlah penduduk miskin adalah makin mahalnya bahan pangan,” katanya.

BPS mencatat, selama periode Maret-September 2013, berbagai komoditas pangan mengalami kenaikan harga seperti daging ayam ras, telur ayam ras, cabai merah, dan beras. Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas lain akibat naiknya harga BBM pada Juni 2013.(owi/jpnn/adz)

[table caption=”Kota dengan Biaya Hidup Tertinggi” delimiter=”|”]

1.[attr style=”width:30px”] |Jakarta    |Rp7,5 juta per bulan
2. |Jayapura    |Rp6,93 juta per bulan
3. |Ternate    |Rp6,42 juta per bulan
4. |Depok     |Rp6,33 juta per bulan
-[attr colspan=”3″]
8. |Surabaya    |Rp6,05 juta per bulan
-[attr colspan=”3″]
15. |Bandung    |Rp5,63 juta per bulan
-[attr colspan=”3″]
24. |Malang    |Rp5,07 juta per bulan
-[attr colspan=”3″]
26. |Medan    |Rp 5,01 juta per bulan
-[attr colspan=”3″]
-[attr colspan=”3″]
-[attr colspan=”3″]
82. |Banyuwangi    |Rp3,02 juta per bulan

[/table]

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/