26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Siswi SMP Kritis Ditabrak

Foto: Akbar/Posmetro Medan/JPNN Novi, korban geng motor, dirawat di RS Estomihi.
Foto: Akbar/Posmetro Medan/JPNN
Novi, korban geng motor, dirawat di RS Estomihi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kawanan geng motor kembali buat ulah. Kali ini giliran Novi Anggraini Nasution (14), seorang pelajar kelas tiga SMP yang jadi korban. Kepala remaja malang itu retak terhempas ke aspal setelah sepeda motor yang ditumpanginya dipepet dan ditabrak dua pengendara sepeda motor. Aksi brutal kawanan geng motor itu terjadi di Jl. SM Raja, Kec. Medan Kota, persisnya di depan Universitas UISU Medan, Minggu (5/1) sekira pukul 00.15 WIB.

Info dihimpun, kala itu korban dan beberapa temannya baru saja selesai makan di kawasan Jl. Teladan Medan. Tak lama berselang, Ridho (20) berniat mengantar korban pulang ke rumahnya di Jl. Garu 5, Kel. Harjosari, Kec. Medan Amplas.

“Selesai makan, dia (Novi-red) ngebet minta pulang karena sudah malam. Makanya kami pulang,” kata Ridho saat ditemui kru koran ini di rumah sakit yang yang berada di Jl. SM Raja Medan itu, Minggu (5/1) siang. Karena Novi terus memaksa, Ridho akhirnya mengengkol mesin sepeda motor Yamaha Mio Gt warna biru milik temannya. Dengan membonceng Novi, sepeda motor pun melaju pelan dari Jl. Teladan menuju rumah korban.

Namun naas, saat melintas di lokasi, sepeda motor mereka tiba-tiba dipepet 4 pria yang berboncengan mengendarai dua sepeda motor. Detik berikutnya, ban depan sepeda motor korban pun ditabrak pelaku, hingga Ridho dan Novi terpental ke aspal.

“Sama-sama terpental kami, tapi kepala Novi yang terbentur keras ke aspal. Darah segar langsung keluar dari kepalanya. Di situ masih sempat dia teriak bang,” kenang Ridho. Melihat kedua korban terkapar, belasan rekan pelaku yang telah menunggu di belakang pun mendatangi lokasi. Mereka berusaha mengambil sepeda motor Ridho. Namun, aksi komplotan ini digagalkan teman-teman Ridho yang keburu tiba di lokasi. Para pelaku sempat diteriaki rampok, hingga mengundang perhatian warga.

Takut jadi bulan-bulanan massa, para pelaku memilih tancap gas. Sementara Novi yang tergeletak bersimbah darah dilarikan Ridho dan teman-temannya ke RS Estomihi yang tak jauh dari lokasi.

“Kalau aku cuma lecet- lecet saja, luka Novi yang parah. Tangannya terkilir, kepalanya pecah. Wajahnya hancur terseret aspal. Pelakunya ada lima kereta. Kalau jumlahnya belasan gitu,” ucap Ridho diamini teman-temannya.

Pasca Novi menjalani perawatan, Ridho pun menghubungi orangtua korban. Tak lama berselang, ayah korban Ucok Rony Nasution (51) dan istrinya, Ernia Wanti (43) tiba di rumah sakit. Berharap pelaku ditangkap, pasutri itu memilih buat pengaduan ke Polsek Medan Kota. Tapi miris, polisi justru menolak laporan orangtua korban.

“Sudah jelas-jelas anakku jadi korban geng motor, polisi malah menyuruhku buat laporan ke Sat Lantas Polsresta Medan. Kalau begini, bagaimana mungkin polisi bisa menangkap pelaku. Sampai kapanpun geng motor itu tak akan bisa diberantas,” kesal Ucok.

Dalam hal ini, Ucok berharap polisi lebih bisa melihat dampak dari kekerasan yang dilakukan para geng motor. “Liatlah bang, seperti ini anak saya sekarang, nggak bisa apa-apa lagi. Sudah diam saja dia,” lirihnya dengan mata berkaca-kaca. “Semoga saja anak kami ini bisa sembuh, karena kata dokter di otaknya ada gumpalan darah. Makanya di belum sadar-sadar,” kata Ernia sedih. (cr1/deo)

Foto: Akbar/Posmetro Medan/JPNN Novi, korban geng motor, dirawat di RS Estomihi.
Foto: Akbar/Posmetro Medan/JPNN
Novi, korban geng motor, dirawat di RS Estomihi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kawanan geng motor kembali buat ulah. Kali ini giliran Novi Anggraini Nasution (14), seorang pelajar kelas tiga SMP yang jadi korban. Kepala remaja malang itu retak terhempas ke aspal setelah sepeda motor yang ditumpanginya dipepet dan ditabrak dua pengendara sepeda motor. Aksi brutal kawanan geng motor itu terjadi di Jl. SM Raja, Kec. Medan Kota, persisnya di depan Universitas UISU Medan, Minggu (5/1) sekira pukul 00.15 WIB.

Info dihimpun, kala itu korban dan beberapa temannya baru saja selesai makan di kawasan Jl. Teladan Medan. Tak lama berselang, Ridho (20) berniat mengantar korban pulang ke rumahnya di Jl. Garu 5, Kel. Harjosari, Kec. Medan Amplas.

“Selesai makan, dia (Novi-red) ngebet minta pulang karena sudah malam. Makanya kami pulang,” kata Ridho saat ditemui kru koran ini di rumah sakit yang yang berada di Jl. SM Raja Medan itu, Minggu (5/1) siang. Karena Novi terus memaksa, Ridho akhirnya mengengkol mesin sepeda motor Yamaha Mio Gt warna biru milik temannya. Dengan membonceng Novi, sepeda motor pun melaju pelan dari Jl. Teladan menuju rumah korban.

Namun naas, saat melintas di lokasi, sepeda motor mereka tiba-tiba dipepet 4 pria yang berboncengan mengendarai dua sepeda motor. Detik berikutnya, ban depan sepeda motor korban pun ditabrak pelaku, hingga Ridho dan Novi terpental ke aspal.

“Sama-sama terpental kami, tapi kepala Novi yang terbentur keras ke aspal. Darah segar langsung keluar dari kepalanya. Di situ masih sempat dia teriak bang,” kenang Ridho. Melihat kedua korban terkapar, belasan rekan pelaku yang telah menunggu di belakang pun mendatangi lokasi. Mereka berusaha mengambil sepeda motor Ridho. Namun, aksi komplotan ini digagalkan teman-teman Ridho yang keburu tiba di lokasi. Para pelaku sempat diteriaki rampok, hingga mengundang perhatian warga.

Takut jadi bulan-bulanan massa, para pelaku memilih tancap gas. Sementara Novi yang tergeletak bersimbah darah dilarikan Ridho dan teman-temannya ke RS Estomihi yang tak jauh dari lokasi.

“Kalau aku cuma lecet- lecet saja, luka Novi yang parah. Tangannya terkilir, kepalanya pecah. Wajahnya hancur terseret aspal. Pelakunya ada lima kereta. Kalau jumlahnya belasan gitu,” ucap Ridho diamini teman-temannya.

Pasca Novi menjalani perawatan, Ridho pun menghubungi orangtua korban. Tak lama berselang, ayah korban Ucok Rony Nasution (51) dan istrinya, Ernia Wanti (43) tiba di rumah sakit. Berharap pelaku ditangkap, pasutri itu memilih buat pengaduan ke Polsek Medan Kota. Tapi miris, polisi justru menolak laporan orangtua korban.

“Sudah jelas-jelas anakku jadi korban geng motor, polisi malah menyuruhku buat laporan ke Sat Lantas Polsresta Medan. Kalau begini, bagaimana mungkin polisi bisa menangkap pelaku. Sampai kapanpun geng motor itu tak akan bisa diberantas,” kesal Ucok.

Dalam hal ini, Ucok berharap polisi lebih bisa melihat dampak dari kekerasan yang dilakukan para geng motor. “Liatlah bang, seperti ini anak saya sekarang, nggak bisa apa-apa lagi. Sudah diam saja dia,” lirihnya dengan mata berkaca-kaca. “Semoga saja anak kami ini bisa sembuh, karena kata dokter di otaknya ada gumpalan darah. Makanya di belum sadar-sadar,” kata Ernia sedih. (cr1/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/