MALANG – Manajer Hamburg SV, Kreuzer Oliver membela skuatnya terhadap sikap angkuh yang ditunjukkan usai laga uji coba internasional menghadapi Arema Cronus di Stadion Kanjuruhan, Senin (6/1). Menurutnya, para pemain stress dan sangat lelah sehingga memilih langsung masuk ke ruang ganti usai pertandingan.
“Ditambah lagi setelah ini kita harus ke Abu Dabhi,” kata Kreuzer Oliver seperti yang dilansir Malang Post (JPNN Group), Selasa (7/1).
Pertandingan uji coba internasional antara Arema Cronus menghadapi Hamburg SV meninggalkan jejak negatif. Pasalnya, di akhir pertandingan yang berkedudukan 2-2, kapten Hamburg SV Rafael Van Der Vaart terlihat menghampiri wasit dan melakukan protes.
Prosesi tukar jersey yang biasanya terjadi di akhir laga uji coba seperti ini juga tidak terjadi antar pemain kedua tim. Jangankan untuk bertukar jersey, para pemain Hamburg SV menolak bersalaman dengan para pemain Arema dan memilih langsung memasuki kamar ganti setelah wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan usai.
Menanggapi kejadian ini, CEO Arema Iwan Budianto mengaku prihatin. “Saya sedih kenapa setiap tim luar negeri kalau tidak bisa menang selalu marah,” ujar IB, sapaan akrabnya, kepada Malang Post (JPNN Group) ketika ditemui usai pertandingan. (fin/awa/jpnn)
MALANG – Manajer Hamburg SV, Kreuzer Oliver membela skuatnya terhadap sikap angkuh yang ditunjukkan usai laga uji coba internasional menghadapi Arema Cronus di Stadion Kanjuruhan, Senin (6/1). Menurutnya, para pemain stress dan sangat lelah sehingga memilih langsung masuk ke ruang ganti usai pertandingan.
“Ditambah lagi setelah ini kita harus ke Abu Dabhi,” kata Kreuzer Oliver seperti yang dilansir Malang Post (JPNN Group), Selasa (7/1).
Pertandingan uji coba internasional antara Arema Cronus menghadapi Hamburg SV meninggalkan jejak negatif. Pasalnya, di akhir pertandingan yang berkedudukan 2-2, kapten Hamburg SV Rafael Van Der Vaart terlihat menghampiri wasit dan melakukan protes.
Prosesi tukar jersey yang biasanya terjadi di akhir laga uji coba seperti ini juga tidak terjadi antar pemain kedua tim. Jangankan untuk bertukar jersey, para pemain Hamburg SV menolak bersalaman dengan para pemain Arema dan memilih langsung memasuki kamar ganti setelah wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan usai.
Menanggapi kejadian ini, CEO Arema Iwan Budianto mengaku prihatin. “Saya sedih kenapa setiap tim luar negeri kalau tidak bisa menang selalu marah,” ujar IB, sapaan akrabnya, kepada Malang Post (JPNN Group) ketika ditemui usai pertandingan. (fin/awa/jpnn)