MEDAN – Debu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung di Tanahkaro kembali menyelimuti kota Medan. Kendati lebih tipis dari beberapa pekan silam, namun prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumbagut, debu kiriman ini akan berlangsung 2-3 hari ke depan.
“Pantauan kami 2-3 hari ke depan arah angin timur akan tetap. Kondisi ini berpotensi membawa debu vulkanik pasca-letusan Gunung Sinabung ke wilayah Medan,” ujar Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Sumbagut, Hendra Suwarta, Sabtu (11/1) siang.
Dalam pantauan Sumut Pos, wilayah terparah yang terkena dampak hujan debu vulkanik adalah di kawasan Medan Tuntungan, yang jaraknya relatif paling dekat dengan Kdebupaten Karo. Di kawasan ini ‘serbuan’ hujan debu vulkanik membuat jarak pandang pengendara hanya mencapai sekitar 100 meter.
“Kami tak tahu tadinya kalau ini debu vulkanik. Kami pikir cuma debu jalanan. Tapi lama-lama kok debunya semakin tebal. Mobil-mobil yang lewat juga banyak yang berdebu,” kata Indra Juli, seorang warga Medan Tuntungan, Sabtu (11/1).
Beberapa pengendara sepeda motor pun terlihat mengeluh. Mereka mengeluh karena debu vulkanik itu mengganggu pandangan para pengendara motor. “Debunya lumayan tebal juga. Bahkan kalau kena mata cukup perih,” kata Wika (22), warga Jalan Ngumban Surbakti, Medan. Dia mengaku terpaksa mengenakan masker sebagai pelindung.
‘’Kalau tak pakai masker sesak juga nafas. Tebal kali debu di jalan, apalagi ditambah proyek pembangunan fly over. debunya terbang kemana-mana. “Tak seperti November lalu. Saat itu, waktu malam pun debu itu terlihat,” kata Zuhdi (30), warga Medan Sunggal.
Begitupun dia mengaku terpaksa menepis debu halus dari bangku sepeda motornya yang terparkir sejak pagi di depan rumah. “Ya, debunya ngumpul di atas bangku,” imbuhnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Asren Nasution mengatakan debu vulkanik dari erupsi Sinabung yang menyelimuti kota Medan pada Sabtu (11/1) pagi ikut menjangkau sejumlah kawasan, seperti Deliserdang, Binjai, dan Langkat. debu vulkanik itu berasal dari erupsi Sindebung yang terjadi pada Sabtu (11/1) pukul 04.00 WIB dini hari. “Debu vulkanik itu terbawa angin. Arahnya terus berubah,” katanya.
Kondisi angin yang relatif tak tentu itu, lanjut Asren, membuat arah semburan debu vulkanik sulit dipastikan arahnya. Bahkan daerah lain yang jauh dari kota Medan terancam terkena semburan debu. “Ya itu tadi karena arah debu vulkanik itu berubah akibat faktor arah angin,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Usma Polita, mengatakan, pengendara sepeda motor lebih baik menggunakan pelindung mata dan masker ketika berkendara. Dengan keadaan seperti ini, dia menghimbau kepada masyarakat agar membatasi kegiatan diluar rumah.
“Ada baiknya para pengguna kendaraan seperti sepeda motor untuk menggunakan kaca mata dan masker ketika sedang mengendarai kendaraan,” jelasnya.
Apabila tidak turun hujan, dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk menyiram halaman rumahnya masing-masing yang sudah mulai diselimuti debu vulkanik. Dia mengaku apa yang disampaikannya ini untuk meminimalisir kemungkinan terkena penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Red).
“Saya berharap seluruh masyarakat di Medan agar lebih berhati-hati menyikapi kondisi alam yang tak bersahabat seperti ini,” tandasnya.
Sebelumnya, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Medan membagikan bantuan masker kepada pengendara yang melintas di Jalan Palang Merah atau persis didepan kantor PMI Cabang Medan.
Koordinator aksi, Zulhamsyah, menyebutkan pihaknya membagikan masker sebanyak 300 helai kepada masyarakat yang melintasi Jalan Palang Merah atau persis didepan Kantor PMI Medan.
Dia mengaku pembagian masker ini merupakan kegitan spontanitas tanpa direncanakan sebelumnya. “ Setelah kita lihat debu vulkanik sampai di Kota Medan, PMI punya inisiatif untuk membagikan masker kepad pengendara sepeda motor dan mobil yang melintas agar tidak terhirup debu vulkanik yang dapat mengganggu kesehatan,” ungkapnya.
“Debu vulkanik sudah menembus jarak 80 kilometer lebih dari Kdebupaten Karo ke Kota Medan, hal ini disebabkan arah angin timur laut sejak dini hari, “ tambahnya.
Salah seorang pengendara bernama Maicin mengaku dirinya susah bernafas ketika terhirup debu vulkanik. Tak cuma itu dia juga mengaku mencium bau belerang yang menyengat. “Kami pengendara motor berterimakasih kepada PMI yang membagikan masker,” katanya.
Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan letusan gunung sindebung sudah mencapai dua puluh kali hingga dini hari tadi (kemarin,red). Status Gunung Sindebung juga sudah berubah menjadi awas level IV yang sebelumnya masih berstatus ‘waspada’. (mag-5/dik/val)