Ulos tak hanya dipakai dalam setiap kegiatan adat Batak saja. Di tangan Roma Girsang, wanita kelahiran 16 April 1967 ini, ulos mampu dimodifikasi dalam bentuk fashion. Bahkan, ia mampu memadumadankan ulos dari Samosir, Balige dan Tarutung menjadi satu dalam motif fashion.
Untuk mendapatkan fashion bermotif ulos buatan tangan Roma, tak perlu jauh-jauh harus ke daerah Tapanulin
Pasalnya, Roma sejak sepekan lalu membuka gerai di Medan, tepatnya di Jalan Darussalam No 2. Ia member nama tokonya Kria Ulos. Selain di toko yang ia buka, segala bentuk barang-barang tersebut juga ia jual di galeri miliknya di Jalan Teratai No 14 A Medan.
Dari inovasi kain ulosnya, ia membuat motif yang tidak biasa dengan melakukan pengembangan menjadi motif moderen dengan memasukkan unsur-unsur ulos Samosir, Balige dan Tarutung tersebut. Yakni, dengan bermain warna-warna terang seperti merah, biru, oranye. Kesemua warna dipadupadankan sehingga tenunan ulos dari 3 daerah itu dirancang menjadi satu fashion baju. “Saya yang merancang tenunan ulosnya. Saya juga mengajarkan kepada murid-murid saya yang sudah bisa menenun,” kata Roma.
Produk yang dijual Roma semua berbahan ulos, baik produk tas, baju laki-laki dan baju perempuan. Ada juga dalam bentuk tas, aksesories, gantungan kunci, dompet. Harga yang dipatok juga terjangkau. Untuk, harga gantungan kunci mulai Rp7.000, tas Rp600 ribu dan itu tergantung jenis ulosnya. Sedangkan untuk baju pria dan wanita harga yang ia patok sekitar Rp300 ribu- Rp700 ribu, juga tergantung ulosnya juga.
Pasar ulos buatan Roma tak tanggung-tanggung, bisa menembus pasar internasional. Mulai dari Los Angles, Malaysia, Jerman dan Australia, bahkan sampai ke Rusia. “Kemarin itu, frame dengan unsur Batak ada pemesannya sebanyak 300 frame ke luar negeri. Semuanya terpasarkan berdasarkan mulut ke mulut,” tuturnya.
Roma saat ini tengah gencar melakukan promosi. “Saya terus melakukan inovasi untuk model-model baru. Rencananya bulan depan tepatnya tanggal 20 Februari saya di undang fashion week di Jakarta dari kementrian. Saya ditunjuk oleh Dinas Pariwisata Sumut, dan mendapatkan satu stand tetap yang saya pasarkan adalah ulos daerah Balige, Tarutung dan Samosir,” bilangnya seraya mengatakan tak memiliki sekolah khusus seni namun inovasi buatannya merupakan hobi.
Roma bertekad agar usaha Kria Ulosnya bisa dipakai semua kalangan, mengingat harganya terjangkau.(nit/ila)