SURABAYA – Kongres PSSI 2014 yang berlangsung di Hotel Shangri-La, Surabaya telah usai kemarin (26/1). Sejumlah rekomendasi dan keputusan juga dihasilkan dalam kongres yang dihadiri 86 anggota yang sudah teregistrasi dari total 102 anggota yang diundang.
Mereka berasal dari berbagai elemen, seperti klub, asosiasi provinsi, asosiasi pemain, pelatih, wasit, sepak bola wanita, dan futsal. Dalam salah satu keputusannya, termasuk didalamnya yakni tentang misi PSSI untuk mewujudkan prestasi timnas di masing-masing kelompok umur.
“Karena kongres dihadiri lebih dari 85 persen dari anggota, maka Kongres sudah resmi dilakukan,” ujar Djoko Driyono, Sekretaris Jendral PSSI Pusat.
Dari timnas senior, U-23, U-19, U-16, U-14 diharapkan kembali prestasi yang bisa diwujudkan pemain timnas. “Tadi sudah diputuskan juga bahwa kami akan mempertahankan juara AFF Cup U-19 mendatang,” terangnya
Djoko juga menyampaikan bahwa hasil kongres tadi malam juga merekomendasikan agar timnas U-19 bisa lolos ke piala Dunia 2015 di Selandia Baru.
“Kami ingin Garuda jaya bisa masuk di level dunia, kami yakin dengan kemampuan dan kualitas anak-anak,” lebihnya.
Belum lagi harapan tinggi yang di sematkan pada timnas U-23 yang akan dikirim ke Asian Games Incheon Korea Selatan 2014 ini. “Kalau memang jadi berangkat, kami mematok 8 besar bisa diraih Timnas. Mengingat prestasi yang cukup baik ditunjukkan di SEA Games lalu,” tegasnya.
Nah, yang menjadikan kongres lebih menarik kemarin adalah demo yang dilakukan ribuan Bonek mania-pendukung Persebaya 1927 di sepanjang jalan Mayjend Sungkono, persis di depan hotel tempat berlangsungnya kongres.
Bahkan beberapa perwakilan Persebaya 1927 seperti Saleh Ismail Mukadar (Komisaris Persebaya 1927), Cholid Ghoromah (CEO), dan Ita Bonita (pentolan suporter perempuan bonek).
Sayang, keberadaanya untuk menuntut kejelasan nasib klubnya yang kini dihapus paksa PSSI tak menemui titik terang. Orasi yang dilakukan ribuan bonek juga tak membuahkan hasil. Perwakilan bonek hanya ditemui pihak keamanan didepan hotel. Mereka tak dibiarkan bertemu dengan Djohar Arifin Husin.
“Kami hanya minta bertemu dengan pak Djohar, barang 10 menit saja, kan beliau bapaknya sepakbola Indonesia masak ketemu kami saja gak berani,” ujar Saleh kemarin.
Sementara itu, Djohar sendiri mengungkapkan bahwa apa yang terjadi diluar area kongres bukanlah tanggung jawab PSSI. “Kondisi itu murni urusan internal Persebaya,” katanya.
Pria yang menjabat Ketua umum setelah era Nurdin Halid itu menyatakan bahwa pihaknya akan membantu menyelasaikan persoalan tim dibawah naungannya. “Kami hanya mengurus permasalahan klub yang termasuk anggota kami. Mereka bukan termasuk disitu,” tandasnya (nap)