Nurdin Curhat ke Komisi X DPR
JAKARTA- Ketua Umum PSSI Nurdin Halid memohon perlindungan Komisi X DPR RI karena diri dan keluarga terancam akan dibunuh terkait kemelut yang melanda PSSI menjelang dilangsungkannya Kongres PSSI.
Nurdin mengaku siap mengungkap tabir tersebut asal dirinya memperoleh perlindungann
dari Komisi X yang membidangi persoalan olahraga.
Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) yang dipimpin oleh Ketua Komisi X Mahyudin (FPD) dan Wakil Ketua Komisi Rully Chaerul Azwar dengan nada getir, Nurdin siap menyebutkan nama pejabat negara atau menteri yang mengancam akan membunuhnya melalui pesan singkat dan telepon.
“Jiwa saya terancam akan dibunuh. Saya dan keluarga saya juga terima SMS akan dibunuh, demikian beberapa pengurus PSSI daerah juga diancam akan dibunuh,” ujar Nurdin Halid, dengan mata berkaca-kaca, didampingi Sekjen PSSI Noegraha Besoes dan seluruh jajaran pengurus PSSI di gedung DPR, Senayan Jakarta, Selasa (1/3).
Di hadapan anggota Komisi X DPR RI, Nurdin juga mengaku siap mengungkap identitas para pengancamnya yang diduga berasal dari pejabat negara maupun menteri, asal dirinya memperoleh perlindungan dari DPR.
“Saya siap buka-bukaan asal DPR mau melindungi saya. Saya minta jaminan. Apapun saya siap buka. Siapa menteri yang ancam saya, akan saya buka! Siapa pejabat tinggi yang ancam saya, akan saya buka. Saya akan buka semua, kapan ancaman itu, hari apa jam berapa saya buka. Soal hidup saya serahkan ke Allah,” ujar Nurdin.
Tak pelak, pernyataan Nurdin tersebut mengundang respon beberapa anggota Komisi X untuk melanjutkan RDPU tersebut dengan rapat tertutup, karena mengandung terancamnya jiwa Nurdin Halid.
“Saya tersentak. Kita harus hati-hati soal ini. Saya khawatir yang terjadi sudah keluar dari substansi. Saya usulkan kepada beliau untuk bicara dalam rapat tertutup,” kata anggota Komisi X dari Fraksi PKB, Hanif Dhakiri.
Namun beberapa anggota diantaranya Dedi Gumelar (FPDI Perjuangan), Gde Pasek (FPD), dan Jamal Aziz (F-Hanura) menolaknya, karena sifat RDPU terbuka untuk umum.
Dalam RDPU tersebut, Nurdin menegaskan bahwa motivasinya bertahan dalam kepengurusan PSSI karena ingin mengawal konstitusi PSSI dan menjaga harkat, martabat dan marwah PSSI dari intervensi apapun.
“Motivasi saya bertahan cuma satu, hendak mengawal konstitusi PSSI, tidak boleh ada intervensi, tidak boleh ada yang mengatur siapa yang boleh jadi ketua umum,” kata Nurdin.
Namun demikian, kata Nurdin, hingga RDPU, Nurdin mengaku belum pernah mengajukan atau deklarasi mencalonkan diri sebagai Ketum PSSI. Nurdin mengaku dirinya baru akan menyatakan diri bersedia atau tidak dicalonkan, pada saat Kongres PSSI digelar. “Jadi, saya tegaskan lagi kenapa saya bertahan karena ingin menjaga harkat, martabat, marwah, PSSI. Secara pribadi, saya pun menghendaki siapa pun boleh maju, bertarunglah seperti tahun 2003,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Nurdin juga membantah pernyataan bahwa PSSI tak berprestasi selama dua periode kepemimpinannya. Di eranya, Nurdin menyatakan PSSI berada di peringkat delapan Asia dan rangking satu Asean. Dengan prestasi itu, kata Nurdin, prestasi kompetisi tingkat nasional berarti sudah diakui dunia.
“Dengan prestasi ini kita memiliki dua jatah di Champion Cup, satu langsung dan satu tim lagi melalui play off. Sementara negara lain cuma memiliki jatah satu itu pun lewat pertandingan play off,” tukasnya.
Nurdin juga membantah PSSI dikuasai oleh Partai Golkar. Kedatangan Timnas ke rumah Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tidak menunjukkan itu karena Timnas ingin mengucapkan terima kasih.
“Ada kesan PSSI milik kelompok tertentu, ini yang saya bingung dan saya sedih karena demi Allah, demi Tuhan tidak ada sedikitpun,” kata Nurdin.
Menurutnya, keluarga Bakrie memang memiliki kontribusi terhadap PSSI. Namun itu tidak berarti Golkar menguasai PSSI. “Kedatangan Timnas ke rumah Abdurizal Bakrie murni betul-betul untuk mengucapkan terimakasih kepada keluarga Bakrie, karena beliau menghibahkan 25 hektar tanah ke PSSI untuk dibangun sekolah sepak bola,” tambah Nurdin.
Menurut Nurdin, rencana membawa Timnas kerumah Bakrie sudah direncanakan jauh sebelum ada AFF. “Saya ingin membawa Timnas untuk bersilaturahmi mengucapkan terimakasih kepada keluarga besar Bakrie bukan kepada ketua umum Golkar,” tegasnya.
Nurdin juga mengatakan mengucapkan terima kasih kepada Aburizal Bakrie perlu dilakukan, agar PSSI dan Timnas mendapatkan lagi bantuan dari keluarga Bakrie. Nurdin juga membantah telah mengatakan keberhasilan Timnas di AFF adalah keberhasilan Partai Golkar.
“Kata-kata saya begini karena semboyan Golkar suara rakyat, suara Golkar. Apapun kerja kalian sebagai kader Golkar harus mengabdi untuk rakyat, harus berkerja untuk rakyat. Contohnya saya sebagai Ketua PSSI, saya harus berkerja keras bagaimana PSSI berhasil sehingga diminati, digemari bagi seluruh rakyat terhadap kualitas Timnas,” ujar Nurdin. (fas/jpnn)