LAGI, Cut Tari tidak menghadiri sidang perceraiannya di Pengadilan Agama (PA) Jakarta Timur. Rabu (5/2), hanya Yusuf Subrata saja yang hadir dalam sidang beragendakan mediasi itu. Didampingi kuasa hukumnya, Michelle Stanley, dia datang telat, sehingga sidang ditunda hingga 5 Maret mendatang.
”Sebenarnya kami ingin mediasi, cuma kita telat. Kita lupa kasih informasi ke pengadilan,” ujar Yusuf yang keberatan dengan penundaan sidang itu. Sempat mangkir pada sidang perdana, kemarin dia sengaja datang agar proses cerai bisa cepat selesai. Ternyata, dia harus menunggu hingga bulan depan.
Dia mengaku tidak tahu alasan Tari tidak datang. ”Nggak tahu ya, mungkin karena masalah panggilan alamat, rumahnya kan jauh,” katanya. Meski kecewa, dia bertekad datang pada sidang berikutnya. ”Ya mau bagaimana, harus disempatin (datang). Mau ada aktivitas apapun harus disempatin,” tegasnya.
Pria berkulit putih itu menyadari perceraian itu akan berdampak terhadap kondisi psikologis anak mereka, Sydney Azkassyah Yusuf. Semakin cepat sidang selesai, diyakininya semakin minim pula dampaknya. ”Baik kecil atau besar, dampak ada. Anak masih terlalu kecil untuk mengerti,” tuturnya.
Makanya, dia pun berharap Tari tidak mangkir lagi, bulan depan. ”Semakin lama begini terus kan capek ya. Semua masalah harus diselesaikan dengan baik dan tuntas, jangan ditunda,” ungkapnya seraya menambahkan, hak asuh anak dan harta gono gini sudah disepakati di luar sidang. ”Kalau diskusi penyelesaian (hak asuh anak dan harta gono gini) sudah kemarin ya,” terangnya. (ash)
LAGI, Cut Tari tidak menghadiri sidang perceraiannya di Pengadilan Agama (PA) Jakarta Timur. Rabu (5/2), hanya Yusuf Subrata saja yang hadir dalam sidang beragendakan mediasi itu. Didampingi kuasa hukumnya, Michelle Stanley, dia datang telat, sehingga sidang ditunda hingga 5 Maret mendatang.
”Sebenarnya kami ingin mediasi, cuma kita telat. Kita lupa kasih informasi ke pengadilan,” ujar Yusuf yang keberatan dengan penundaan sidang itu. Sempat mangkir pada sidang perdana, kemarin dia sengaja datang agar proses cerai bisa cepat selesai. Ternyata, dia harus menunggu hingga bulan depan.
Dia mengaku tidak tahu alasan Tari tidak datang. ”Nggak tahu ya, mungkin karena masalah panggilan alamat, rumahnya kan jauh,” katanya. Meski kecewa, dia bertekad datang pada sidang berikutnya. ”Ya mau bagaimana, harus disempatin (datang). Mau ada aktivitas apapun harus disempatin,” tegasnya.
Pria berkulit putih itu menyadari perceraian itu akan berdampak terhadap kondisi psikologis anak mereka, Sydney Azkassyah Yusuf. Semakin cepat sidang selesai, diyakininya semakin minim pula dampaknya. ”Baik kecil atau besar, dampak ada. Anak masih terlalu kecil untuk mengerti,” tuturnya.
Makanya, dia pun berharap Tari tidak mangkir lagi, bulan depan. ”Semakin lama begini terus kan capek ya. Semua masalah harus diselesaikan dengan baik dan tuntas, jangan ditunda,” ungkapnya seraya menambahkan, hak asuh anak dan harta gono gini sudah disepakati di luar sidang. ”Kalau diskusi penyelesaian (hak asuh anak dan harta gono gini) sudah kemarin ya,” terangnya. (ash)