SURABAYA – Dahlan Iskan adalah calon presiden yang tak melupakan asal muasalnya. Kemarin, sebelum berangkat ke arena debat bernegara, mantan bos Perusahaan Listrik Negara (PLN) itu lebih dulu mampir ke kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim. Dari markas para wartawan itulah, Dahlan diantarkan dengan long march ke Grand City dalam suasana rintik-rintik hujan.
Di sana, puluhan wartawan senior dan para pengurus PWI Jatim telah menyambut Dahlan. Mereka duduk melingkar di ruang utama kantor. Dahlan yang datang, langsung disambut dengan yel-yel yang mendukungnya. Dahlan pun menyalami satu per satu para wartawan senior itu. Di antaranya Prof Dr Sam Abede Pareno, Ketua PWI Jatim Ahmad Munir, mantan Ketua PWI Dhiman Abror Djuraid dan sesepuh pers lainnya.
Di sela-sela pertemuan itu, Dahlan mengungkapkan bahwa dirinya bukan seorang yang lupa dengan masa lalunya. Maklum saja, Dahlan pernah menjabat sebagai ketua PWI selama dua periode berturut-turut. Karenanya, dia mengaku amat dekat dengan PWI. “Bila saya menjadi presiden tentu saya akan terus menjaga nama baikn
wartawan dan pers Indonesia,” ungkapnya.
Menurut dia, pers harus berkualitas dan sangat mendukung kemajuan. “Berkualitas saja tapi tidak mau maju tentu juga tidak bermakna apa-apa,” ungkapnya di sambut tepuk tangan para koleganya.
Sebelum memberangkatkan Dahlan ke arena debat konvensi capres, para pengurus PWI mendaulat Dahlan untuk berpidato. Dia sempat mengutarakan bahwa tujuannya mengikuti konvensi karena menganggap ajang tersebut adalah ajang pemilihan capres yang baik. “Ini memang cara yang terbaik. Dimana capres tidak asal ditunjuk. Namun, masyarakat diminta menilai,” katanya.
Dahlan mengungkapkan di antara peserta konvensi, dirinya memang dinilai paling unggul. Namun, itu semua terjadi karena dukungan masyarakat yang cukup besar.
“Saat ini memang jalannya konvensi memang sudah 50 persen. Dan, semoga ini terus terjadi hingga final konvensi April nanti,” katanya.
Ketua PWI Jatim mengungkapkan bahwa pihaknya merasa terhormat bisa mengantarkan Dahlan ke arena debat. Dia mengingat, saat tahun 2004 lalu, Arif Afandi, yang juga seorang wartawan menegaskan diri sebagai calon wakil wali kota Surabaya juga di depan kantor PWI. “Semoga ini kisah sukses itu bisa terulang lagi,” ucapnya.
Diringi ribuan pendukung dan beragam atraksi, Dahlan lantas berjalan kaki menuju arena konvensi dalam kondisi gerimis. “Sekarang memang hujan. Tapi, ini semua bukanlah penghalang,” ucapnya. Pernyataan itu pun disambut sorak-sorai para pendukungnya.
Dalam perjalanan itu, Dahlan juga menyempatkan diri menyapa warga Surabaya. Bahkan, berkali-kali dia toast dengan pengendara melintas menuju arena debat.
Sesampai di Grand City, Dahlan terus dielu-elukan para pendukungnya. Sampai dia masuk ke arena debat capres. Memang, pendukung Dahlan jauh lebih banyak dibandingkan calon lain. Tak cuma jumlahnya yang besar. Namun juga paling heboh. (git/jpnn/val)