26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

AKBP Pamudji Ditembak Anak Buah dari Jarak Jauh

JAKARTA- Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya memastikan kematian Kadenma Polda Metro Jaya AKBP Pamudji akibat ditembak dari jarak jauh. Temuan itu berdasarkan hasil laboartorim forensik (labfor) yang menunjukkan di tangan sang penembak, Brigadir Susanto ada jelaga atau sisa pembakaran mesiu. Sedangkan di kepala dan tangan AKBP Pamudji tak ditemukan jelaga.

polisi tembak polisi 1“Jadi dapat disimpulkan, korban ditembak dari jarak yang jauh.

Karena memang tidak ada jelaga di tubuh korban,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Heru Pranoto  kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (19/3).

Namun, kata dia, pihaknya hingga saat ini masih mendalami motif Brigadir Santoso nekat menembak atasannya. “Masih kami dalami motifnya,” lanjutnya.

Sebelumnya, Brigadir Susanto mengelak bahwa dirinya yang menembak Pamudji, Heru menegaskan, pihaknya tidak mengejar pengakuan melainkan bukti-bukti yang ada. “Kita tidak butuh pengakuan karena semua bukti sudah mengarah ke dia,” tegasnya.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, Brigadir Susanto tak banyak bicara soal penembakan tersebut.

“Tidak spesifik yang tahu hanya Brigadir S yang berhadapan langsung dengan korban. Namun, dia (Brigadir Susanto) tidak bicara banyak,” ujar Rikwanto, Rabu (19/3). Kata dia, berdasarkan keterangan saksi Aiptu D melihat Brigadir Susanto ditegur karena tidak berpakaian lengkap (seragam polisi).

“Lalu, senjata Brigadir S sempat diambil oleh Pamudji, dan sempat dimasukan kantong sebelah kiri. Kemudian Aiptu D pergi meninggalkan tempat karena dia lepas dinas,” tuturnya. Seusai Aiptu D meninggalkan lokasi kejadian berjarak 30 meter terdengar suara letusan.

“Aiptu D kembali ke lokasi dan di lokasi sudah ada Brigadir S yang menyatakan AKBP Pamudji meninggal dunia karena bunuh diri,” ujarnya.

Karir Brigadir Susanto di kepolisian nampaknya akan segera berakhir, setelah nekat menghabisi nyawa atasannya AKBP Pamudji di kantor unit Yanma Polda Metro Jaya.

Menurut Rikwanto, Brigadir Susanto akan dikenakan Pasal 338 KUHP, jika sudah ditetapkan sebagai tersangka. “Nanti kalau sudah jadi tersangka ditentukan Pasalnya 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara. Selanjutnya masalah internal akan dipecat,” tukas Rikwanto.

Dari informasi yang dihimpun, sebelum terjadi penembakan di ruang piket pelayanan Mapolda  Metro Jaya, istri AKBP Pamuji yaitu AKBP Nurul Megawati sempat bertemu dan membuat janji untuk pergi bersama.

Nurul, kakak ipar korban menceritakan, pada Selasa (18/3) malam, istri korban yang juga bertugas di Polda Metro Jaya sempat menemui korban di lokasi penembakan. Saat itu, keduanya berjanji untuk menghadiri acara perayaan sertijab Kapolda Metro Jaya.

“Istrinya sempat menemuinya, mengajak ke acara sertijab Kapolda, malah sempet numpang ganti baju di ruangan itu,” kata Nurul di rumah duka di Cijantung, Jakarta Timur, kemarin.

Saat itu, kata Nurul, korban menyuruh istrinya terlebih dahulu berangkat. Korban mengatakan akan menyusul setelah selesai jaga. “Dia bilang sama istrinya nanti dia akan menyusul,” paparnya.

Tak lama istri korban meninggalkan ruangan, terjadi peristiwa tersebut. Kendati demikian, istri korban tidak mendengar adanya letusan senjata.

“Sudah lumayan lama dia pergi, baru ada kabar terjadi penembakan itu. Jadi dia tidak dengar dan tidak tahu saat ditembak,” ujarnya.

Sejumlah tetangga kediaman korban menyebutkan sebelum dijemput maut berencana melaksanakan ibadah umrah ke tanah suci dalam waktu dekat. Tapi, niat mulia itu urung terlaksana lantaran mepetnya waktu menjelang pelaksanaan Pemilu.

“Dia memang berencana pergi umrah setelah usai Pemilu, mungkin waktunya lebih senggang setelah Pemilu,” kata tetangga korban, Samin saat ditemui di rumah duka di Cijantung, Jakarta Timur.

Menurut Samin, korban memang dikenal rajin beribadah. Ia kerap bertemu korban di masjid untuk melakukan ibadah salat lima waktu. “Saya sering ketemu saat salat berjamaah, kalau lagi libur dia pasti salat di masjid,” paparnya. (bbs/val)

Kronologi

Pukul 21.00 WIB
AKBP Pamudji dan Brigadir S berbincang di ruang Yanma. Pamudji tengah melakukan pengawasan, sedang S petugas piket. Keduanya terlibat cekcok.

Pukul 21.30 WIB
Terdengar suara letusan. Saat para petugas piket datang, Pamudji sudah tergeletak dengan luka di kepala. Di sebelahnya ada pistol Revolver.

Pukul 21.45 WIB
Petugas provost segera mengamankan S dan Revolver yang diduga menewaskan Pamudji. Tak lama, Pamudji dibawa ke Bid Dokkes Polda Metro Jaya. Namun nyawa Pamudji tak dapat ditolong dia dinyatakan meninggal.

Pukul 22.00 WIB
Penyidik dan provost melakukan olah TKP di ruang Yanma. Seluruh pintu masuk Polda Metro ditutup dan djaga. Olah TKP dilakukan tertutup

Rabu (19/3)
Pukul 01.30 WIB
Jenazah AKBP Pamudji tiba di RS Polri dan langsung dibawa ke kamar jenazah untuk dilakukan pemeriksaan.

Kasus Penembakan Polisi vs Polisi

Penembakan di Polda Metro Jaya
Kepala Detesemen Markas Polda Metro Jaya AKBP Pamuji tertembak saat sedang bertugas pada Selasa (18/3/2014). Pelaku penembakan adalah Brigadir Susanto, anak buahnya.

Penembakan di depan Supemarket
Dua orang anggota Polsek Jatiuwung ditembak oleh anggota Polres Metro Tangerang di depan Giant Ekstra Cimone, Kota Tangerang, Sabtu (15/2/2014).

Penembakan di RS Bhayangkara
Kepala Rumah Sakit  Polisi Bhayangkara Kombes Purwadi (50) ditembak oleh polisi pengamanan obyek vital Polrestabes Makassar berinisial Briptu IK, Sabtu (6/4/2013).

Penembakan di Kontrakan
Diduga karena faktor ketidaksengajaan, seorang anggota kepolisian dari Badan Pemeliharaan Keamanan Mabes Polri Bripda F tewas ditembak temannya Bripda H saat memainkan pistol milik Briptu G.

JAKARTA- Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya memastikan kematian Kadenma Polda Metro Jaya AKBP Pamudji akibat ditembak dari jarak jauh. Temuan itu berdasarkan hasil laboartorim forensik (labfor) yang menunjukkan di tangan sang penembak, Brigadir Susanto ada jelaga atau sisa pembakaran mesiu. Sedangkan di kepala dan tangan AKBP Pamudji tak ditemukan jelaga.

polisi tembak polisi 1“Jadi dapat disimpulkan, korban ditembak dari jarak yang jauh.

Karena memang tidak ada jelaga di tubuh korban,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Heru Pranoto  kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (19/3).

Namun, kata dia, pihaknya hingga saat ini masih mendalami motif Brigadir Santoso nekat menembak atasannya. “Masih kami dalami motifnya,” lanjutnya.

Sebelumnya, Brigadir Susanto mengelak bahwa dirinya yang menembak Pamudji, Heru menegaskan, pihaknya tidak mengejar pengakuan melainkan bukti-bukti yang ada. “Kita tidak butuh pengakuan karena semua bukti sudah mengarah ke dia,” tegasnya.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, Brigadir Susanto tak banyak bicara soal penembakan tersebut.

“Tidak spesifik yang tahu hanya Brigadir S yang berhadapan langsung dengan korban. Namun, dia (Brigadir Susanto) tidak bicara banyak,” ujar Rikwanto, Rabu (19/3). Kata dia, berdasarkan keterangan saksi Aiptu D melihat Brigadir Susanto ditegur karena tidak berpakaian lengkap (seragam polisi).

“Lalu, senjata Brigadir S sempat diambil oleh Pamudji, dan sempat dimasukan kantong sebelah kiri. Kemudian Aiptu D pergi meninggalkan tempat karena dia lepas dinas,” tuturnya. Seusai Aiptu D meninggalkan lokasi kejadian berjarak 30 meter terdengar suara letusan.

“Aiptu D kembali ke lokasi dan di lokasi sudah ada Brigadir S yang menyatakan AKBP Pamudji meninggal dunia karena bunuh diri,” ujarnya.

Karir Brigadir Susanto di kepolisian nampaknya akan segera berakhir, setelah nekat menghabisi nyawa atasannya AKBP Pamudji di kantor unit Yanma Polda Metro Jaya.

Menurut Rikwanto, Brigadir Susanto akan dikenakan Pasal 338 KUHP, jika sudah ditetapkan sebagai tersangka. “Nanti kalau sudah jadi tersangka ditentukan Pasalnya 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara. Selanjutnya masalah internal akan dipecat,” tukas Rikwanto.

Dari informasi yang dihimpun, sebelum terjadi penembakan di ruang piket pelayanan Mapolda  Metro Jaya, istri AKBP Pamuji yaitu AKBP Nurul Megawati sempat bertemu dan membuat janji untuk pergi bersama.

Nurul, kakak ipar korban menceritakan, pada Selasa (18/3) malam, istri korban yang juga bertugas di Polda Metro Jaya sempat menemui korban di lokasi penembakan. Saat itu, keduanya berjanji untuk menghadiri acara perayaan sertijab Kapolda Metro Jaya.

“Istrinya sempat menemuinya, mengajak ke acara sertijab Kapolda, malah sempet numpang ganti baju di ruangan itu,” kata Nurul di rumah duka di Cijantung, Jakarta Timur, kemarin.

Saat itu, kata Nurul, korban menyuruh istrinya terlebih dahulu berangkat. Korban mengatakan akan menyusul setelah selesai jaga. “Dia bilang sama istrinya nanti dia akan menyusul,” paparnya.

Tak lama istri korban meninggalkan ruangan, terjadi peristiwa tersebut. Kendati demikian, istri korban tidak mendengar adanya letusan senjata.

“Sudah lumayan lama dia pergi, baru ada kabar terjadi penembakan itu. Jadi dia tidak dengar dan tidak tahu saat ditembak,” ujarnya.

Sejumlah tetangga kediaman korban menyebutkan sebelum dijemput maut berencana melaksanakan ibadah umrah ke tanah suci dalam waktu dekat. Tapi, niat mulia itu urung terlaksana lantaran mepetnya waktu menjelang pelaksanaan Pemilu.

“Dia memang berencana pergi umrah setelah usai Pemilu, mungkin waktunya lebih senggang setelah Pemilu,” kata tetangga korban, Samin saat ditemui di rumah duka di Cijantung, Jakarta Timur.

Menurut Samin, korban memang dikenal rajin beribadah. Ia kerap bertemu korban di masjid untuk melakukan ibadah salat lima waktu. “Saya sering ketemu saat salat berjamaah, kalau lagi libur dia pasti salat di masjid,” paparnya. (bbs/val)

Kronologi

Pukul 21.00 WIB
AKBP Pamudji dan Brigadir S berbincang di ruang Yanma. Pamudji tengah melakukan pengawasan, sedang S petugas piket. Keduanya terlibat cekcok.

Pukul 21.30 WIB
Terdengar suara letusan. Saat para petugas piket datang, Pamudji sudah tergeletak dengan luka di kepala. Di sebelahnya ada pistol Revolver.

Pukul 21.45 WIB
Petugas provost segera mengamankan S dan Revolver yang diduga menewaskan Pamudji. Tak lama, Pamudji dibawa ke Bid Dokkes Polda Metro Jaya. Namun nyawa Pamudji tak dapat ditolong dia dinyatakan meninggal.

Pukul 22.00 WIB
Penyidik dan provost melakukan olah TKP di ruang Yanma. Seluruh pintu masuk Polda Metro ditutup dan djaga. Olah TKP dilakukan tertutup

Rabu (19/3)
Pukul 01.30 WIB
Jenazah AKBP Pamudji tiba di RS Polri dan langsung dibawa ke kamar jenazah untuk dilakukan pemeriksaan.

Kasus Penembakan Polisi vs Polisi

Penembakan di Polda Metro Jaya
Kepala Detesemen Markas Polda Metro Jaya AKBP Pamuji tertembak saat sedang bertugas pada Selasa (18/3/2014). Pelaku penembakan adalah Brigadir Susanto, anak buahnya.

Penembakan di depan Supemarket
Dua orang anggota Polsek Jatiuwung ditembak oleh anggota Polres Metro Tangerang di depan Giant Ekstra Cimone, Kota Tangerang, Sabtu (15/2/2014).

Penembakan di RS Bhayangkara
Kepala Rumah Sakit  Polisi Bhayangkara Kombes Purwadi (50) ditembak oleh polisi pengamanan obyek vital Polrestabes Makassar berinisial Briptu IK, Sabtu (6/4/2013).

Penembakan di Kontrakan
Diduga karena faktor ketidaksengajaan, seorang anggota kepolisian dari Badan Pemeliharaan Keamanan Mabes Polri Bripda F tewas ditembak temannya Bripda H saat memainkan pistol milik Briptu G.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/