26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Keluarga Siregar Layangkan Petisi

MEDAN- Keluarga besar marga Siregar di Kota Medan melalui Ketua Perkumpulan Marga Siregar, Januari Siregar, membeberkan rencananya melayangkan petisi kepada pemerintah Amerika Serikat terkait dengan hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370. Orangtua Firman Chandra Siregar termasuk dalam keluarga besar ini.

Keluarga Firman Chandra Siregar
Keluarga Firman Chandra Siregar

Firman adalah salah satu penumpang pesawat yang hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada Sabtu (8 /3) Maret lalu.

“Kami akan melayangkan petisi kepada pemerintah Amerika Serikat terkait hilangnya pesawat yang ditumpangi salah satu keluarga Siregar, yakni Firman Chandra Siregar,” kata Januari Siregar, Rabu (26/3).

Petisi itu, kata Januari, ditujukan kepada pemerintah Amerika Serikat dengan tembusan salah satu kantor pengadilan di negeri pimpinan Barack Obama tersebut. Isi petisi tersebut meminta pengadilan Amerika memerintahkan perusahaan Boeing, pemerintah Malaysia, dan maskapai Malaysia Airlines membuka dan memberikan seluruh informasi guna pencarian lanjutan korban pesawat yang dinyatakan hilang itu.

Januari, yang berprofesi sebagai pengacara, mengatakan pengiriman petisi ini sekaligus bertujuan meluruskan pemberitaan yang menyebutkan keluarga Siregar menggugat Malaysia Airlines di Pengadilan Kota Illinois, Chicago, Amerika Serikat.

Januari menjelaskan, petisi ini tidak berisi gugatan materiil seperti yang diberitakan beberapa media massa. “Petisi ini sebagai upaya agar pemerintah Malaysia dan Malaysia Airlines tidak menghentikan pencarian pesawat sampai benar-benar ditemukan bukti pesawat nahas itu memang hilang di Samudra Hindia,” tuturnya.

Paman Firman Chandra Siregar, Pandapotan Siregar, mengatakan keluarganya ingin pemerintah Malaysia membuktikan puing-puing yang ditemukan di Samudera Hindia yang disebut PM Malaysia Najib Razak adalah bagian dari pesawat yang dicari. “Kami tidak ingin pemerintah Malaysia beralasan menutup pencarian dengan keterangan resmi PM Najib Razak,” kata Pandapotan.

Petisi yang dilayangkan keluarga korban Firman Siregar ini berpangkal dari pernyataan Najib soal nasib Malaysia Airlines MH370 yang sudah berakhir di Samudera Hindia. Pernyataan Razak yang menegaskan semua penumpangnya tewas memantik banyak reaksi. Apalagi Malaysia Airlines mengirimkan kabar duka itu melalui pesan pendek.

Selain memantik emosi, penjelasan Najib tak disertai bukti bila bangkai pesawat MH370 telah ditemukan. Ini membuat banyak keluarga penumpang yang masih meragukan penjelasan Malaysia itu.

Lantas apa dasar PM Malaysia itu berani menyatakan semua penumpang tewas? Najib mengaku, dasar utamanya adalah hasil analisis ulang dari data satelit Inmarsat. Hasil analisis menyatakan bahwa pesawat berakhir di Samudra Hindia sebelah barat Perth, sebuah wilayah yang jauh dari landasan mana pun.

“Saya diberi informasi oleh pihak Air Accidents Investigation Branch (AAIB) Inggris. Mereka menginformasikan bahwa Inmarsat, perusahaan Inggris yang memberikan data satelit yang berperan dalam penentuan koridor selatan dan utara dalam pencarian, telah mengolah data lebih lanjut,” kata Najib.

Seperti dilansir CNN, Najib mengatakan kalau analisis itu mengungkap petunjuk lebih banyak tentang jalur penerbangan MH370. Dari analisis itu, Inmarsat dan AAIB menyimpulkan bahwa MH370 terbang di sepanjang koridor selatan. “Posisi terakhirnya adalah di tengah-tengah Samudra Hindia, sebelah barat Perth,” katanya.

Lokasi itu sangatlah terpencil, jauh dari lokasi pendaratan. Oleh karena itu, Najib mengatakan, “Dengan kesedihan yang dalam dan kekecewaan, saya harus menginformasikan bahwa berdasarkan data ini, penerbangan MH370 berakhir di wilayah Samudra Hindia selatan,”  dia menguatkan.

Menurut Najib, karena jauh dari landasan mana pun, kemungkinan pesawat berhasil mendarat dan penumpang selamat setelah ratusan kilometer melenceng dari jalur penerbangan seharusnya sangat kecil. Disimpulkan kemudian, pesawat jatuh ke lautan dan semua penumpang tewas.

Selain itu, Najib juga menyebut citra satelit yang diambil oleh beberapa negara milik Tiongkok, Australia, dan Prancis sebagai dasar. Data citra satelit itu menunjukkan obyek yang diduga merupakan puing dari pesawat MH370.

Pernyataan Najib itu juga tak diyakini keluarga korban Malaysia Airlines MH370 lainnya asal Indonesia. Mereka belum bersedia diterbangkan oleh maskapai penerbangan Negeri Jiran itu ke Australia sebagai lokasi terdekat tempat dugaan posisi pesawat itu terakhir kali terdeteksi satelit. “Kalau sudah pasti, baru kami akan ke sana,” kata Iman Suria Tanurisman, adik Indra Suria Tanurisman, salah seorang penumpang pesawat Boeing 777-200ER, yang dinyatakan hilang pada 8 Maret 2014, di Jakarta, kemarin.

Menurut Iman, keluarga masih berharap jasad Indra (57)  ditemukan. Sejak pesawat itu dinyatakan hilang, keluarga Indra juga tak ada yang berangkat ke Malaysia, seperti keluarga penumpang lain. Mereka memilih menunggu kabar di rumah melalui media dan berkomunikasi dengan pihak Malaysia Airlines.

Ia menilai selama ini informasi simpang-siur. Bahkan, pengumuman dari Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, menurut dia, belum merupakan kepastian karena bangkai pesawat MH370 belum ditemukan.

Hingga kemarin, upaya pencarian terus dilakukan pemerintah Indonesia. Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan TNI tetap ikut membantu pencarian pesawat komersial Malaysia Airlines MH370 setelah pemerintah Malaysia menyatakan pesawat tersebut jatuh di bagian selatan Samudra Hindia di lepas pantai Perth, Australia. Moeldoko menyatakan dimintai bantuan langsung dari Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia, Tan Sri Zulkifli.

“Kemarin Beliau telepon saya, minta TNI kirim kapal ke koridor selatan Samudra Hindia,” kata Moeldoko kepada wartawan di kantor Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta, Rabu (26/3).

TNI, menurut Moeldoko, mengerahkan dua kapal perang untuk menyisir Samudra Hindia. Kapal yang dikirim yakni satu unit kapal perang jenis fregat dan satu kapal perang perusak.

Namun kedua kapal perang tersebut hanya menyisir kawasan Samudra Hindia yang berdekatan dengan wilayah perairan Indonesia. TNI tak ikut mencari sampai di lokasi citra satelit puing-puing pesawat diduga ditemukan.

“Jaraknya jauh sekali, mencapai lima ribu kilometer, jadi kami sesuaikan permintaan Malaysia saja,” katanya.

Saat ditanyai ihwal pantauan radar TNI AU ketika pesawat MH370 melintas hingga ke selatan Samudra Hindia, Moeldoko menyatakan bahwa dia pesimistis. Sebab, menurut dia, tak semua wilayah bisa dijangkau pantauan radar udara milik TNI AU.

Terlebih, belum ada kepastian perihal rute yang dilewati pesawat hingga jatuh di selatan Samudra Hindia. “Kalau dilihat di televisi seolah-olah itu garis lurus (melewati wilayah Indonesia), tapi kami tak tahu itu pesawat lewat mana,” kata Moeldoko.

Hanya saja, sampai Rabu (26/3) petang, upaya mencari puing-puing pesawat nahas itu di perairan Samudra Hindia, sekitar 1.500 mil barat daya Perth, Australia, belum membuahkan hasil.

Dari Medan, ketika dikonfirmasi ulang, Pandapotan Siregar, paman (bapak uda) dari Firman Chandra Siregar, membantah pemberian hak kuasa kepada Januari Siregar dalam hal mengajukan petisi. “Keluarga besar kami tidak berfikir sampai ke sana. Apalagi sampai meminta dia (Januari,Red) mengurusi hal itu. Jadi tidak ada tuntut menuntut,” beber Pandapotan.

Soal kapasitas Januari yang juga Ketua Parsadaan Toga Siregar (Patogar) Medan sebagai apa dalam keluarga besar mereka? Pandapotan menuturkan, bahwa hubungan dengan yang bersangkutan hanya sebatas kesamaan marga saja.

“Bukan sebagai kuasa hukum ataupun lainnya. Dia (Januari) kan, Ketua Patogar Medan, makanya ia juga memiliki keterikatan emosional yang kuat terhadap kami. Kalian (rekan jurnalis) juga seperti itu, kalau tidak mana mungkin setiap hari kalian mau mengikuti kasus ini,” ucapnya.

Amatan wartawan di kediaman orangtua Firman pada siang kemarin, aktivitas masih tampak sepi. Orangtua Firman juga enggan keluar rumah. Mereka kebanyakan menghabiskan waktu di dalam rumah untuk beristirahat. Kondisi ini akibat pascakabar buruk dari Pemerintah Malaysia yang menyebut seluruh penumpang pesawat MAH 370 telah tewas, termasuk Firman Chandra Siregar. (bbs/byu/jpnn/mag-6/val)

MEDAN- Keluarga besar marga Siregar di Kota Medan melalui Ketua Perkumpulan Marga Siregar, Januari Siregar, membeberkan rencananya melayangkan petisi kepada pemerintah Amerika Serikat terkait dengan hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370. Orangtua Firman Chandra Siregar termasuk dalam keluarga besar ini.

Keluarga Firman Chandra Siregar
Keluarga Firman Chandra Siregar

Firman adalah salah satu penumpang pesawat yang hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada Sabtu (8 /3) Maret lalu.

“Kami akan melayangkan petisi kepada pemerintah Amerika Serikat terkait hilangnya pesawat yang ditumpangi salah satu keluarga Siregar, yakni Firman Chandra Siregar,” kata Januari Siregar, Rabu (26/3).

Petisi itu, kata Januari, ditujukan kepada pemerintah Amerika Serikat dengan tembusan salah satu kantor pengadilan di negeri pimpinan Barack Obama tersebut. Isi petisi tersebut meminta pengadilan Amerika memerintahkan perusahaan Boeing, pemerintah Malaysia, dan maskapai Malaysia Airlines membuka dan memberikan seluruh informasi guna pencarian lanjutan korban pesawat yang dinyatakan hilang itu.

Januari, yang berprofesi sebagai pengacara, mengatakan pengiriman petisi ini sekaligus bertujuan meluruskan pemberitaan yang menyebutkan keluarga Siregar menggugat Malaysia Airlines di Pengadilan Kota Illinois, Chicago, Amerika Serikat.

Januari menjelaskan, petisi ini tidak berisi gugatan materiil seperti yang diberitakan beberapa media massa. “Petisi ini sebagai upaya agar pemerintah Malaysia dan Malaysia Airlines tidak menghentikan pencarian pesawat sampai benar-benar ditemukan bukti pesawat nahas itu memang hilang di Samudra Hindia,” tuturnya.

Paman Firman Chandra Siregar, Pandapotan Siregar, mengatakan keluarganya ingin pemerintah Malaysia membuktikan puing-puing yang ditemukan di Samudera Hindia yang disebut PM Malaysia Najib Razak adalah bagian dari pesawat yang dicari. “Kami tidak ingin pemerintah Malaysia beralasan menutup pencarian dengan keterangan resmi PM Najib Razak,” kata Pandapotan.

Petisi yang dilayangkan keluarga korban Firman Siregar ini berpangkal dari pernyataan Najib soal nasib Malaysia Airlines MH370 yang sudah berakhir di Samudera Hindia. Pernyataan Razak yang menegaskan semua penumpangnya tewas memantik banyak reaksi. Apalagi Malaysia Airlines mengirimkan kabar duka itu melalui pesan pendek.

Selain memantik emosi, penjelasan Najib tak disertai bukti bila bangkai pesawat MH370 telah ditemukan. Ini membuat banyak keluarga penumpang yang masih meragukan penjelasan Malaysia itu.

Lantas apa dasar PM Malaysia itu berani menyatakan semua penumpang tewas? Najib mengaku, dasar utamanya adalah hasil analisis ulang dari data satelit Inmarsat. Hasil analisis menyatakan bahwa pesawat berakhir di Samudra Hindia sebelah barat Perth, sebuah wilayah yang jauh dari landasan mana pun.

“Saya diberi informasi oleh pihak Air Accidents Investigation Branch (AAIB) Inggris. Mereka menginformasikan bahwa Inmarsat, perusahaan Inggris yang memberikan data satelit yang berperan dalam penentuan koridor selatan dan utara dalam pencarian, telah mengolah data lebih lanjut,” kata Najib.

Seperti dilansir CNN, Najib mengatakan kalau analisis itu mengungkap petunjuk lebih banyak tentang jalur penerbangan MH370. Dari analisis itu, Inmarsat dan AAIB menyimpulkan bahwa MH370 terbang di sepanjang koridor selatan. “Posisi terakhirnya adalah di tengah-tengah Samudra Hindia, sebelah barat Perth,” katanya.

Lokasi itu sangatlah terpencil, jauh dari lokasi pendaratan. Oleh karena itu, Najib mengatakan, “Dengan kesedihan yang dalam dan kekecewaan, saya harus menginformasikan bahwa berdasarkan data ini, penerbangan MH370 berakhir di wilayah Samudra Hindia selatan,”  dia menguatkan.

Menurut Najib, karena jauh dari landasan mana pun, kemungkinan pesawat berhasil mendarat dan penumpang selamat setelah ratusan kilometer melenceng dari jalur penerbangan seharusnya sangat kecil. Disimpulkan kemudian, pesawat jatuh ke lautan dan semua penumpang tewas.

Selain itu, Najib juga menyebut citra satelit yang diambil oleh beberapa negara milik Tiongkok, Australia, dan Prancis sebagai dasar. Data citra satelit itu menunjukkan obyek yang diduga merupakan puing dari pesawat MH370.

Pernyataan Najib itu juga tak diyakini keluarga korban Malaysia Airlines MH370 lainnya asal Indonesia. Mereka belum bersedia diterbangkan oleh maskapai penerbangan Negeri Jiran itu ke Australia sebagai lokasi terdekat tempat dugaan posisi pesawat itu terakhir kali terdeteksi satelit. “Kalau sudah pasti, baru kami akan ke sana,” kata Iman Suria Tanurisman, adik Indra Suria Tanurisman, salah seorang penumpang pesawat Boeing 777-200ER, yang dinyatakan hilang pada 8 Maret 2014, di Jakarta, kemarin.

Menurut Iman, keluarga masih berharap jasad Indra (57)  ditemukan. Sejak pesawat itu dinyatakan hilang, keluarga Indra juga tak ada yang berangkat ke Malaysia, seperti keluarga penumpang lain. Mereka memilih menunggu kabar di rumah melalui media dan berkomunikasi dengan pihak Malaysia Airlines.

Ia menilai selama ini informasi simpang-siur. Bahkan, pengumuman dari Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, menurut dia, belum merupakan kepastian karena bangkai pesawat MH370 belum ditemukan.

Hingga kemarin, upaya pencarian terus dilakukan pemerintah Indonesia. Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan TNI tetap ikut membantu pencarian pesawat komersial Malaysia Airlines MH370 setelah pemerintah Malaysia menyatakan pesawat tersebut jatuh di bagian selatan Samudra Hindia di lepas pantai Perth, Australia. Moeldoko menyatakan dimintai bantuan langsung dari Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia, Tan Sri Zulkifli.

“Kemarin Beliau telepon saya, minta TNI kirim kapal ke koridor selatan Samudra Hindia,” kata Moeldoko kepada wartawan di kantor Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta, Rabu (26/3).

TNI, menurut Moeldoko, mengerahkan dua kapal perang untuk menyisir Samudra Hindia. Kapal yang dikirim yakni satu unit kapal perang jenis fregat dan satu kapal perang perusak.

Namun kedua kapal perang tersebut hanya menyisir kawasan Samudra Hindia yang berdekatan dengan wilayah perairan Indonesia. TNI tak ikut mencari sampai di lokasi citra satelit puing-puing pesawat diduga ditemukan.

“Jaraknya jauh sekali, mencapai lima ribu kilometer, jadi kami sesuaikan permintaan Malaysia saja,” katanya.

Saat ditanyai ihwal pantauan radar TNI AU ketika pesawat MH370 melintas hingga ke selatan Samudra Hindia, Moeldoko menyatakan bahwa dia pesimistis. Sebab, menurut dia, tak semua wilayah bisa dijangkau pantauan radar udara milik TNI AU.

Terlebih, belum ada kepastian perihal rute yang dilewati pesawat hingga jatuh di selatan Samudra Hindia. “Kalau dilihat di televisi seolah-olah itu garis lurus (melewati wilayah Indonesia), tapi kami tak tahu itu pesawat lewat mana,” kata Moeldoko.

Hanya saja, sampai Rabu (26/3) petang, upaya mencari puing-puing pesawat nahas itu di perairan Samudra Hindia, sekitar 1.500 mil barat daya Perth, Australia, belum membuahkan hasil.

Dari Medan, ketika dikonfirmasi ulang, Pandapotan Siregar, paman (bapak uda) dari Firman Chandra Siregar, membantah pemberian hak kuasa kepada Januari Siregar dalam hal mengajukan petisi. “Keluarga besar kami tidak berfikir sampai ke sana. Apalagi sampai meminta dia (Januari,Red) mengurusi hal itu. Jadi tidak ada tuntut menuntut,” beber Pandapotan.

Soal kapasitas Januari yang juga Ketua Parsadaan Toga Siregar (Patogar) Medan sebagai apa dalam keluarga besar mereka? Pandapotan menuturkan, bahwa hubungan dengan yang bersangkutan hanya sebatas kesamaan marga saja.

“Bukan sebagai kuasa hukum ataupun lainnya. Dia (Januari) kan, Ketua Patogar Medan, makanya ia juga memiliki keterikatan emosional yang kuat terhadap kami. Kalian (rekan jurnalis) juga seperti itu, kalau tidak mana mungkin setiap hari kalian mau mengikuti kasus ini,” ucapnya.

Amatan wartawan di kediaman orangtua Firman pada siang kemarin, aktivitas masih tampak sepi. Orangtua Firman juga enggan keluar rumah. Mereka kebanyakan menghabiskan waktu di dalam rumah untuk beristirahat. Kondisi ini akibat pascakabar buruk dari Pemerintah Malaysia yang menyebut seluruh penumpang pesawat MAH 370 telah tewas, termasuk Firman Chandra Siregar. (bbs/byu/jpnn/mag-6/val)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/