MEDAN, SUMUTPOS.CO- Jalan Salib berlangsung dengan khidmat di Gereja Katolik Santo Antonius, Jalan Hayam Wuruk Medan pada Jumat (18/4) pagi. Tangisan para jemaat tidak tertahankan lagi melihat drama Jalan Salib yang diperankan muda-mudi Gereja Santo Antonius.
Sementara itu, di lain tempat kebaktian menyambut masa Paskah dilakukan. Semua umat katolik yang terdiri dari etnis datang ke Gereja Katedral Medan yang dimulai pada pukul 15.00. “Yesus telah memberikan keselamatan kepada manusia melalui pengorban-Nya di kayu salib,” kata Mgr Anicetus Bongsu Antonius Sinaga dari Keuskupan Agung Medan.
Mgr Anicetus Bongsu Antonius Sinaga menambahkan, Yesus merupakan sahabat sejati. Yesus menganggap semua manusia sebagai sahabat, sehingga. Dia rela menyerahkan nyawa di kayu salib. “Yesus menyerahkan nyawanya bukan untuk kepentingan diri sendiri, tapi demi menyelamatkan kita. Darahnya telah menghapuskan dosa-dosa yang kita perbuat,” jelasnya.
Jalan Yesus menuju kayu salib pun kembali diceritakan pada acara ini. Uniknya, cerita tersebut disampaikan melalui nyanyian seriosa yang dikumandangkan laki-laki dan perempuan secara bergantian.
Puncak acara penyambutan masa Paskah ini pun dilakukan dengan mencium salib. Hal ini merupakan cara untuk menunjukkan kecintaan kepada Yesus yang telah berkorban demi dosa menusia.
“Mencium Salib itu merupakan tanda cinta kita terhadap Yesus yang telah berkorban demi manusia,” kata Koordinator Keamanan, Dharma Jaya Tanoto.
Selain di gereja ini, hampir seluruh gereja di Kota Medan dipenuhi jemaat untuk merayakan Jumat Agung. (mag-5/rbb)
MEDAN, SUMUTPOS.CO- Jalan Salib berlangsung dengan khidmat di Gereja Katolik Santo Antonius, Jalan Hayam Wuruk Medan pada Jumat (18/4) pagi. Tangisan para jemaat tidak tertahankan lagi melihat drama Jalan Salib yang diperankan muda-mudi Gereja Santo Antonius.
Sementara itu, di lain tempat kebaktian menyambut masa Paskah dilakukan. Semua umat katolik yang terdiri dari etnis datang ke Gereja Katedral Medan yang dimulai pada pukul 15.00. “Yesus telah memberikan keselamatan kepada manusia melalui pengorban-Nya di kayu salib,” kata Mgr Anicetus Bongsu Antonius Sinaga dari Keuskupan Agung Medan.
Mgr Anicetus Bongsu Antonius Sinaga menambahkan, Yesus merupakan sahabat sejati. Yesus menganggap semua manusia sebagai sahabat, sehingga. Dia rela menyerahkan nyawa di kayu salib. “Yesus menyerahkan nyawanya bukan untuk kepentingan diri sendiri, tapi demi menyelamatkan kita. Darahnya telah menghapuskan dosa-dosa yang kita perbuat,” jelasnya.
Jalan Yesus menuju kayu salib pun kembali diceritakan pada acara ini. Uniknya, cerita tersebut disampaikan melalui nyanyian seriosa yang dikumandangkan laki-laki dan perempuan secara bergantian.
Puncak acara penyambutan masa Paskah ini pun dilakukan dengan mencium salib. Hal ini merupakan cara untuk menunjukkan kecintaan kepada Yesus yang telah berkorban demi dosa menusia.
“Mencium Salib itu merupakan tanda cinta kita terhadap Yesus yang telah berkorban demi manusia,” kata Koordinator Keamanan, Dharma Jaya Tanoto.
Selain di gereja ini, hampir seluruh gereja di Kota Medan dipenuhi jemaat untuk merayakan Jumat Agung. (mag-5/rbb)