LONDON – Sukses Barcelona membungkam Manchester United 3-1 (1-1) pada final Liga Champions di Wembley, kemarin dini hari, mengukuhkan dominasi Spanyol di Eropa. Sekarang koleksi trofi klub Spanyol di Liga Champions melampaui Italia.
Ya, sebelumnya, Spanyol dan Italia menjadi negara yang paling banyak mengoleksi trofi turnamen antarklub paling bergengsi di Eropa itu. Kedua negara sama-sama mengoleksi 12 gelar, kemenangan Barca membuat Spanyol merengkuh gelar ke-13.
Koleksi Spanyol didominasi dua klub raksasa mereka Real Madrid dengan Sembilan gelar dan Barca menyusul dengan empat gelar. Sedangkan Italia terbagi atas AC Milan (tujuh gelar), Inter Milan (tiga gelar), dan Juventus (dua gelar).
Di belakang mereka Inggris yang mengoleksi 11 gelar. Itu terbagi atas Liverpool (liga gelar), United (tiga gelar), dan Nottingham Forest (dua gelar). Bagi Barca, tambahan satu gelar membuat mereka menyamai Bayern Munchen dan Ajax Amsterdam.
Keberhasilan itu juga membuat entrenador Barca Josep Guardiola terus menambah prestasinya. Dalam tiga tahun karir sebagai pelatih, dia mampu mempersembahkan 10 gelar buat Barca. Saat bermain dia mempersembahkan 15 gelar buat Barca.
Namun, justru rentetan kemenangan itu membuat Guardiola mulai berupaya menata kembali motivasinya. Apalagi, seiring dengan rumor bahwa dia mungkin saja akan hengkang dari Barca setelah kontraknya habis pada musim depan.
“Tantangan itu tetap ada dalam diri saya sendiri. Saya masih akan melanjutkan karir saya bersama Barcelona setahun lagi dan kita lihat apa yang akan terjadi nanti,” bilang Guardiola.
Atas sukses itu, Guardiola dipuji-puji sebagai sosok penting. “Pelatih telah melakukan segalanya, mempersiapkannya agar kami masuk lapangan dan merebut kemenangan. Hasilnya, gelar demi gelar,” kata Eric Abidal, bek Barca saat ditemui di mixed zone usai laga final.
Abidal yang sempat menjalani operasi tumor liver dan absen dalam beberapa bulan terakhir, turun penuh dalam laga kemarin dini hari. Dia mengisi posisi bek kiri dan bahu membahu dengan Dani Alves, Gerard Pique, dan Javier Mascherano, menjaga banteng pertahanan.
“Setelah apa yang sudah saya lalui, saya rasa ini momen yang sangat hebat. Saya berterima kasih kepada pelatih yang memberikan kepercayaan dan rekan-rekan yang terus mendukung saya. Ini gelar yang sangat berharga,” bilang bek asal Prancis itu.
Bagi United, kekalahan itu membuat mereka bukan hanya gagal menambah gelar, tapi juga termasuk ke dalam daftar klub yang kalah saat final dihelat di negaranya. Sebelumnya ada tim Prancis Stade de Reims pada 1956, AS Roma (1984), dan Barcelona (1986). (ham/jpnn)