JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kabar proyek pembuatan mobil listrik nasional (molina) baru-baru ini mulai meredup. Tetapi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menegaskan bahwa program Molina ini tetap berlanjut. Dia mengatakan proyek ini dijalankan oleh sejumlah PTN, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), dan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi).
Informasi itu disampaikan Nuh ketika membuka pameran mobil listrik karya mahasiswa Insititut Teknolgi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya di Jakarta kemarin. “Proyek mobil listrik terus berlanjut. Tidak berhenti,” ujar Nuh.
Dia mengatakan PTN, LIPI, dan BPPT saat ini terus menggarap proyek mobil listrik masing-masing. Kebetulan pihak ITS lebih dulu meluncurkan Molina dan akan dijajal menempuh jarak 900 km dari Jakarta ke Surabaya awal Mei nanti.
“Pemerintah sangat serius untuk proyek mobil nasional ini,” tegas mantan Menkominfo itu. Dia mengatakan keseriusan pemerintah itu karena pertimbangan penggunaan bahan bakar. Dia menjelaskan jika tidak ada mobil listrik, maka Indonesia terus bergantung pada bahan bakar minyak atau fosil. Padahal jenis bahan bakar itu berkategori terbatas.
Nuh mengatakan proyek molinas ini tidak hanya sekedar bisa membuat prototipe mobil seja. Tetapi lebih dari itu, Nuh berharap bahwa putra-putri bangsa bisa menguasai teknologi mobil listrik.
“Kalau hanya asal jadi, nanti sama nasibnya seperti mobil Esemkanya pak Jokowi dulu,” ujarnya. Pada mobil Esemka yang melejitkan nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) itu, tim saat ini sulit untuk pengembangan. Sebab menurut Nuh, mobil Esemka itu dulu pokoknya jadi dulu tanpa ada kajian atau penelitian mendalam. (wan)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kabar proyek pembuatan mobil listrik nasional (molina) baru-baru ini mulai meredup. Tetapi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menegaskan bahwa program Molina ini tetap berlanjut. Dia mengatakan proyek ini dijalankan oleh sejumlah PTN, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), dan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi).
Informasi itu disampaikan Nuh ketika membuka pameran mobil listrik karya mahasiswa Insititut Teknolgi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya di Jakarta kemarin. “Proyek mobil listrik terus berlanjut. Tidak berhenti,” ujar Nuh.
Dia mengatakan PTN, LIPI, dan BPPT saat ini terus menggarap proyek mobil listrik masing-masing. Kebetulan pihak ITS lebih dulu meluncurkan Molina dan akan dijajal menempuh jarak 900 km dari Jakarta ke Surabaya awal Mei nanti.
“Pemerintah sangat serius untuk proyek mobil nasional ini,” tegas mantan Menkominfo itu. Dia mengatakan keseriusan pemerintah itu karena pertimbangan penggunaan bahan bakar. Dia menjelaskan jika tidak ada mobil listrik, maka Indonesia terus bergantung pada bahan bakar minyak atau fosil. Padahal jenis bahan bakar itu berkategori terbatas.
Nuh mengatakan proyek molinas ini tidak hanya sekedar bisa membuat prototipe mobil seja. Tetapi lebih dari itu, Nuh berharap bahwa putra-putri bangsa bisa menguasai teknologi mobil listrik.
“Kalau hanya asal jadi, nanti sama nasibnya seperti mobil Esemkanya pak Jokowi dulu,” ujarnya. Pada mobil Esemka yang melejitkan nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) itu, tim saat ini sulit untuk pengembangan. Sebab menurut Nuh, mobil Esemka itu dulu pokoknya jadi dulu tanpa ada kajian atau penelitian mendalam. (wan)