SIAPAPUN tahu, kalau Lionel Messi on fire, Barcelona akan sangat sulit dihentikan. Yang berarti pula, kemenangan hampir pasti berada dalam genggaman mereka.
Karena itulah, jelang duel penentuan gelar Primera Division musim ini melawan Atletico Madrid di Nou Camp pada Minggu dini hari WIB (18/5) mendatang, El Barca sudah menyiapkan cara untuk membangkitkan motivasi kartu as mereka itu. Yakni, dengan mengumumkan kontrak baru.
Seperti dilansir Mundo Deportivo kemarin (12/5), perpanjangan kontrak ketujuh bagi Messi sejak 2005 itu akan menjadikan kapten tim nasional Argentina tersebut pemain bergaji termahal di dunia. Yakni, sekitar 25 juta euro (sekitar Rp 396,14 miliar) per tahun setelah pajak untuk jangka waktu lima tahun.
“Dia bintang kami, pemain terbaik di dunia. Jadi, dia layak mendapat gaji terbesar di dunia pula,” kata Presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu.
Rencananya, kontrak baru untuk pemain yang telah mencetak 28 gol di Primera Liga musim ini tersebut akan diumumkan di pekan ini. Kalau benar nominalnya seperti yang dilansir Mundo Deportivo, berarti sesuai dengan permintaan pemain yang telah berada di Nou Camp sejak berusia 13 tahun tersebut.
Messi yang kontraknya yang sekarang sebenarnya masih tersisa empat tahun itu dikabarkan bersikeras menuntut kontrak baru sejak kedatangan Neymar ke Nou Camp. Sebagai pemain terpenting Barcelona, Messi merasa dia harusnya mendapat bayaran lebih tinggi dari Neymar yang digaji sekitar 18 juta euro per tahun tersebut.
Barcelona memang harus memastikan pemain utamanya itu berada dalam kondisi sepenuhnya fit, secara fisik maupun psikis, untuk laga penentuan melawan Atletico Madrid. Sebab, yang akan dihadapi adalah tim yang hanya butuh hasil imbang untuk juara dan merupakan tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit di Primera Division musim ini.
Sementara itu, kecuali ada perubahan mendadak di detik-detik terakhir, Antonio Mateu Lahoz hampir pasti akan ditunjuk sebagai wasit laga Barcelona versus Atletico Madrid. Penunjukan itu didasarkan pada primanya kepemimpinan pengadil dari Valencia itu sepanjang musim ini.
Salah satu contohnya adalah ketika dia memimpin final Copa del Rey antara Real Madrid dan Barcelona pada 16 April lalu. Mateu Lahoz dinilai berhasil “mengamankan” laga dua musuh bebuyutan yang selalu berlangsung dalam tensi tinggi tersebut.
Kandidat lainnya adalah Undiano Mallenco. Mallenco juga kaya pengalaman. Dia pula yang memimpin dua laga el clasico (Real Madrid v Barcelona) di Primera Division musim ini. (ttg)