26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

PPP Balik Selera Asal

JAKARTA- Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya memutuskan untuk berkoalisi mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Suryadharma Ali, Ketua Umum PPP
Suryadharma Ali, Ketua Umum PPP

Keputusan ini sekaligus mengakhiri dualisme di internal partai yang sebelumnya menghendaki PPP mendukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden.

“Akhirnya hari ini, tanggal 12 Mei 2014 pada pukul 02.00 dini hari, secara resmi.

Rapimnas II PPP telah menetapkan secara bulat dan aklamasi mendukung Haji Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden,” kata Ketua Umum PPP Suryadharma Ali seusai rapimnas di Jakarta, Senin (12/5) dini hari.

Pria yang akrab disapa SDA itu menyatakan, keputusan mendukung Prabowo diambil berdasarkan pertimbangan yang sangat matang dan seksama. Termasuk menimba informasi dari berbagai calon presiden yang ada.

Keputusan itu, sambung SDA, diambil melalui perdebatan panjang dari wilayah. “Untuk mencapai kata sepakat kita lakukan skor 3 kali. Dan terpanjang selama 27 jam, skors 0,5 jam, dan 1,2 jam dan terakhir 30 menit,” ujarnya.

Lebih lanjut, SDA mengungkapkan, PPP adalah partai yang pertama kali memberikan dukungan ke Prabowo di Gelora Bung Karno. Dukungan itu, kata dia, bersifat non transaksional.

Dengan keputusan mendukung Prabowo, SDA berharap agar para kader PPP di tingkat pusat hingga daerah ikut ambil bagian untuk memenangkan Prabowo.

“Dari tingkat pusat, wilayah, anak cabang, dan ranting mohon doa restu agar apa yang menjadi cita-cita melalui orang atau sosok Prabowo,” tandas SDA.

Dalam rapimnas II PPP, sebelumnya muncul tiga opsi, pertama opsi mendukung Prabowo, kedua mendukung Joko Widodo (Jokowi), dan ketiga berkoalisi dengan Aburizal Bakrie dan menempatkan Wakil Ketua Umum PPP Lukman Hakim Saefuddin menjadi calon wakil presiden.

‘’Dengan dukungan penuh 33 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) seluruh Indonesia, PPP berharap agar Prabowo terpilih sebagai presiden yang akan datang,’’ tegas SDA.

Kesepakatan PPP merapat kepada Prabowo bukanlah tanpa rintangan. Sempat bersitegang dan berbeda pendapat dengan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, Sekjen PPP Romahurmuziy (Romi) akhirnya sependapat untuk mendukung Prabowo subianto sebagai Capres dalam perhelatan Pilpres 2014.

“Kita menuju Indonesia 10 besar ekonomi terbaik di dunia. Maka membutuhkan pemimpin yang memmpunyai visi jangka panjang, ketegasan, dan ke tiga masalah dekade akhlak yang butuh pemimpin yang melakukan pembelaan dan moral bangsa,” ujar Romi usai pengukuhan PPP untuk mendukung Prabowo dalam Pilpres 2014, di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (12/5).

Mulanya, kehadiran Suryadharma dalam kampanye Partai Gerindra pada 23 Maret 2014 lalu. Tak hanya hadir, Suryadharma bahkan menyatakan dukungannya terhadap bakal capres partai itu, Prabowo Subianto.

Pada 9 April 2014, beberapa jam setelah pemungutan suara, internal PPP mulai bereaksi keras atas sikap Suryadharma itu. Suryadharma dituding sebagai penyebab menurunnya suara PPP berdasarkan hasil hitung cepat yang mulai disiarkan pada hari yang sama. Wakil Ketua Umum PPP Emron Pangkapi pun mengungkapkan, sudah ada 27 DPW PPP yang meminta agar Suryadharma segera dicopot.

Setelah itu, Suryadharma mencopot posisi Wakil Ketua Umum Suharso Monoarfa, Sekretaris Jenderal M Romahurmuzy, dan sejumlah pengurus DPW.

Internal PPP pun semakin memanas lantaran Romy bersama gerbongnya menggelar rapimnas tanpa kehadiran Suryadharma Ali. Suryadharma menuding bahwa rapimnas yang menyatakan mencopot jabatannya dari Ketua Umum itu sebagai tindakan makar.

Dinamika di internal PPP semakin berkembang dengan manuver yang dilakukan mantan Wakil Presiden RI yang juga politisi senior PPP, Hamzah Haz bersama Suharso Monoarfa yang mendatangi Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Di dalam pertemuan itu, Hamzah juga menyatakan dukungannya kepada Jokowi.

Puncak konflik internal PPP terjadi pada 24 April lalu di mana diselenggarakan Mukernas III di Bogor, Jawa Barat. Forum Mukernas itu menjadi tempat islah kedua kubu yang berseteru itu.

Namun, meski islah sudah dicapai, internal PPP tetap memanas. Pasalnya, Suryadharma kembali bermanuver dengan menyebarkan surat dukungan untuk Prabowo ke sejumlah pengurus DPW.  (bbs/gil/jpnn/val)

JAKARTA- Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya memutuskan untuk berkoalisi mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Suryadharma Ali, Ketua Umum PPP
Suryadharma Ali, Ketua Umum PPP

Keputusan ini sekaligus mengakhiri dualisme di internal partai yang sebelumnya menghendaki PPP mendukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden.

“Akhirnya hari ini, tanggal 12 Mei 2014 pada pukul 02.00 dini hari, secara resmi.

Rapimnas II PPP telah menetapkan secara bulat dan aklamasi mendukung Haji Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden,” kata Ketua Umum PPP Suryadharma Ali seusai rapimnas di Jakarta, Senin (12/5) dini hari.

Pria yang akrab disapa SDA itu menyatakan, keputusan mendukung Prabowo diambil berdasarkan pertimbangan yang sangat matang dan seksama. Termasuk menimba informasi dari berbagai calon presiden yang ada.

Keputusan itu, sambung SDA, diambil melalui perdebatan panjang dari wilayah. “Untuk mencapai kata sepakat kita lakukan skor 3 kali. Dan terpanjang selama 27 jam, skors 0,5 jam, dan 1,2 jam dan terakhir 30 menit,” ujarnya.

Lebih lanjut, SDA mengungkapkan, PPP adalah partai yang pertama kali memberikan dukungan ke Prabowo di Gelora Bung Karno. Dukungan itu, kata dia, bersifat non transaksional.

Dengan keputusan mendukung Prabowo, SDA berharap agar para kader PPP di tingkat pusat hingga daerah ikut ambil bagian untuk memenangkan Prabowo.

“Dari tingkat pusat, wilayah, anak cabang, dan ranting mohon doa restu agar apa yang menjadi cita-cita melalui orang atau sosok Prabowo,” tandas SDA.

Dalam rapimnas II PPP, sebelumnya muncul tiga opsi, pertama opsi mendukung Prabowo, kedua mendukung Joko Widodo (Jokowi), dan ketiga berkoalisi dengan Aburizal Bakrie dan menempatkan Wakil Ketua Umum PPP Lukman Hakim Saefuddin menjadi calon wakil presiden.

‘’Dengan dukungan penuh 33 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) seluruh Indonesia, PPP berharap agar Prabowo terpilih sebagai presiden yang akan datang,’’ tegas SDA.

Kesepakatan PPP merapat kepada Prabowo bukanlah tanpa rintangan. Sempat bersitegang dan berbeda pendapat dengan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, Sekjen PPP Romahurmuziy (Romi) akhirnya sependapat untuk mendukung Prabowo subianto sebagai Capres dalam perhelatan Pilpres 2014.

“Kita menuju Indonesia 10 besar ekonomi terbaik di dunia. Maka membutuhkan pemimpin yang memmpunyai visi jangka panjang, ketegasan, dan ke tiga masalah dekade akhlak yang butuh pemimpin yang melakukan pembelaan dan moral bangsa,” ujar Romi usai pengukuhan PPP untuk mendukung Prabowo dalam Pilpres 2014, di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (12/5).

Mulanya, kehadiran Suryadharma dalam kampanye Partai Gerindra pada 23 Maret 2014 lalu. Tak hanya hadir, Suryadharma bahkan menyatakan dukungannya terhadap bakal capres partai itu, Prabowo Subianto.

Pada 9 April 2014, beberapa jam setelah pemungutan suara, internal PPP mulai bereaksi keras atas sikap Suryadharma itu. Suryadharma dituding sebagai penyebab menurunnya suara PPP berdasarkan hasil hitung cepat yang mulai disiarkan pada hari yang sama. Wakil Ketua Umum PPP Emron Pangkapi pun mengungkapkan, sudah ada 27 DPW PPP yang meminta agar Suryadharma segera dicopot.

Setelah itu, Suryadharma mencopot posisi Wakil Ketua Umum Suharso Monoarfa, Sekretaris Jenderal M Romahurmuzy, dan sejumlah pengurus DPW.

Internal PPP pun semakin memanas lantaran Romy bersama gerbongnya menggelar rapimnas tanpa kehadiran Suryadharma Ali. Suryadharma menuding bahwa rapimnas yang menyatakan mencopot jabatannya dari Ketua Umum itu sebagai tindakan makar.

Dinamika di internal PPP semakin berkembang dengan manuver yang dilakukan mantan Wakil Presiden RI yang juga politisi senior PPP, Hamzah Haz bersama Suharso Monoarfa yang mendatangi Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Di dalam pertemuan itu, Hamzah juga menyatakan dukungannya kepada Jokowi.

Puncak konflik internal PPP terjadi pada 24 April lalu di mana diselenggarakan Mukernas III di Bogor, Jawa Barat. Forum Mukernas itu menjadi tempat islah kedua kubu yang berseteru itu.

Namun, meski islah sudah dicapai, internal PPP tetap memanas. Pasalnya, Suryadharma kembali bermanuver dengan menyebarkan surat dukungan untuk Prabowo ke sejumlah pengurus DPW.  (bbs/gil/jpnn/val)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/