SUMUTPOS.CO – Muslim Muis SH tertawa saat menanggapi sikap AKBP Achmad Soemba yang lebih memilih melapor ke dukun dibanding ke institusinya. Muslim menilai, AKBP Achmad, telah merendahkan harkat dan martabat korps kepolisiannya sendiri. Dia yang seorang penegak hukum malah tidak percaya pada lembaganya sendiri. Dimana kekuatan identifikasi dan olah TKP menjadi awak terungkapnya perkara, tetapi bukan dari tangan seorang dukun.
“Kalau dukun itu jadi ujung tombak pencari keadilan, tukar saja polisi sama dukun-dukun itu. Tukar aja tim identifikasi dan intelijen-intelijennya itu sama dukun. Karena buat apa mereka dididik selama ini,”ungkap Muslim saat dihubungi POSMETRO MEDAN. Tambahnya, seharusnya AKBP Achmad mempercayakan investigasi perkara pada lembaganya sendiri.
“Proses pencarian pelaku kriminal itu boleh dengan cara apa saja asal dengan logis. Biarkan tim identifikasi bekerja dengan sistem-sistem oleh kepolisian. Misal dengan sidik jari, anjing pelacak atau CCTV. Cari teroris saja nggak pakai dukun kok,” cibirinya. (cr-2/deo)
SUMUTPOS.CO – Muslim Muis SH tertawa saat menanggapi sikap AKBP Achmad Soemba yang lebih memilih melapor ke dukun dibanding ke institusinya. Muslim menilai, AKBP Achmad, telah merendahkan harkat dan martabat korps kepolisiannya sendiri. Dia yang seorang penegak hukum malah tidak percaya pada lembaganya sendiri. Dimana kekuatan identifikasi dan olah TKP menjadi awak terungkapnya perkara, tetapi bukan dari tangan seorang dukun.
“Kalau dukun itu jadi ujung tombak pencari keadilan, tukar saja polisi sama dukun-dukun itu. Tukar aja tim identifikasi dan intelijen-intelijennya itu sama dukun. Karena buat apa mereka dididik selama ini,”ungkap Muslim saat dihubungi POSMETRO MEDAN. Tambahnya, seharusnya AKBP Achmad mempercayakan investigasi perkara pada lembaganya sendiri.
“Proses pencarian pelaku kriminal itu boleh dengan cara apa saja asal dengan logis. Biarkan tim identifikasi bekerja dengan sistem-sistem oleh kepolisian. Misal dengan sidik jari, anjing pelacak atau CCTV. Cari teroris saja nggak pakai dukun kok,” cibirinya. (cr-2/deo)