25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Tahun Kuda 50 Persen Milik Tuan Rumah

AFP PHOTO/Evaristo SA Pemain sepakbola Brazil, Neymar melihat bola pada pertandingan persahabatan melawan Panama sebagai persiapan jelang Piala Dunia 2014, di Stadion Serra Dourada di Goiania, Goias State, 3 Juni 2014.
AFP PHOTO/Evaristo SA
Pemain sepakbola Brazil, Neymar melihat bola pada pertandingan persahabatan melawan Panama sebagai persiapan jelang Piala Dunia 2014, di Stadion Serra Dourada di Goiania, Goias State, 3 Juni 2014.

SUMUTPOS.CO – Tahun 2014 yang bertepatan dengan tahun 2565 dalam penanggalan Tiongkok merupakan Tahun Kuda tepatnya Kuda Kayu. Piala Dunia 2014 merupakan kali ketujuh pesta sepak bola sejagad tersebut diselenggarakan di tahun kuda. Hasil akhir dari enam kali penyelenggaran di tahun-tahun Kuda tersebut, cukup menarik dicermati.

Keenam Piala Dunia sebelumnya itu adalah 1930, 1954, 1966, 1978, 1990, dan 2002. Sebelum itu, kami tak ingin membicarakan tentang sifat dan karakter tim-tim peserta kemudian dihubungkan dengan shio kuda.

Berdasar hasil akhir, mengulas peruntungan pada tahun-tahun penyelenggaraan itu, tuan rumah bisa berharap banyak. Dari enam kali penyelenggaraan di tahun kuda, tuan rumah meraih kejayaan di depan publiknya. Itu menunjukkan 50 persen atau setengahnya dijuarai oleh tuan rumah.

Tiga penyelenggaraan tersebut antara lain pada Piala Dunia pertama 1930 di Uruguay, Piala Dunia 1966 di Inggris dan Piala Dunia 1978 di Argentina. Sementara tiga Piala Dunia di tahun kuda yang meleset dari genggaman tuan rumah adalah Piala Dunia 1954 di Swiss, Piala Dunia 1990 di Italia dan Piala Dunia 2002 di Korea Selatan-Jepang.

Pada Piala Dunia 1930 di Uruguay, tuan rumah mengalahkan Argentina di final yang beakhir 4-2. Lalu, Inggris mengungguli Jerman Barat 4-2 di final Piala Dunia 1966. Sementara, Argentina meraih gelar pertamanya dengan menundukkan Belanda 3-1 di final Piala Dunia 1978.

Bila mencermati penyelenggaraan Piala Dunia di Tahun Kuda, hanya lima negara yang mencatatkan sukses sebagai juara. Selain tiga negara yang berhasil dengan status tuan rumah, juga ada Jerman/Jerman Barat dan Brasil.

Jerman Barat menjuarai Piala Dunia 1954 setelah menumbangkan tim favorit Hungaria 3-2 di final. Jerman malah mencatatkannya dua kali. Yang kedua terjadi di Piala Dunia 1990 yang berlangsung di Italia. Jerman menang 1-0 atas Argentina di partai puncak.

Langkah Jerman itu diikuti Brasil di Piala Dunia 2002. Brasil memupus ambisi Jerman yang mencoba meraih gelar ketiga di tahun kuda. Tim Samba yang dimotori Rivaldo dan Ronaldo menang 2-0 di laga tersebut.

Dari catatan tersebut, lima negara yang masih didominasi Eropa dan Amerika Latin itu, performa Jerman dan Argentina yang terbilang mentereng. Jerman juara dua kali di Tahun Kuda dan dua kali masuk jadi runner-up (1966 dan 2002). Sedangkan Argentina sekali juara dan dua kali tampil sebagai runner-up (1930 dan 1990).

Yang menjadi perbedaan dari Jerman dan Argentina adalah Jerman tak sekali pun menjadi juara di kandang sendiri saat Piala DUnia berlangsung di Tahun Kuda. Bahkan pada 1954, sukses Jerman meraih trofi pertamanya saat itu terbilang ajaib sehingga melahirkan sebutan Miracle of Bern (Keajaiban di Bern).

Faktor lawan di final yang jadi penguatnya. Hungaria yang mereka hadapi di final ketika itu adalah raja Eropa. Pada babak penyisihan Piala Dunia 1954 itu pun Jerman dipaksa bertekuk lutut 3-8. Namun di final Jerman justru menggulingkan prediksi dengan melakukan pembalasan pada Ferenc Puskas dkk di partai puncak.

Statistik lain berbicara tentang tak berlakunya juara lintas benua di tahun kuda, kecuali yang dilakukan Brasil di Asia (Korse-Jepang). Lima penyelenggaraan lainnya selalu dimenangi tim dari benua yang sama, bahkan ketika Jerman meraih gelar juara.

Jika catatan demi catatan di atas masih berlaku, tuan rumah Brasil bisa berharap peruntungan lebih besar. Tahun Kuda 2002 bisa menjadi acuan. Dengan talenta-talenta hebat Brasil, ditambah faktor Luiz Felipe Scolari yang juga menjadi arsitek tim pada 2002, di atas kertas Brasil berada juga berada di atas angin.

Kalau pun bukan Brasil, gelar juara tak akan lari ke Eropa. Argentina coba membuktikan konsistensi di tahun kuda. Tambahan lagi, tim Tango (julukan Argentina), bisa berharap nasib sial menerpa Brasil seperti yang terjadi saat Brasil menjadi tuan rumah Piala Dunia 1950. Saat itu, Brasil menyerah pada Uruguay di partai final. Perlu dicatat juga, tahun ini tim-tim Amerika Selatan lainnya seperti Cile dan Kolombia juga punya kapasitas sebagai “kuda hitam”. (ady/dik/jpnn)

 

PIALA DUNIA DI TAHUN KUDA

Edisi       Host              Juara

1930       Uruguay                Uruguay

1954       Swiss                  Jerman Barat

1966       Inggris                 Inggris

1978       Argentina              Argentina

1990       Italia                  Jerman Barat

2002       Korsel-Jepang           Brasil

2014       Brasil                  ?

 

AFP PHOTO/Evaristo SA Pemain sepakbola Brazil, Neymar melihat bola pada pertandingan persahabatan melawan Panama sebagai persiapan jelang Piala Dunia 2014, di Stadion Serra Dourada di Goiania, Goias State, 3 Juni 2014.
AFP PHOTO/Evaristo SA
Pemain sepakbola Brazil, Neymar melihat bola pada pertandingan persahabatan melawan Panama sebagai persiapan jelang Piala Dunia 2014, di Stadion Serra Dourada di Goiania, Goias State, 3 Juni 2014.

SUMUTPOS.CO – Tahun 2014 yang bertepatan dengan tahun 2565 dalam penanggalan Tiongkok merupakan Tahun Kuda tepatnya Kuda Kayu. Piala Dunia 2014 merupakan kali ketujuh pesta sepak bola sejagad tersebut diselenggarakan di tahun kuda. Hasil akhir dari enam kali penyelenggaran di tahun-tahun Kuda tersebut, cukup menarik dicermati.

Keenam Piala Dunia sebelumnya itu adalah 1930, 1954, 1966, 1978, 1990, dan 2002. Sebelum itu, kami tak ingin membicarakan tentang sifat dan karakter tim-tim peserta kemudian dihubungkan dengan shio kuda.

Berdasar hasil akhir, mengulas peruntungan pada tahun-tahun penyelenggaraan itu, tuan rumah bisa berharap banyak. Dari enam kali penyelenggaraan di tahun kuda, tuan rumah meraih kejayaan di depan publiknya. Itu menunjukkan 50 persen atau setengahnya dijuarai oleh tuan rumah.

Tiga penyelenggaraan tersebut antara lain pada Piala Dunia pertama 1930 di Uruguay, Piala Dunia 1966 di Inggris dan Piala Dunia 1978 di Argentina. Sementara tiga Piala Dunia di tahun kuda yang meleset dari genggaman tuan rumah adalah Piala Dunia 1954 di Swiss, Piala Dunia 1990 di Italia dan Piala Dunia 2002 di Korea Selatan-Jepang.

Pada Piala Dunia 1930 di Uruguay, tuan rumah mengalahkan Argentina di final yang beakhir 4-2. Lalu, Inggris mengungguli Jerman Barat 4-2 di final Piala Dunia 1966. Sementara, Argentina meraih gelar pertamanya dengan menundukkan Belanda 3-1 di final Piala Dunia 1978.

Bila mencermati penyelenggaraan Piala Dunia di Tahun Kuda, hanya lima negara yang mencatatkan sukses sebagai juara. Selain tiga negara yang berhasil dengan status tuan rumah, juga ada Jerman/Jerman Barat dan Brasil.

Jerman Barat menjuarai Piala Dunia 1954 setelah menumbangkan tim favorit Hungaria 3-2 di final. Jerman malah mencatatkannya dua kali. Yang kedua terjadi di Piala Dunia 1990 yang berlangsung di Italia. Jerman menang 1-0 atas Argentina di partai puncak.

Langkah Jerman itu diikuti Brasil di Piala Dunia 2002. Brasil memupus ambisi Jerman yang mencoba meraih gelar ketiga di tahun kuda. Tim Samba yang dimotori Rivaldo dan Ronaldo menang 2-0 di laga tersebut.

Dari catatan tersebut, lima negara yang masih didominasi Eropa dan Amerika Latin itu, performa Jerman dan Argentina yang terbilang mentereng. Jerman juara dua kali di Tahun Kuda dan dua kali masuk jadi runner-up (1966 dan 2002). Sedangkan Argentina sekali juara dan dua kali tampil sebagai runner-up (1930 dan 1990).

Yang menjadi perbedaan dari Jerman dan Argentina adalah Jerman tak sekali pun menjadi juara di kandang sendiri saat Piala DUnia berlangsung di Tahun Kuda. Bahkan pada 1954, sukses Jerman meraih trofi pertamanya saat itu terbilang ajaib sehingga melahirkan sebutan Miracle of Bern (Keajaiban di Bern).

Faktor lawan di final yang jadi penguatnya. Hungaria yang mereka hadapi di final ketika itu adalah raja Eropa. Pada babak penyisihan Piala Dunia 1954 itu pun Jerman dipaksa bertekuk lutut 3-8. Namun di final Jerman justru menggulingkan prediksi dengan melakukan pembalasan pada Ferenc Puskas dkk di partai puncak.

Statistik lain berbicara tentang tak berlakunya juara lintas benua di tahun kuda, kecuali yang dilakukan Brasil di Asia (Korse-Jepang). Lima penyelenggaraan lainnya selalu dimenangi tim dari benua yang sama, bahkan ketika Jerman meraih gelar juara.

Jika catatan demi catatan di atas masih berlaku, tuan rumah Brasil bisa berharap peruntungan lebih besar. Tahun Kuda 2002 bisa menjadi acuan. Dengan talenta-talenta hebat Brasil, ditambah faktor Luiz Felipe Scolari yang juga menjadi arsitek tim pada 2002, di atas kertas Brasil berada juga berada di atas angin.

Kalau pun bukan Brasil, gelar juara tak akan lari ke Eropa. Argentina coba membuktikan konsistensi di tahun kuda. Tambahan lagi, tim Tango (julukan Argentina), bisa berharap nasib sial menerpa Brasil seperti yang terjadi saat Brasil menjadi tuan rumah Piala Dunia 1950. Saat itu, Brasil menyerah pada Uruguay di partai final. Perlu dicatat juga, tahun ini tim-tim Amerika Selatan lainnya seperti Cile dan Kolombia juga punya kapasitas sebagai “kuda hitam”. (ady/dik/jpnn)

 

PIALA DUNIA DI TAHUN KUDA

Edisi       Host              Juara

1930       Uruguay                Uruguay

1954       Swiss                  Jerman Barat

1966       Inggris                 Inggris

1978       Argentina              Argentina

1990       Italia                  Jerman Barat

2002       Korsel-Jepang           Brasil

2014       Brasil                  ?

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/