26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Tetangga: Tak Terdengar Tangisan

Ayunan bayi-Ilustrasi
Ayunan bayi-Ilustrasi

SUMUTPOS.CO – Para tetangga yang bersebelahan dengan rumah korban, Siti Nurbaya Dalimunte (27) mengaku tak mengetahui peristiwa hilangnya bayi dari ayunan di rumah orangtuanya di Jl. Sepakat, Kel. Bincar Kota Padangsidimpuan, Minggu (22/6) sekitar pukul 19.30 WIB.

Karena ia tak ada mendengar suara tangisan si bayi dari rumah Evi. Ia juga tak ada melihat orang mencurigakan datang lokasi. “Kami tidak tau kejadian ini, saya saja kaget dengan orang yang rame-rame di sekitar rumah,” ujarnya saat di TKP.

Tetangga korban yang bersebelahan dengan rumah Siti Nurbaya, Susi Lubis, mengatakan, saat kejadian ia sedang pergi ke Pasar Sangkumpal Bonang untuk membeli barang dagangan. Sepulang dari pasar, ia langsung ditemui oleh pasangan suami istri Hendra Nasution (31) dan Evi Susanti Boru Harahap (28) orangtua bayi 1,5 bulan itu, untuk menanyakan keberadaan korban.

“Saya tidak tau apakah ada orang yang lewat dari sini pada saat sebelum kejadian, karena saat itu saya berangkat ke pasar sekitar pukul 17.00 WIB dan pulang dari pasar sebelum magrib atau sekitar pukul 18.00 WIB. Setelah saya sampai di rumah, ibu korban langsung menanyakan keberadaan si Fahrul,” ujarnya.

“Tau kamu dimana si Fahri, saya tidak tahu karena baru ini lagi saya pulang dari pasar,” tambahynya pada saat menirukan percakapannya dengan ibu korban. Kemudian, seusai ia ditanya oleh ibu korban, ia mengatakan keluarga korban langsung pergi ke salah satu orang yang berilmu untuk menanyakan keberadaan korban. “

Setelah itu mereka pergi ke tempat orang yang bisa mengetahui (dukun) untuk menanyakan keberadaannya. Namun, kata keluarga korban jawaban orang yang berilmu itu bayi mereka masih berada di sekitar rumah korban,” jelasnya.

 

SINDIKAT PENJUALAN BAYI

Ketua Pusat Study Hukum dan Pembaharuan (Pushpa) Muslim Muis menilai kasus hilangnya bayi tersebut tak lepas dari kelalaian dari orangtuanya. Disamping itu, pelaku juga sudah mengincar bayi tersebut jauh-jauh hari. “Ini bentuk kelalaian orangtuanya. Disamping pelaku yang sudah mengincar,” ucapnya. Lebih lanjut, Muslim menilai, aksi penculikan tersebut masuk ke dalam sindikat penjualan bayi. Dimana, setiap organ bayi dapat dijual si pelaku untuk mendapatkan uang.

“Bisa jadi ini merupakan sindikan penjualan bayi. Soalnya, setiap organ tersebutkan dapat dijual,” ujarnya. Untuk itu, dirinya meminta kepolisian untuk melakukan penyelidikan dari pemerintahan terendah yakni Kepling. “Ini harus diusut. Bisa dari pemerintah terendah yakni Kepling untuk dimintai data apakah ada dari warganya yang sebelumnya tidak mempunyai anak, kini sudah mengadopsi anak. Itu bisa jadi cara untuk mengusutnya,” pungkasnya. (yza/ind/smg/deo)

Ayunan bayi-Ilustrasi
Ayunan bayi-Ilustrasi

SUMUTPOS.CO – Para tetangga yang bersebelahan dengan rumah korban, Siti Nurbaya Dalimunte (27) mengaku tak mengetahui peristiwa hilangnya bayi dari ayunan di rumah orangtuanya di Jl. Sepakat, Kel. Bincar Kota Padangsidimpuan, Minggu (22/6) sekitar pukul 19.30 WIB.

Karena ia tak ada mendengar suara tangisan si bayi dari rumah Evi. Ia juga tak ada melihat orang mencurigakan datang lokasi. “Kami tidak tau kejadian ini, saya saja kaget dengan orang yang rame-rame di sekitar rumah,” ujarnya saat di TKP.

Tetangga korban yang bersebelahan dengan rumah Siti Nurbaya, Susi Lubis, mengatakan, saat kejadian ia sedang pergi ke Pasar Sangkumpal Bonang untuk membeli barang dagangan. Sepulang dari pasar, ia langsung ditemui oleh pasangan suami istri Hendra Nasution (31) dan Evi Susanti Boru Harahap (28) orangtua bayi 1,5 bulan itu, untuk menanyakan keberadaan korban.

“Saya tidak tau apakah ada orang yang lewat dari sini pada saat sebelum kejadian, karena saat itu saya berangkat ke pasar sekitar pukul 17.00 WIB dan pulang dari pasar sebelum magrib atau sekitar pukul 18.00 WIB. Setelah saya sampai di rumah, ibu korban langsung menanyakan keberadaan si Fahrul,” ujarnya.

“Tau kamu dimana si Fahri, saya tidak tahu karena baru ini lagi saya pulang dari pasar,” tambahynya pada saat menirukan percakapannya dengan ibu korban. Kemudian, seusai ia ditanya oleh ibu korban, ia mengatakan keluarga korban langsung pergi ke salah satu orang yang berilmu untuk menanyakan keberadaan korban. “

Setelah itu mereka pergi ke tempat orang yang bisa mengetahui (dukun) untuk menanyakan keberadaannya. Namun, kata keluarga korban jawaban orang yang berilmu itu bayi mereka masih berada di sekitar rumah korban,” jelasnya.

 

SINDIKAT PENJUALAN BAYI

Ketua Pusat Study Hukum dan Pembaharuan (Pushpa) Muslim Muis menilai kasus hilangnya bayi tersebut tak lepas dari kelalaian dari orangtuanya. Disamping itu, pelaku juga sudah mengincar bayi tersebut jauh-jauh hari. “Ini bentuk kelalaian orangtuanya. Disamping pelaku yang sudah mengincar,” ucapnya. Lebih lanjut, Muslim menilai, aksi penculikan tersebut masuk ke dalam sindikat penjualan bayi. Dimana, setiap organ bayi dapat dijual si pelaku untuk mendapatkan uang.

“Bisa jadi ini merupakan sindikan penjualan bayi. Soalnya, setiap organ tersebutkan dapat dijual,” ujarnya. Untuk itu, dirinya meminta kepolisian untuk melakukan penyelidikan dari pemerintahan terendah yakni Kepling. “Ini harus diusut. Bisa dari pemerintah terendah yakni Kepling untuk dimintai data apakah ada dari warganya yang sebelumnya tidak mempunyai anak, kini sudah mengadopsi anak. Itu bisa jadi cara untuk mengusutnya,” pungkasnya. (yza/ind/smg/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/