26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tutup Celah

KEMENANGAN (2-0) Prancis kontra Aljazair (30/6) lalu menjadi titik balik perjuangan Les Bleus-julukan Prancis-pada Piala Dunia 2014 ini. Terlebih lawan mereka di babak delapan besar nanti merupakan tim yang juga favorit juara, Jerman. Menghadapi Philipp Lahm dkk akan menjadi pembuktian bagi Didier Deschamp sebagai pelatih Prancis sejak 2012 lalu.

TOP SKOR: Pemain Jerman Thomas Mueller dan striker Karim Benzema sama-sama menjadi top skor bagi negaranya dalam Piala Dunia 2014. Di perempat final keduanya akan saling berhadapan.
TOP SKOR: Pemain Jerman Thomas Mueller dan striker Karim Benzema sama-sama menjadi top skor bagi negaranya dalam Piala Dunia 2014. Di perempat final keduanya akan saling berhadapan.

Namun, Deschamp menilai bahwa skuadnya masih perlu meningkatkan performa mereka. “Masih ada ruang yang diperlukan perbaikan,” sebagaimana yang dikutip Goal. Menurut pelatih yang juga menjadi bagian tim juara Prancis 1998 itu menjelaskan bahwa dirinya cukup bangga terhadap apa yang dilakukan timnya.

“Dengan apa yang pemain tunjukkan sejak awal, saya ulangi, itu adalah satu kesenangan buat saya dan tim pelatih bersama mereka setiap hari. Untuk melihat dan mengharahkan serta terkadang menemani mereka,” lanjutnya.

Sejauh ini Prancis menunjukkan performa bagus dengan barisan pemain muda yang dimiliknya. Paul Pogba menjadi rising star Les Bleus-julukan Prancis-dengan torehan satu golnya saat mengalahkan Aljazair. “Rata-rata skuad kami cukup muda, meski semua berjalan lancar, masih perlu pembenahan dibeberapa lini,” ungkapnya.

“Ketepatan menyusun skuad secara teknis dan pergerakan permain perlu ditingkatkan,” katanya. Lebih lanjut aspek pertahanan juga menjadi perhatian Deschamp saat ini. “Pertahanan berkerja cukup bagus, tapi untuk penyerang butuh waktu yang lama untuk membuat segalanya menjadi lancar,” jelasnya.

Tetap menjaga fokus dalam pertandingan wajib dilakukan pemain Prancis jika ingin melewati Jerman. Ini lantaran, Jerman juga punya barisan pemain muda yang punya kualitas nomor wahid. Kebanyakan pemain tersebut tersebar di beberapa klub Bundesliga Jerman. Potensi lain seperti Mesut Ozil dan Per Mertesacker  dari Arsenal juga menjadi andalan.

Masalahnya, melawan Aljazair Selasa (1/7) dini hari, Die Mannschaft pun tampil tak meyakinkan. Mereka bahkan bisa saja angkat koper jika sejumlah peluang emas tim Rubah Gurun itu berbuah gol. Barisan pertahanan juga tidak mampu merespons skema serangan balik cepat pasukan Vahid Halilhod”i” tersebut.

Media-media Jerman mengkritik performa timnasnya itu. “Ketika tidak ada yang bisa menolong, adalah Manuel Neuer yang menyelamatkan kami melawan Aljazair,” tulis koran Frankfurt Allgemeine. “Dengan kepala, kaki, dan kadang-kadang dengan tangan, dia selalu berada di sana,” tulis mereka.

Umumnya koran juga memuji performa Andre Schurrle yang mencetak gol pembuka ke gawang Rais M’Bolhi. “Ceroboh di belakang. Paling tidak kita memiliki Schurrle di depan,” tulis koran Suddeutsche Zeitung. “Kami hampir kalah, hampir terkena jebakan lawan, dan perlu waktu tambahan untuk menang. Laga ini akan meninggalkan jejaknya,” tulis mereka.

Jerman memang tidak meyakinkan di tiga laga terakhirnya. Mereka seri melawan Ghana 2-2, hanya menang 1-0 melawan Amerika Serikat, sebelum menang tipis atas 2-1 via waktu tambahan. Kelemahan Jerman di pertahanan dan kebuntuan di serangan dieksploitasi oleh Aljazair.

Ujian bagi Jerman terlihat saat mereka melawan Ghana. Barisan pertahanan tidak solid. Striker juga kurang tajam. Mereka terlihat sangat  mengandalkan ketajaman Thomas Muller. Kebuntuan Muller akhirnya diatasi melalui gol Mario Goetze. Meski sempat unggul 1-0, Jerman ketinggalan 1-2 sebelum Miroslav Klose menyamakan kedudukan di menit ke-71.

Performa tak meyakinkan itu juga berlanjut di laga pamungkas melawan AS. Mereka hanya menang tipis 1-0. Satu-satunya gol dicetak Muller di menit ke-55. Jerman memang terlihat sangat mendominasi dengan banyaknya penguasaan bola. Namun, passing game itu kerap buntu di depan kotak penalti.

Melawan Prancis di perempat final, Jerman harus berbenah. Sebab, Prancis merupakan salah satu tim agresif di Piala Dunia. Dalam empat laga mereka sudah mencetak sepuluh gol. “Kami harus lebih baik melawan Prancis. Hari ini kami menang karena kengototan kami. Di babak pertama kami benar-benar buruk,” kata Loew.

Loew mengungkapkan, timnya tidak menampilkan performa terbaik di laga melawan Aljazair. Mereka tidak bermain indah dan hanya mengejar kemenangan. Strategi itu harus mereka ambil karena mereka harus lolos  ke babak selanjutnya. “Yang penting kami lolos,” kata Loew.

Hal senada diungkapkan Per Mertesacker. Bek Arsenal ini mengakui jika Jerman kewalahan menghadapi Aljazair. “Bermain bagus tidak penting. Apakah jika bermain bagus kami pasti menang” Apa fans ingin kami bermain indah dan kalah lagi di semifinal” katanya dengan nada tinggi. (nap/aga/jpnn/rbb)

KEMENANGAN (2-0) Prancis kontra Aljazair (30/6) lalu menjadi titik balik perjuangan Les Bleus-julukan Prancis-pada Piala Dunia 2014 ini. Terlebih lawan mereka di babak delapan besar nanti merupakan tim yang juga favorit juara, Jerman. Menghadapi Philipp Lahm dkk akan menjadi pembuktian bagi Didier Deschamp sebagai pelatih Prancis sejak 2012 lalu.

TOP SKOR: Pemain Jerman Thomas Mueller dan striker Karim Benzema sama-sama menjadi top skor bagi negaranya dalam Piala Dunia 2014. Di perempat final keduanya akan saling berhadapan.
TOP SKOR: Pemain Jerman Thomas Mueller dan striker Karim Benzema sama-sama menjadi top skor bagi negaranya dalam Piala Dunia 2014. Di perempat final keduanya akan saling berhadapan.

Namun, Deschamp menilai bahwa skuadnya masih perlu meningkatkan performa mereka. “Masih ada ruang yang diperlukan perbaikan,” sebagaimana yang dikutip Goal. Menurut pelatih yang juga menjadi bagian tim juara Prancis 1998 itu menjelaskan bahwa dirinya cukup bangga terhadap apa yang dilakukan timnya.

“Dengan apa yang pemain tunjukkan sejak awal, saya ulangi, itu adalah satu kesenangan buat saya dan tim pelatih bersama mereka setiap hari. Untuk melihat dan mengharahkan serta terkadang menemani mereka,” lanjutnya.

Sejauh ini Prancis menunjukkan performa bagus dengan barisan pemain muda yang dimiliknya. Paul Pogba menjadi rising star Les Bleus-julukan Prancis-dengan torehan satu golnya saat mengalahkan Aljazair. “Rata-rata skuad kami cukup muda, meski semua berjalan lancar, masih perlu pembenahan dibeberapa lini,” ungkapnya.

“Ketepatan menyusun skuad secara teknis dan pergerakan permain perlu ditingkatkan,” katanya. Lebih lanjut aspek pertahanan juga menjadi perhatian Deschamp saat ini. “Pertahanan berkerja cukup bagus, tapi untuk penyerang butuh waktu yang lama untuk membuat segalanya menjadi lancar,” jelasnya.

Tetap menjaga fokus dalam pertandingan wajib dilakukan pemain Prancis jika ingin melewati Jerman. Ini lantaran, Jerman juga punya barisan pemain muda yang punya kualitas nomor wahid. Kebanyakan pemain tersebut tersebar di beberapa klub Bundesliga Jerman. Potensi lain seperti Mesut Ozil dan Per Mertesacker  dari Arsenal juga menjadi andalan.

Masalahnya, melawan Aljazair Selasa (1/7) dini hari, Die Mannschaft pun tampil tak meyakinkan. Mereka bahkan bisa saja angkat koper jika sejumlah peluang emas tim Rubah Gurun itu berbuah gol. Barisan pertahanan juga tidak mampu merespons skema serangan balik cepat pasukan Vahid Halilhod”i” tersebut.

Media-media Jerman mengkritik performa timnasnya itu. “Ketika tidak ada yang bisa menolong, adalah Manuel Neuer yang menyelamatkan kami melawan Aljazair,” tulis koran Frankfurt Allgemeine. “Dengan kepala, kaki, dan kadang-kadang dengan tangan, dia selalu berada di sana,” tulis mereka.

Umumnya koran juga memuji performa Andre Schurrle yang mencetak gol pembuka ke gawang Rais M’Bolhi. “Ceroboh di belakang. Paling tidak kita memiliki Schurrle di depan,” tulis koran Suddeutsche Zeitung. “Kami hampir kalah, hampir terkena jebakan lawan, dan perlu waktu tambahan untuk menang. Laga ini akan meninggalkan jejaknya,” tulis mereka.

Jerman memang tidak meyakinkan di tiga laga terakhirnya. Mereka seri melawan Ghana 2-2, hanya menang 1-0 melawan Amerika Serikat, sebelum menang tipis atas 2-1 via waktu tambahan. Kelemahan Jerman di pertahanan dan kebuntuan di serangan dieksploitasi oleh Aljazair.

Ujian bagi Jerman terlihat saat mereka melawan Ghana. Barisan pertahanan tidak solid. Striker juga kurang tajam. Mereka terlihat sangat  mengandalkan ketajaman Thomas Muller. Kebuntuan Muller akhirnya diatasi melalui gol Mario Goetze. Meski sempat unggul 1-0, Jerman ketinggalan 1-2 sebelum Miroslav Klose menyamakan kedudukan di menit ke-71.

Performa tak meyakinkan itu juga berlanjut di laga pamungkas melawan AS. Mereka hanya menang tipis 1-0. Satu-satunya gol dicetak Muller di menit ke-55. Jerman memang terlihat sangat mendominasi dengan banyaknya penguasaan bola. Namun, passing game itu kerap buntu di depan kotak penalti.

Melawan Prancis di perempat final, Jerman harus berbenah. Sebab, Prancis merupakan salah satu tim agresif di Piala Dunia. Dalam empat laga mereka sudah mencetak sepuluh gol. “Kami harus lebih baik melawan Prancis. Hari ini kami menang karena kengototan kami. Di babak pertama kami benar-benar buruk,” kata Loew.

Loew mengungkapkan, timnya tidak menampilkan performa terbaik di laga melawan Aljazair. Mereka tidak bermain indah dan hanya mengejar kemenangan. Strategi itu harus mereka ambil karena mereka harus lolos  ke babak selanjutnya. “Yang penting kami lolos,” kata Loew.

Hal senada diungkapkan Per Mertesacker. Bek Arsenal ini mengakui jika Jerman kewalahan menghadapi Aljazair. “Bermain bagus tidak penting. Apakah jika bermain bagus kami pasti menang” Apa fans ingin kami bermain indah dan kalah lagi di semifinal” katanya dengan nada tinggi. (nap/aga/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/