26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Perjudian Samba

Semifinal impian akan terjadi ketika tuan rumah Brasil bertemu Jerman di Piala Dunia 2014 dini hari nanti.

BELO HORIZONTE-Tampil tanpa dua pemain kunci, Neymar dan Thiago Silva, Samba akan menurunkan pemain kurang berpengalamann
Willian dan Dante menghadapi kekuatan penuh Der Panzer.

Brasil tinggal selangkah lagi mengamankan jalannya menuju trofi Piala Dunia-nya yang keenam di kandang sendiri. Itu terjadi jika Selecao bisa menyegel satu tempat di babak final dari tangan Jerman. Keduanya bakal bersua dalam babak semifinal, dini hari nanti.

Pertandingan yang berlangsung di Estadio Mineirao, Belo Horizonte nanti akan menjadi pertemuan ke-22 kedua negara yang sama-sama pernah menjadi juara dunia itu. Hasilnya, sejarah lebih berpihak kepada tuan rumah yang lebih sering memenangi pertarungan. Terutama dalam Piala Dunia.

Dari 21 pertandingan sebelumnya, 12 kali pesta kemenangan dirayakan Brasil atas Der Panzer. Satu-satunya pertemuan kedua negara ini di Piala Dunia terjadi pada saat babak final Piala Dunia 2002 silam. Ketika itu, Brasil dengan Ronaldo-nya memupuskan ambisi Jerman meraih trofi keempatnya.

Mimpi buruk Jerman saat berjumpa dengan Brasil pun semakin panjang jika melihat dari daftar pertemuannya di Piala Konfederasi 1999 dan 2005. Bahkan, tujuh tahun silam pemain-pemain Brasil mampu mempecundangi Jerman di depan publiknya sendiri yang memadati Franken Stadion, Nuernberg lewat aksi Adriano.

Namun, dari sekian banyak catatan kemenangan Brasil atas Jerman di atas, momen di Yokohama menjadi yang paling diingat Luiz Felipe Scolari, pelatih Brasil di Piaala Dunia 2014 ini. Maklum, ketika itu Felipao menjadi sosok di balik layar yang membidani trofi Piala Dunia kelima Brasil tersebut.

Nah, kali ini, 12 tahun berselang, momentum itu juga yang ingin kembali diulangi Felipao dengan generasi baru timnas Brasil. Bedanya, untuk pertandingan babak semifinal krusial ini armada Felipao bakal pincang di dua sektor pentingnya. Yaitu di serangan dan pertahanan.

Tidak adanya nama Neymar da Silva Santos Junior yang harus absen hingga akhir Piala Dunia karena retak tulang belakang menjadi kehilangan terbesar Brasil. Derita Brasil itu semakin bertambah setelah palang pintu andalan sekaligus kapten tim Thiago Silva juga absen karena akumulasi kartu kuning.

Sebagai konsekuensi, Felipao pun berjudi dengan menampilkan dua pemain minim caps selama Piala Dunia seperti Willian dan Dante. Willian diplot untuk mengisi posisi winger kiri yang biasa ditempati Neymar. Sementara Dante berhadapan dengan pemain Jerman di Bundesliga untuk posisi jantung pertahanan.

Walaupun dianggap berjudi dengan komposisi pemainnya, Felipao tetap percaya diri melanjutkan tradisi kemenangan Brasil atas Jerman. “Mengapa saya harus takut (dengan perubahan komposisi, Red)? Kalau saya takut dengan tantangan, maka selamanya saya tidak akan mendapatkan gelar apapun,” ujar Felipao seperti yang dikutip dari AFP.

Padahal, baik Neymar ataupun Silva punya peran penting dalam membawa tim Samba melangkah hingga semifinal. Neymar menjadi dirigen lini serangan Brasil yang selalu menjadi penentu kemenangan Brasil, sedangkan keberadaan Silva juga menjadikan lini pertahanan Brasil dikenal paling solid ketimbang era-era sebelumnya.

Meski begitu, dalam wawancaranya dengan Globo, mantan pelatih timnas Portugal itu menganggap kans timnya menjadi juara dunia masih terbuka. Sekalipun tanpa ada sosok Neymar. “Kehilangan satu pemain terbaik memang cukup menyulitkan kami, namun kami masih punya peluang menjadi juara,” koarnya.

Sementara, Jerman datang ke Belo Horizonte dengan kondisi yang lebih baik daripada Brasil. Tidak ada satu pun pemain langganan starting line up racikan Joachim Loew yang absen. Apalagi, secara motivasi, Die Mannschaft -julukan Jerman- masih terbawa euforia pasca menyingkirkan Prancis di babak perempat final pekan lalu.

Dilansir dari Reuters, Loew tidak memandang kekuatan Brasil hanya dari sisi Neymar atau Silva. Sebaliknya, pelatih yang berusia 54 tahun tersebut melihat kekuatan Brasil sebagai sebuah tim. “Semua sudah tahu bagaimana Brasil dengan gaya tradisional sepak bolanya,” ungkap Loew.

Lebih lanjut, Loew malah lebih mengkhawatirkan potensi permainan keras yang bakal disiapkan pemain Brasil. Dilihat dari catatan kedisiplinannya selama Piala Dunia 2014 ini, Brasil membukukan pelanggaran yang hampir mencapai 100 kali. Sebanyak 99 fouls mereka lakukan dengan hanya mendapatkan 10 kartu kuning.

Bandingkan dengan Jerman yang hanya 57 fouls dan menerima lima kartu kuning. “Itu menjadi sisi lain dari banyaknya pemain hebat di Brasil. Mereka bermain lebih kasar dari semua tim di Piala Dunia ini, dan tidak segan melakukan apapun untuk mematahkan serangan lawan. Tergantung bagaimana wasitnya nanti,” tegasnya. (ren/jpnn)

Semifinal impian akan terjadi ketika tuan rumah Brasil bertemu Jerman di Piala Dunia 2014 dini hari nanti.

BELO HORIZONTE-Tampil tanpa dua pemain kunci, Neymar dan Thiago Silva, Samba akan menurunkan pemain kurang berpengalamann
Willian dan Dante menghadapi kekuatan penuh Der Panzer.

Brasil tinggal selangkah lagi mengamankan jalannya menuju trofi Piala Dunia-nya yang keenam di kandang sendiri. Itu terjadi jika Selecao bisa menyegel satu tempat di babak final dari tangan Jerman. Keduanya bakal bersua dalam babak semifinal, dini hari nanti.

Pertandingan yang berlangsung di Estadio Mineirao, Belo Horizonte nanti akan menjadi pertemuan ke-22 kedua negara yang sama-sama pernah menjadi juara dunia itu. Hasilnya, sejarah lebih berpihak kepada tuan rumah yang lebih sering memenangi pertarungan. Terutama dalam Piala Dunia.

Dari 21 pertandingan sebelumnya, 12 kali pesta kemenangan dirayakan Brasil atas Der Panzer. Satu-satunya pertemuan kedua negara ini di Piala Dunia terjadi pada saat babak final Piala Dunia 2002 silam. Ketika itu, Brasil dengan Ronaldo-nya memupuskan ambisi Jerman meraih trofi keempatnya.

Mimpi buruk Jerman saat berjumpa dengan Brasil pun semakin panjang jika melihat dari daftar pertemuannya di Piala Konfederasi 1999 dan 2005. Bahkan, tujuh tahun silam pemain-pemain Brasil mampu mempecundangi Jerman di depan publiknya sendiri yang memadati Franken Stadion, Nuernberg lewat aksi Adriano.

Namun, dari sekian banyak catatan kemenangan Brasil atas Jerman di atas, momen di Yokohama menjadi yang paling diingat Luiz Felipe Scolari, pelatih Brasil di Piaala Dunia 2014 ini. Maklum, ketika itu Felipao menjadi sosok di balik layar yang membidani trofi Piala Dunia kelima Brasil tersebut.

Nah, kali ini, 12 tahun berselang, momentum itu juga yang ingin kembali diulangi Felipao dengan generasi baru timnas Brasil. Bedanya, untuk pertandingan babak semifinal krusial ini armada Felipao bakal pincang di dua sektor pentingnya. Yaitu di serangan dan pertahanan.

Tidak adanya nama Neymar da Silva Santos Junior yang harus absen hingga akhir Piala Dunia karena retak tulang belakang menjadi kehilangan terbesar Brasil. Derita Brasil itu semakin bertambah setelah palang pintu andalan sekaligus kapten tim Thiago Silva juga absen karena akumulasi kartu kuning.

Sebagai konsekuensi, Felipao pun berjudi dengan menampilkan dua pemain minim caps selama Piala Dunia seperti Willian dan Dante. Willian diplot untuk mengisi posisi winger kiri yang biasa ditempati Neymar. Sementara Dante berhadapan dengan pemain Jerman di Bundesliga untuk posisi jantung pertahanan.

Walaupun dianggap berjudi dengan komposisi pemainnya, Felipao tetap percaya diri melanjutkan tradisi kemenangan Brasil atas Jerman. “Mengapa saya harus takut (dengan perubahan komposisi, Red)? Kalau saya takut dengan tantangan, maka selamanya saya tidak akan mendapatkan gelar apapun,” ujar Felipao seperti yang dikutip dari AFP.

Padahal, baik Neymar ataupun Silva punya peran penting dalam membawa tim Samba melangkah hingga semifinal. Neymar menjadi dirigen lini serangan Brasil yang selalu menjadi penentu kemenangan Brasil, sedangkan keberadaan Silva juga menjadikan lini pertahanan Brasil dikenal paling solid ketimbang era-era sebelumnya.

Meski begitu, dalam wawancaranya dengan Globo, mantan pelatih timnas Portugal itu menganggap kans timnya menjadi juara dunia masih terbuka. Sekalipun tanpa ada sosok Neymar. “Kehilangan satu pemain terbaik memang cukup menyulitkan kami, namun kami masih punya peluang menjadi juara,” koarnya.

Sementara, Jerman datang ke Belo Horizonte dengan kondisi yang lebih baik daripada Brasil. Tidak ada satu pun pemain langganan starting line up racikan Joachim Loew yang absen. Apalagi, secara motivasi, Die Mannschaft -julukan Jerman- masih terbawa euforia pasca menyingkirkan Prancis di babak perempat final pekan lalu.

Dilansir dari Reuters, Loew tidak memandang kekuatan Brasil hanya dari sisi Neymar atau Silva. Sebaliknya, pelatih yang berusia 54 tahun tersebut melihat kekuatan Brasil sebagai sebuah tim. “Semua sudah tahu bagaimana Brasil dengan gaya tradisional sepak bolanya,” ungkap Loew.

Lebih lanjut, Loew malah lebih mengkhawatirkan potensi permainan keras yang bakal disiapkan pemain Brasil. Dilihat dari catatan kedisiplinannya selama Piala Dunia 2014 ini, Brasil membukukan pelanggaran yang hampir mencapai 100 kali. Sebanyak 99 fouls mereka lakukan dengan hanya mendapatkan 10 kartu kuning.

Bandingkan dengan Jerman yang hanya 57 fouls dan menerima lima kartu kuning. “Itu menjadi sisi lain dari banyaknya pemain hebat di Brasil. Mereka bermain lebih kasar dari semua tim di Piala Dunia ini, dan tidak segan melakukan apapun untuk mematahkan serangan lawan. Tergantung bagaimana wasitnya nanti,” tegasnya. (ren/jpnn)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/