SFAX – Lebih dari 270 orang pengungsi hilang di perairan Tunisia setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik dan tenggelam. Sangat kecil kemungkinannya para pengungsi itu ditemukan dalam keadaan bernyawa. Rabu (1/6) lalu, sekira 600 pengungsi dikabarkan menyesaki kapal yang mereka tumpangi. Kapal itu sebelumnya berlabuh di Pulau Kerkennah. Tapi, Kamis (2/6) dikabarkan kapal itu terbalik.
Setelah didapati kabar terbaliknya kapal itu, proses pencarian terhadap korban dikabarkan sulit dilakukan karena cuaca buruk yang menghalangi proses penyelamatan pengungsi itu.
“Gelombang tinggi menyulitkan kami memulai operasi penyelamatan. Paling tidak, baru Sabtu mendatang kami mampu mengevakuasi jasad. Kemungkinan besar korban hilang tidak dapat ditemukan dalam keadaan hidup,” ungkap kepala penjaga pantai Kota Sfax, Tahar Landousi seperti dikutip AFP, Jumat (3/6).
Sebelumnya pihak berwenang menemukan dua jasad korban di sekitar lokasi kejadian. Sementara tujuh orang dilaporkan terluka dalam peristiwa itu, termasuk dua orang perempuan yang sedang hamil. Para korban itu saat ini dirawat di Rumah Sakit Sfax.
Pihak penjaga pantai mengatakan kapal tersebut dipenuhi pengungsi Libya yang hendak menuju Pulau Lampedusa di Italia. Kapal tersangkut lumpur dan terbalik tidak jauh dari pulau tersebut.
Sementara itu, di Tripoli, Libya North Atlantic Treaty Organization (NATO) terus melancarkan serangannya. Serangan tersebut sepertinya merupakan yang terbesar yang pernah terjadi sejak Presiden Afrika Serikat, Jacob Zuma mengunjungi Libya. (bbs/jpnn)