26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Menang Pilpres, Jokowi Mau Dibom

Foto: AFP PHOTO / Bay ISMOYO Capres, Joko Widodo (kiri) dan Cawapres Jusuf Kalla (kanan) mendampingi Megawati Soekarnoputri (tengah) di Jakarta, 22 Juli 2014 saat pengumuman pemenang Pilpres oleh KPU. Pasca kemenangannya, Jokowi diancam bom.
Foto: AFP PHOTO / Bay ISMOYO
Capres, Joko Widodo (kiri) dan Cawapres Jusuf Kalla (kanan) mendampingi Megawati Soekarnoputri (tengah) di Jakarta, 22 Juli 2014 saat pengumuman pemenang Pilpres oleh KPU. Pasca kemenangannya, Jokowi diancam bom.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) menuntaskan rekapitulasi hasil Pilpres 2014, presiden terpilih Jokowi langsung diancam mau dibom. Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan ada pihak yang mengancam akan mengebom Balai Kota, Sabtu (19/7) kemarin. Ancaman tersebut ditujukan kepada Joko Widodo alias Jokowi, presiden terpilih sekaligus gubernur nonaktif.

Seperti diketahui Jokowi akan kembali menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pemenang pemilihan presiden, Selasa (22/7). 23 Februari hari ini, Jokowi memang akan kembali ngantor di Pemprov DKI.

“Karena Sabtu ada yang ancam pengeboman. Jadi langsung disisir kemarin. Ada ancaman, saya nggak tahu fax-nya dari siapa, dari biro umum di sini, malam minggu. Isinya ngancam Pak Jokowilah, kan mau pulang ke balai kota, awas. Karena pak Jokowi besok (hari ini) mau balik ke sini, ya kita mesti amaninlah. Mesti bikin steril,” jelas Ahok, di balai kota DKI, Selasa (22/7)

Menurut Ahok, pihaknya juga meminta agar satpam melakukan pengawasan kepada orang tak dikenal yang masuk ke balai kota DKI. “Ya kita minta satpam minta agar orang-orang yang nggak dikenal ya lebih diperhatiin. Jangan orang nyolong tas saja nggak ngerti, dia baru cari CCTV. Makanya saya suruh nonton film-film Hollywod saja, yang tentang spy gitu. ya kan, apa sih susahnya tinggal pelototin CCTV lihatin orang-orang yang lalu lalang. Dia bilang kurang titik, ya saya bilang tambahin saja dulu,” jelas dia.

Ahok juga meminta kepolisian untuk menyisir gedung Balai Kota. Polisi, kata dia, pada malam hari langsung menyisir gedung sampai lantai 20. Selain itu, Ahok pun memerintahkan untuk menghidupkan kembali metal detektor di gedung Blok B dan Blok G Balai Kota.

Sejak dua hari lalu, alat pemindai atau metal detektor di Blok B, tepatnya pintu samping masuk Balai Kota dihidupkan. Biasanya alat pemindai tersebut mati. Setiap tamu yang hendak menuju ruangan Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta pun harus melewati alat tersebut.

Tadi malam, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menuntaskan rekapitulasi hasil Pilpres 2014. Hasilnya, Jokowi menjadi pemenang Pilpres 2014. “Jumlah total perolehan suara nomor urut satu adalah 62.576.444 atau 46,85% sedangan perolehan nomor urut dua adalah 70.997.833 atau 53,15%,” kata pimpinan rapat pleno, Ketua KPU Husni Kamil Manik, dalam rapat pleno KPU di Kantor KPU di Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (22/7).

Hasil Pilpres itu ditetapkan dalam Keputusan KPU Nomor 535/KPTSN/KPU/2014. Hasil rekapitulasi KPU secara nasional ini terdiri dari perolehan suara di 33 provinsi dan 130 perwakilan luar negeri. Rapat pleno ini dihadiri seluruh komisioner KPU, anggota Bawaslu, perwakilan dari parpol pendukung Jokowi-JK dan Jokowi-JK. Namun tak ada satu pun parpol koalisi pendukung Prabowo-Hatta. (gir/jpnn)

Foto: AFP PHOTO / Bay ISMOYO Capres, Joko Widodo (kiri) dan Cawapres Jusuf Kalla (kanan) mendampingi Megawati Soekarnoputri (tengah) di Jakarta, 22 Juli 2014 saat pengumuman pemenang Pilpres oleh KPU. Pasca kemenangannya, Jokowi diancam bom.
Foto: AFP PHOTO / Bay ISMOYO
Capres, Joko Widodo (kiri) dan Cawapres Jusuf Kalla (kanan) mendampingi Megawati Soekarnoputri (tengah) di Jakarta, 22 Juli 2014 saat pengumuman pemenang Pilpres oleh KPU. Pasca kemenangannya, Jokowi diancam bom.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) menuntaskan rekapitulasi hasil Pilpres 2014, presiden terpilih Jokowi langsung diancam mau dibom. Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan ada pihak yang mengancam akan mengebom Balai Kota, Sabtu (19/7) kemarin. Ancaman tersebut ditujukan kepada Joko Widodo alias Jokowi, presiden terpilih sekaligus gubernur nonaktif.

Seperti diketahui Jokowi akan kembali menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pemenang pemilihan presiden, Selasa (22/7). 23 Februari hari ini, Jokowi memang akan kembali ngantor di Pemprov DKI.

“Karena Sabtu ada yang ancam pengeboman. Jadi langsung disisir kemarin. Ada ancaman, saya nggak tahu fax-nya dari siapa, dari biro umum di sini, malam minggu. Isinya ngancam Pak Jokowilah, kan mau pulang ke balai kota, awas. Karena pak Jokowi besok (hari ini) mau balik ke sini, ya kita mesti amaninlah. Mesti bikin steril,” jelas Ahok, di balai kota DKI, Selasa (22/7)

Menurut Ahok, pihaknya juga meminta agar satpam melakukan pengawasan kepada orang tak dikenal yang masuk ke balai kota DKI. “Ya kita minta satpam minta agar orang-orang yang nggak dikenal ya lebih diperhatiin. Jangan orang nyolong tas saja nggak ngerti, dia baru cari CCTV. Makanya saya suruh nonton film-film Hollywod saja, yang tentang spy gitu. ya kan, apa sih susahnya tinggal pelototin CCTV lihatin orang-orang yang lalu lalang. Dia bilang kurang titik, ya saya bilang tambahin saja dulu,” jelas dia.

Ahok juga meminta kepolisian untuk menyisir gedung Balai Kota. Polisi, kata dia, pada malam hari langsung menyisir gedung sampai lantai 20. Selain itu, Ahok pun memerintahkan untuk menghidupkan kembali metal detektor di gedung Blok B dan Blok G Balai Kota.

Sejak dua hari lalu, alat pemindai atau metal detektor di Blok B, tepatnya pintu samping masuk Balai Kota dihidupkan. Biasanya alat pemindai tersebut mati. Setiap tamu yang hendak menuju ruangan Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta pun harus melewati alat tersebut.

Tadi malam, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menuntaskan rekapitulasi hasil Pilpres 2014. Hasilnya, Jokowi menjadi pemenang Pilpres 2014. “Jumlah total perolehan suara nomor urut satu adalah 62.576.444 atau 46,85% sedangan perolehan nomor urut dua adalah 70.997.833 atau 53,15%,” kata pimpinan rapat pleno, Ketua KPU Husni Kamil Manik, dalam rapat pleno KPU di Kantor KPU di Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (22/7).

Hasil Pilpres itu ditetapkan dalam Keputusan KPU Nomor 535/KPTSN/KPU/2014. Hasil rekapitulasi KPU secara nasional ini terdiri dari perolehan suara di 33 provinsi dan 130 perwakilan luar negeri. Rapat pleno ini dihadiri seluruh komisioner KPU, anggota Bawaslu, perwakilan dari parpol pendukung Jokowi-JK dan Jokowi-JK. Namun tak ada satu pun parpol koalisi pendukung Prabowo-Hatta. (gir/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/