29 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Defisit Listrik Dua Kali Lipat

Pembatasan BBM oleh PT Pertamina ke PLN akan menambah panjang waktu pemadaman bagi warga Sumut. Apalagi, berdasarkan informasi kalau PT Pertamina mengurangi pasokan BBM ke PLN sebesar 50 persen. Akibatnya, defisit listrik pun bertamah menjadi dua kali lipat.

Dewan Pimpinan Daerah Serikat Pekerja (DPD SP)  PT PLN (Persero) Regional Sumatera Bagian Utara, M Abrar Ali, SH menegaskan dengan pasokan BBM yang normal saja ke PLN, PLN Sumbagut masih krisis hingga mencapai 300 MW akibat adanya pemeliharaan mesin pembangkit sehingga pemadaman bergilir bagi masyarakat terjadi sekitar 4 jam per hari. Sedangkan bila BBM dipangkas hingga 50 persen maka akan terjadi defisit pasokan hingga 600 MW.

Dampaknya akan semakin parah, bisa terjadi pemadaman bukan lagi 2-3 kali dalam sehari, namun akan berkali-kali dengan durasi pemadaman yang tidak dapat dipastikan. “Untuk itu, PT Pertamina diminta jangan ikut memperkeruh suasana di tengah krisis listrik yang terjadi di Sumatera Utara,” tegasnya didampingi Serikat Pekerja UIP II Ridwan Syamtari, ST, Serikat Pekerja PLN Wilsu Agustini, SH, Serikat Pekerja  UIP I Sugiharto  dan Serikat Pekerja DPP SP PLN Jaya Kirana Lubis, di kantor PLN Pembangkitan Sumbagut,  Rabu (6/7).

Menurut Abrar, pada kondisi normal, rata-rata pasokan BBM per bulan ke PLN Sumut, Solar (High Speed Diesel) sebanyak 165.125 KL, MFO sekitar 51.450 KL. Dengan pembatasan yang dilakukan, maka pasokan HSD menjadi 33.500 KL dan MFO menjadi 17.800 KL.

Tingginya konsumsi BBM tersebut, kata Abrar karena PLN di Sumut masih didominasi mesin pembangkit thermal yang menggunakan BBM. “Sistem ketenagalistrikan Sumbagut juga ditopang oleh beberapa pembangkit berbahan bakar alternatif seperti batubara di PLTU Labuhanangin, PLTU Naganraya dan beberapa PLTA. Jadi, kita berharap masyarakat dan semua stake holders agar memahami persolan ini, sehingga bila terjadi pemadaman bergilir yang lebih lama nantinya, tidak hanya menyalahkan PLN semata,” kata Abrar.

Menurut Abrar, Pertamina harus cukup cerdas untuk melihat permasalahan yang ada, khususnya di Sumut yang tengah dilanda krisis. “Kita ingatkan juga Pertamina, sebagai sesama BUMN yang ditugaskan negara tidak hanya mencari keuntungan semata akan tetapi ada tugas dalam melayani kebutuhan publik atau Public Service Obligation (PSO). Apabila ditambah dengan perasaan warga Sumut yang sering mengalami pemadaman bergilir, jelas akan membuat daerah ini semakin terpuruk atau tidak akan kondusif lagi bagi siapapun,” tegas Abrar.

Abrar juga meminta dukungan dari seluruh stakeholders agar menyuarakan kepada Pertamina dalam menjamin pasokan BBM-nya ke PLN khususnya di Sumut. Sebab, dampak dari pembatasan tersebut akan cukup luas dan memiliki efek domino yang dapat mengganggu kehidupan warga Sumut khususnya. “Pertamina menyurati kita dan memberitahukan kalau pengurangan BBM secara total akan dilakukan pada 10 Agustus ini. Artinya, bila pengurangan BBM hingga separuh dari kuota maka pemadaman bakal sering terjadi mulai tanggal tersebut. Kami akan berupaya meminta Pertamina untuk membatalkannya. Minggu depan SP Sumut akan berangkat ke Jakarta untuk menemui Pertamina,” pungkasnya. (ila/rbb)

Pembatasan BBM oleh PT Pertamina ke PLN akan menambah panjang waktu pemadaman bagi warga Sumut. Apalagi, berdasarkan informasi kalau PT Pertamina mengurangi pasokan BBM ke PLN sebesar 50 persen. Akibatnya, defisit listrik pun bertamah menjadi dua kali lipat.

Dewan Pimpinan Daerah Serikat Pekerja (DPD SP)  PT PLN (Persero) Regional Sumatera Bagian Utara, M Abrar Ali, SH menegaskan dengan pasokan BBM yang normal saja ke PLN, PLN Sumbagut masih krisis hingga mencapai 300 MW akibat adanya pemeliharaan mesin pembangkit sehingga pemadaman bergilir bagi masyarakat terjadi sekitar 4 jam per hari. Sedangkan bila BBM dipangkas hingga 50 persen maka akan terjadi defisit pasokan hingga 600 MW.

Dampaknya akan semakin parah, bisa terjadi pemadaman bukan lagi 2-3 kali dalam sehari, namun akan berkali-kali dengan durasi pemadaman yang tidak dapat dipastikan. “Untuk itu, PT Pertamina diminta jangan ikut memperkeruh suasana di tengah krisis listrik yang terjadi di Sumatera Utara,” tegasnya didampingi Serikat Pekerja UIP II Ridwan Syamtari, ST, Serikat Pekerja PLN Wilsu Agustini, SH, Serikat Pekerja  UIP I Sugiharto  dan Serikat Pekerja DPP SP PLN Jaya Kirana Lubis, di kantor PLN Pembangkitan Sumbagut,  Rabu (6/7).

Menurut Abrar, pada kondisi normal, rata-rata pasokan BBM per bulan ke PLN Sumut, Solar (High Speed Diesel) sebanyak 165.125 KL, MFO sekitar 51.450 KL. Dengan pembatasan yang dilakukan, maka pasokan HSD menjadi 33.500 KL dan MFO menjadi 17.800 KL.

Tingginya konsumsi BBM tersebut, kata Abrar karena PLN di Sumut masih didominasi mesin pembangkit thermal yang menggunakan BBM. “Sistem ketenagalistrikan Sumbagut juga ditopang oleh beberapa pembangkit berbahan bakar alternatif seperti batubara di PLTU Labuhanangin, PLTU Naganraya dan beberapa PLTA. Jadi, kita berharap masyarakat dan semua stake holders agar memahami persolan ini, sehingga bila terjadi pemadaman bergilir yang lebih lama nantinya, tidak hanya menyalahkan PLN semata,” kata Abrar.

Menurut Abrar, Pertamina harus cukup cerdas untuk melihat permasalahan yang ada, khususnya di Sumut yang tengah dilanda krisis. “Kita ingatkan juga Pertamina, sebagai sesama BUMN yang ditugaskan negara tidak hanya mencari keuntungan semata akan tetapi ada tugas dalam melayani kebutuhan publik atau Public Service Obligation (PSO). Apabila ditambah dengan perasaan warga Sumut yang sering mengalami pemadaman bergilir, jelas akan membuat daerah ini semakin terpuruk atau tidak akan kondusif lagi bagi siapapun,” tegas Abrar.

Abrar juga meminta dukungan dari seluruh stakeholders agar menyuarakan kepada Pertamina dalam menjamin pasokan BBM-nya ke PLN khususnya di Sumut. Sebab, dampak dari pembatasan tersebut akan cukup luas dan memiliki efek domino yang dapat mengganggu kehidupan warga Sumut khususnya. “Pertamina menyurati kita dan memberitahukan kalau pengurangan BBM secara total akan dilakukan pada 10 Agustus ini. Artinya, bila pengurangan BBM hingga separuh dari kuota maka pemadaman bakal sering terjadi mulai tanggal tersebut. Kami akan berupaya meminta Pertamina untuk membatalkannya. Minggu depan SP Sumut akan berangkat ke Jakarta untuk menemui Pertamina,” pungkasnya. (ila/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/