26 C
Medan
Friday, December 27, 2024
spot_img

Teriak Tolak Renovasi Sekolah

Foto: Well/PM Tangga di areal SMP 24 Jalan Metal, yang empat siswanya kesurupan, menolak renovasi gedung sekolah.
Foto: Well/PM
Tangga di areal SMP 24 Jalan Metal, yang empat siswanya kesurupan, menolak renovasi gedung sekolah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Suasana yang semula tenang di SMP Negeri 4 Jl. Metal, Medan Deli mendadak heboh. Pasalnya, 4 siswanya mendadak kesurupan saat jam istirahat sekira pukul 10.00 Wib, Rabu (27/8).

Informasi yang dihimpun menyebutkan, siswa yang kesurupan masing-masing WA (15), DI (15) siswa kelas IX serta IS (14) dan SU (14) siswa kelas VIII.

Kejadiannya, saat istirahat tiba-tiba WA menjerit tak jelas, hal tersebut diikuti oleh DI. Saat siswa lainnya sedang melihat upaya penyembuhan terhadap keduanya, IS dan SU pun turut kesurupan. Disitulah kepanikan tersebut bermula.

“Awalnya ada siswa kelas IX, dia pertama kesurupan. Terus teman sekelasnya kena juga. Tapi setelah itu, siswa kelas VIII pun ikut kesurupan. Jadi tadi ada 4 siswa yang kesurupan,” kata Agustina Elviera MPd, guru konseling saat ditemui.

Sementara itu guru agama, Parentah Lubis SAg, saat kesurupan terjadi makhluk yang merasuki para siswa meminta agar lokasi yang mereka tempati dibersihkan serta menolak renovasi, mereka tak senang rumah mereka diganggu.

“Jadi tadi sewaktu kesurupan, para siswa yang dirasuki makhluk gaib meminta agar tempat tinggal mereka dibersihkan. Tak itu saja, sepertinya makhluk gaib itu pun menolak proses renovasi sekolah,” kata Parentah, yang mengaku kesurupan sudah terjadi sejak tahun 2002 silam.

Tak mudah untuk menyadarkan keempat siswa yang kesurupan. “Susah menyadarkannya, ada yang minta minyak duyung, ada yang minta bunga kantil, ada yang minta meja-meja digeser dari tangga di dekat kelas VIII, ada yang minta di bawah tangga dibersihkan. Jadi kita lakukan tadi beberapa hal itu, barulah makhluk gaib itu pergi,” kata Parentah menambahkan.

Menurut Parentah jika lokasi para makhluk gaib tersebut berada di tangga yang berada di sebelah ruang kelas VIII dan tepat di depan toilet sekolah.

“Di tangga pojok sana, jadi memang kalau ada siswa yang main di dekat tangga itu pasti kena,” katanya.

Parentah melihat sosok wanita sedang menggendong anak kecil berada di lokasi yang dimaksud. Bahkan, ia pun pernah melihat sosok pria bertubuh kekar yang ada di sekitar tangga.

“Memang lokasi itu tempat berkumpulnya para makhluk gaib, makanya kita juga sudah imbau kepada para siswa untuk tidak bermain-main di sekitar tangga dan menjaga sikap,” tandasnya.

Buya Alamsyah, paranormal menambahkan, kesurupan yang menimpa siswa SMP 24 adalah sebagai jembatan bagi arwah gentayangan yang berada di sekitar bangunan yang akan direnovasi. Melalui para siswa, para arwah meminta syarat agar pihak sekolah membersihkan dan memberikan ruwatan di lokasi itu.

“Pihak sekolah harus cepat melakukan pembersihan di sekitar lokasi, agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Dan, ruwatannya juga harus sesuai dengan syaratnya agar dapat diterima oleh penghuni bangunan,” terangnya.

Mengenai caranya, ahli metafisika itu menambahkan ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar sekolah tersebut bersih dari gangguan penghuni. “Maaf, kalau caranya tidak bisa saya katakan. Namun, teknik dan ruwatannya dapat dilakukan dengan baik. Permintaan penghuni harus dipenuhi oleh pihak sekolah. Kesurupan adalah cara pertama arwah untuk mengatakan apa mau mereka, dan apabila tidak dipenuhi, kita tidak tahu dengan cara apa mereka akan mengatakannya lagi,” ucapnya.

Menurutnya, penghuni yang berada di sekitar bangunan tidak hanya satu jenis saja melainkan ramai dan mereka tidak senang karena tempat tinggalnya diganggu oleh manusia. Untuk itu, ruwatan khusus harus diberikan kepada mereka, agar mereka legowo dengan renovasi bangunan tersebut. Apalagi, bangunan itu sudah berdiri lama, pastinya arwah-arwah itu sudah lama juga berada di sana dan mengganggap itu rumahnya.

“Yang namanya permintaan orang luar kita harus meresponnya, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kita tidak mau kesurupan tersebut menjadi sering terjadi di sekolah itu akibat pihak sekolah tidak meresponnya,” tandasnya.

Kalau dari kacamata supranaturalnya, penghuni itu masih menunggu pembersihan di sekitar lokasi renovasi dan pihak sekolah harus meresponnya. “Banyak juga arwah yang tinggal di sana. Apalagi, mereka arwah gentayangan yang matinya ada yang tidak wajar sehingga terus mencari jati dirinya dan akhirnya gentayangan. Intinya, pihak sekolah harus segera melakukan pembersihan di bangunan renovasi itu,” pungkasnya. (gib)

Foto: Well/PM Tangga di areal SMP 24 Jalan Metal, yang empat siswanya kesurupan, menolak renovasi gedung sekolah.
Foto: Well/PM
Tangga di areal SMP 24 Jalan Metal, yang empat siswanya kesurupan, menolak renovasi gedung sekolah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Suasana yang semula tenang di SMP Negeri 4 Jl. Metal, Medan Deli mendadak heboh. Pasalnya, 4 siswanya mendadak kesurupan saat jam istirahat sekira pukul 10.00 Wib, Rabu (27/8).

Informasi yang dihimpun menyebutkan, siswa yang kesurupan masing-masing WA (15), DI (15) siswa kelas IX serta IS (14) dan SU (14) siswa kelas VIII.

Kejadiannya, saat istirahat tiba-tiba WA menjerit tak jelas, hal tersebut diikuti oleh DI. Saat siswa lainnya sedang melihat upaya penyembuhan terhadap keduanya, IS dan SU pun turut kesurupan. Disitulah kepanikan tersebut bermula.

“Awalnya ada siswa kelas IX, dia pertama kesurupan. Terus teman sekelasnya kena juga. Tapi setelah itu, siswa kelas VIII pun ikut kesurupan. Jadi tadi ada 4 siswa yang kesurupan,” kata Agustina Elviera MPd, guru konseling saat ditemui.

Sementara itu guru agama, Parentah Lubis SAg, saat kesurupan terjadi makhluk yang merasuki para siswa meminta agar lokasi yang mereka tempati dibersihkan serta menolak renovasi, mereka tak senang rumah mereka diganggu.

“Jadi tadi sewaktu kesurupan, para siswa yang dirasuki makhluk gaib meminta agar tempat tinggal mereka dibersihkan. Tak itu saja, sepertinya makhluk gaib itu pun menolak proses renovasi sekolah,” kata Parentah, yang mengaku kesurupan sudah terjadi sejak tahun 2002 silam.

Tak mudah untuk menyadarkan keempat siswa yang kesurupan. “Susah menyadarkannya, ada yang minta minyak duyung, ada yang minta bunga kantil, ada yang minta meja-meja digeser dari tangga di dekat kelas VIII, ada yang minta di bawah tangga dibersihkan. Jadi kita lakukan tadi beberapa hal itu, barulah makhluk gaib itu pergi,” kata Parentah menambahkan.

Menurut Parentah jika lokasi para makhluk gaib tersebut berada di tangga yang berada di sebelah ruang kelas VIII dan tepat di depan toilet sekolah.

“Di tangga pojok sana, jadi memang kalau ada siswa yang main di dekat tangga itu pasti kena,” katanya.

Parentah melihat sosok wanita sedang menggendong anak kecil berada di lokasi yang dimaksud. Bahkan, ia pun pernah melihat sosok pria bertubuh kekar yang ada di sekitar tangga.

“Memang lokasi itu tempat berkumpulnya para makhluk gaib, makanya kita juga sudah imbau kepada para siswa untuk tidak bermain-main di sekitar tangga dan menjaga sikap,” tandasnya.

Buya Alamsyah, paranormal menambahkan, kesurupan yang menimpa siswa SMP 24 adalah sebagai jembatan bagi arwah gentayangan yang berada di sekitar bangunan yang akan direnovasi. Melalui para siswa, para arwah meminta syarat agar pihak sekolah membersihkan dan memberikan ruwatan di lokasi itu.

“Pihak sekolah harus cepat melakukan pembersihan di sekitar lokasi, agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Dan, ruwatannya juga harus sesuai dengan syaratnya agar dapat diterima oleh penghuni bangunan,” terangnya.

Mengenai caranya, ahli metafisika itu menambahkan ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar sekolah tersebut bersih dari gangguan penghuni. “Maaf, kalau caranya tidak bisa saya katakan. Namun, teknik dan ruwatannya dapat dilakukan dengan baik. Permintaan penghuni harus dipenuhi oleh pihak sekolah. Kesurupan adalah cara pertama arwah untuk mengatakan apa mau mereka, dan apabila tidak dipenuhi, kita tidak tahu dengan cara apa mereka akan mengatakannya lagi,” ucapnya.

Menurutnya, penghuni yang berada di sekitar bangunan tidak hanya satu jenis saja melainkan ramai dan mereka tidak senang karena tempat tinggalnya diganggu oleh manusia. Untuk itu, ruwatan khusus harus diberikan kepada mereka, agar mereka legowo dengan renovasi bangunan tersebut. Apalagi, bangunan itu sudah berdiri lama, pastinya arwah-arwah itu sudah lama juga berada di sana dan mengganggap itu rumahnya.

“Yang namanya permintaan orang luar kita harus meresponnya, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kita tidak mau kesurupan tersebut menjadi sering terjadi di sekolah itu akibat pihak sekolah tidak meresponnya,” tandasnya.

Kalau dari kacamata supranaturalnya, penghuni itu masih menunggu pembersihan di sekitar lokasi renovasi dan pihak sekolah harus meresponnya. “Banyak juga arwah yang tinggal di sana. Apalagi, mereka arwah gentayangan yang matinya ada yang tidak wajar sehingga terus mencari jati dirinya dan akhirnya gentayangan. Intinya, pihak sekolah harus segera melakukan pembersihan di bangunan renovasi itu,” pungkasnya. (gib)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/