JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Narkotika bukan hal baru bagi AKBP Idha Endri Prastiono, perwira menengah yang ditangkap Polis Diraja Malaysia itu. Ternyata istri dan adik iparnya juga pernah terlibat dalam penyelundupan sabu tahun 2013.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Anang Iskandar menyatakan, istri AKBP Idha Endri Prastiono, Titi Yustinawati, sebenarnya sudah masuk dalam radar penyidik BNN terkait jaringan narkoba internasional. “Dia memang ada di lingkaran (sindikat),” kata Anang usai pelantikan 16 jenderal di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (3/9).
Data dihimpun, Titi pernah menjalin hubungan dengan bandar besar yang kerap berulah di hampir seluruh lapas besar, Cipinang, Salemba, Banceuy, dan Nusakambangan. Bandar besar ini keluar penjara tahun 2009, dan jejaknya hilang. Nama sang bandar kemudian muncul lagi setelah pengungkapan narkoba yang masuk ke Indonesia. Diketahui, narkoba itu berasal dari China.
BNN akhirnya berkoordinasi dengan Interpol dan memberikan label rednotice. 2011, sang bandar dicokok di China beserta klendestein (laboratorium) sabu di Guangzho, China. Sebelumnya, Anang juga memastikan bahwa adik Titi bernama Agung pernah terlibat dalam penyelundupan sabu di tahun 2013. Agung ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN), Mei 2013. Saat ini proses hukumnya tengah bergulir di pengadilan Pontianak, Kalimantan Barat.
Sabu tersebut masuk dari Malaysia melalui Kuching dan dibawa ke Pontianak. Sabu yang masuk seberat 2 kilogram. Penyidik melakukan control delivery dan mendapati Agung memecah paket sabu tersebut agar mudah dibawa ke Jakarta. “Saat hendak ditangkap dia (Agung) membawa senjata api. Dia ditangkap di Jakarta dengan barang bukti 0,5 kilogram,” kata penyidik tersebut.
Bagaimana profil Titi? Dari rilis yang disampaikan oleh Kapolda Kalbar Brigjen Pol Arif Sulistyanto, Titi tercatat sebagai pengusaha. Wanita berusia 50 tahun itu menjabat sebagai dirut PT Berlian Kapuas Khatulistiwa, perusahaan yang bergerak dalam bidang trading. Lalu dia juga aktif sebagai dirut PT Fitria Maharani Trading, dan dirut CV Fitria. Semua bergerak dalam bidang perdagangan.
Di Pontianak, AKBP Idha dan Titi tinggal di Jl. Paris I Gg. Al-Qadar No. 18-B Kel. Bangka Belitung Laut Kec. Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Provinsi Kalbar (rumah kontrakan ). Ada kabar, keduanya juga punya apartemen mewah di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, namun belum terkonfirmasi. Hubungan Titi dan Idha juga sempat masuk dalam catatan Propam Polda Sumut.
Menurut Brigjen Arief, hubungan Idha dan Titi yang kala itu berstatus janda dengan empat orang anak, sempat bermasalah. Namun masalah itu bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Mereka akhirnya menikah di Deli Serdang sesuai akta nikah nomor : 109 / 14 / VII / 2012 tanggal 22 Juli 2012. Sempat muncul kabar, Titi pernah mau mencalonkan diri sebagai Bupati Kubu Raya, Kalbar, namun batal.
Nah, yang paling mencolok dari Titi adalah soal kekayaannya. Dia pernah disorot karena mengaku kehilangan perhiasan senilai total Rp19 miliar. Jumlah itu dia sampaikan sendiri ke Polres Bandara Soekarno-Hatta tak lama setelah turun dari pesawat Lion Air. Tak lama kemudian, pelaku pencurian perhiasan itu ditangkap, yang tak lain adalah petugas bagasi di Bandara Supadio, Pontianak. Namun setelah ramai jadi pemberitaan, polisi setempat memastikan nilai perhiasan yang diambil tak lebih dari Rp181 juta. Angka itu didapat dari taksiran saksi ahli di kepolisian.
Profil Titi dan AKBP Idha juga tidak sulit dicari. Mereka memajang foto-foto kebersamaan di blog pribadi dan google+. Bahkan ada satu momen saat AKBP Idha dan Titi saling berciuman bibir. Sangat mesra. Kini, Titi disorot atas dugaan keterlibatan dalam jaringan narkoba. Dia disebut-sebut dekat dengan bandar besar yang saat ini ditangkap di China. Belum ada tanggapan resmi dari Titi maupun pihak yang mewakilinya terkait pernyataan Komjen Anang. (bbs/deo)