25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

5 Penumpang Sampri Tewas

Mobil Sampri Masuk Jurang dusun Sigurung-gurung Tukka Ambobi Kecamatan Pakkat perbatasan Tapteng.
Mobil Sampri Masuk Jurang dusun Sigurung-gurung Tukka Ambobi Kecamatan Pakkat perbatasan Tapteng.

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO- Bus penumpang umum Sampri bernomor pintu 88 jenis Cold Diesel 120 PS (roda enam) terjun ke jurang sedalam 160 meter. Peristiwa di tepi Jalinsum Doloksanggul-Barus Km 57,58 Dusun Sigurunggurung ukka Ambobi, Kecamatan Pakkat, Humbang Hasundutan (Humbahas) itu terjadi pada Kamis (4/9) pagi sekira pukul 06.15 WIB. Sebanyak 5 dari 12 penumpang bus bernomor polisi BK 7307 DI itu meninggal dunia.

Sesuai data dari pihak kepolisian, penumpang korban  meninggal dunia di antaranya Asni Br Panjaitan (56) warga Medan pekerjaan swasta, Aura (4), Maristal Hutauruk (56) petani warga Medan, Salmia Br Simatupang (42) petani warga Medan, dan Juandi Situmorang (22), warga Tapteng pekerjaan swasta. Tiga dari mereka meninggal di tempat, dua lagi meninggal di rumah sakit.

Sementara korban luka berat di antaranya Prengki Sigalingging (17) warga Pakkat patah kaki kiri dan Zainuddin Habeahan (35) pedagang, warga Tapteng, mengalami patah tulang lengan kiri.

Sedangkan korban luka ringan antara lain Barat Habeahan alias Pak Juki (53) petani warga Tapteng mengalami luka robek di kepala kening dan kaki. Lalu Remeh Simarmata (56), warga Tapteng mengalami luka robek di kening, Sunggul Purba (23) perawat warga Medan mengalami luka lecet di punggung dan dahi, Longseria Simatupang (56) warga Medan luka lecet di kepala dan robek kaki kiri, dan Alponso Sihite alias Roni (17), memar di kepala. Saat ini para korban masih dirawat di RSU St Maria Pakkat, Humbahas.

Awak bus itu sendiri terdiri dari 2 sopir dan 1 kernet. Ketiganya dikabarkan sempat kabur pascakejadian. Namun sopir bus saat kejadian B Limbong (44), warga Barus Utara, Tapteng kemudian berhasil diamankan polisi. Sedangkan sopir yang satu lagi dan kernetnya belum diketahui kabarnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, bus itu melaju dari arah Doloksanggul,  Humbahas. Tiba di lokasi sekira pukul 06.15 WIB. Diduga, sopirnya B Limbong mengantuk sehingga tidak dapat mengendalikan bus. Lokasi merupakan tikungan tajam dengan medan menurun. Jurang itu diperkirakan sedalam 160 meter. Badan bus yang jatuh itu bahkan tidak dapat terlihat lagi dari permukaan badan jalan.

Salah seorang korban meninggal dunia Juandi Situmorang (22) jenazahnya langsung dibawa ke Desa Parik Sinomba Kecamatan Barus Utara, Tapteng oleh kepala desanya Riston Tua Simanjuntak. Riston membenarkan bahwa Juandi adalah warganya. Almarhum tinggal bersama nenek dan orangtuanya Br Simanjuntak. “Saya dengar ada mobil yang jatuh, namun saya tidak menduga salah seorang korban itu berasal dari desa saya. Semoga keluarganya tabah menghadapi semua ini,” kata Kades itu.

Salah seorang korban selamat, Sunggul Purba, mengatakan kejadian nahas itu saat mobil melintas menuju Barus. Di tikungan tajam Sigurunggurung itu mobil seperti tidak berbelok ke kiri. “Saya sempat melihat mobil ini tidak berbelok. Bahkan langsung menuju jurang. Makanya saya mendekati pintu mobil supaya bisa melompat, tapi pintu mobil juga macet, sehingga saya ikut terjun bersama mobilnya ke dasar jurang,” katanya.

“Saya seperti berada di dalam kotak dibanting sana dibanting sini. Saat mau mendekat dasar jurang saya mendengar bunyi dentuman keras dan melihat sejumlah bangku dan bodi mobil berserakan di dasar jurang. Saya melihat ke atas sangat jauh dan curam. Banyak darah berserakan. Para penumpang banyak tak sadarkan diri. Saya merangkak perlahan menyusuri dinding jurang ke atas, menuju jalan  raya untuk meminta pertolongan,  namun tak beberapa lama sejumlah mobil yang melintas juga berhenti. Saya melihat ke atas tebing, sudah ada beberapa orang berdiri dan turun mau menolong kami,” tambah Sunggul yang mengaku persis duduk di bangku samping sopir.

Senada dengan itu, korban Alfonso Sihite yang merupakan siswa SMK di Kecamatan Sorkam, Tapteng mengaku, setelah terjatuh, ia masih sadar. Ia masih sempat menolong salah seorang korban bernama Juandi. “Saya masih membantunya keluar dari himpitan bak mobil dan mendudukkannya di batu. Dia tampak lemas dan pucat, ada darah keluar dari kepalanya. Saat kejadian saya sadar namun kejadiannya sangat cepat dan hintungan detik dan buar semua sudah di dasar jurang,” ungkap Alfonso.

Kasatlantas Polres Humbahas AKP Ady Savigno, di lokasi mengatakan, begitu mengetahui kejadian itu, pihaknya dibantu warga sekitar langsung berusaha mengevakuasi korban dan mengamankan barang bukti yang ditemukan. “Sopirnya (B Limbong) sempat kabur, tapi sudah kami jemput dari Barus,” ujar AKP Ady Savigno.

Senada, Kapolsek Pakkat  AKP K Tarigan bersama Serda Hermayanto personel Koramil Pakkat mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan masyarkat dan Uspika setempat mengevakuasi korban dari jurang sedalam 160 meter. “Memang medannya yang cukup berat. Kami harus memakai kabel sling mengangkat para korban ke atas,” ujarnya.

Seorang warga sekitar mengatakan, sudah 2 mobil jatuh ke jurang ini dalam waktu berdekatan, namun belum ada tampak tanda–tanda dipasang rambu lalu lintas di lokasi. “Kalau dihitung sudah ada tiga mobil di dalam jurang tersebut itu dalam setahun ini,” kata Marco Pasaribu (30) warga sekitar.

Masih Marco, jurang dengan kedalaman 160 meter itu sudah kerap memakan korban seharusnya ada pembatas jalannya. Juga rambu lalu lintas seratus meter sebelum tebing perbatasan. “Kalau ada mobil jatuh di dusun Sigurung-gurung jatuhnya ke Tapteng, sebab kalau kita melihat dari lokasi jatuh persis di wilayah Tapteng di Dusun Bonan Dolok  Kecamatan Andam Dewi,” ujar Marco.

Pantauan New Tapanuli (Sumut Pos Grup), ratusan orang memadati lokasi kejadian sejak pagi. Mereka terlihat sangat penasaran menyaksikan proses evakuasi para korban dari dari dalam jurang. Di lokasi kejadian tampak juga Camat Andam Dewi Tapteng Markus Sidabutar bersama tim kesehatan Puskesmas Andam Dewi, juga Danramil Barus Kapt Inf Syahruddin, dan Kapolsek Barus AKP Usman.

Sejumlah sopir dan warga sekitar juga ikut membantu evakuasi korban. Bahkan, sejumlah warga rela mengantarkan korban walau hanya dengan menggunakan sepedamotornya demi menyelamatkan korban.

Tim Tagana Humbahas juga turut serta membantu proses evakuasi para korban. Sejumlah barang seperti kain dan tas para penumpang  juga ikut diangkat dari dasar jurang dengan menggunakan derek mobil patroli Polres Humbahas. (cr-01/gp/smg/rbb)

Mobil Sampri Masuk Jurang dusun Sigurung-gurung Tukka Ambobi Kecamatan Pakkat perbatasan Tapteng.
Mobil Sampri Masuk Jurang dusun Sigurung-gurung Tukka Ambobi Kecamatan Pakkat perbatasan Tapteng.

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO- Bus penumpang umum Sampri bernomor pintu 88 jenis Cold Diesel 120 PS (roda enam) terjun ke jurang sedalam 160 meter. Peristiwa di tepi Jalinsum Doloksanggul-Barus Km 57,58 Dusun Sigurunggurung ukka Ambobi, Kecamatan Pakkat, Humbang Hasundutan (Humbahas) itu terjadi pada Kamis (4/9) pagi sekira pukul 06.15 WIB. Sebanyak 5 dari 12 penumpang bus bernomor polisi BK 7307 DI itu meninggal dunia.

Sesuai data dari pihak kepolisian, penumpang korban  meninggal dunia di antaranya Asni Br Panjaitan (56) warga Medan pekerjaan swasta, Aura (4), Maristal Hutauruk (56) petani warga Medan, Salmia Br Simatupang (42) petani warga Medan, dan Juandi Situmorang (22), warga Tapteng pekerjaan swasta. Tiga dari mereka meninggal di tempat, dua lagi meninggal di rumah sakit.

Sementara korban luka berat di antaranya Prengki Sigalingging (17) warga Pakkat patah kaki kiri dan Zainuddin Habeahan (35) pedagang, warga Tapteng, mengalami patah tulang lengan kiri.

Sedangkan korban luka ringan antara lain Barat Habeahan alias Pak Juki (53) petani warga Tapteng mengalami luka robek di kepala kening dan kaki. Lalu Remeh Simarmata (56), warga Tapteng mengalami luka robek di kening, Sunggul Purba (23) perawat warga Medan mengalami luka lecet di punggung dan dahi, Longseria Simatupang (56) warga Medan luka lecet di kepala dan robek kaki kiri, dan Alponso Sihite alias Roni (17), memar di kepala. Saat ini para korban masih dirawat di RSU St Maria Pakkat, Humbahas.

Awak bus itu sendiri terdiri dari 2 sopir dan 1 kernet. Ketiganya dikabarkan sempat kabur pascakejadian. Namun sopir bus saat kejadian B Limbong (44), warga Barus Utara, Tapteng kemudian berhasil diamankan polisi. Sedangkan sopir yang satu lagi dan kernetnya belum diketahui kabarnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, bus itu melaju dari arah Doloksanggul,  Humbahas. Tiba di lokasi sekira pukul 06.15 WIB. Diduga, sopirnya B Limbong mengantuk sehingga tidak dapat mengendalikan bus. Lokasi merupakan tikungan tajam dengan medan menurun. Jurang itu diperkirakan sedalam 160 meter. Badan bus yang jatuh itu bahkan tidak dapat terlihat lagi dari permukaan badan jalan.

Salah seorang korban meninggal dunia Juandi Situmorang (22) jenazahnya langsung dibawa ke Desa Parik Sinomba Kecamatan Barus Utara, Tapteng oleh kepala desanya Riston Tua Simanjuntak. Riston membenarkan bahwa Juandi adalah warganya. Almarhum tinggal bersama nenek dan orangtuanya Br Simanjuntak. “Saya dengar ada mobil yang jatuh, namun saya tidak menduga salah seorang korban itu berasal dari desa saya. Semoga keluarganya tabah menghadapi semua ini,” kata Kades itu.

Salah seorang korban selamat, Sunggul Purba, mengatakan kejadian nahas itu saat mobil melintas menuju Barus. Di tikungan tajam Sigurunggurung itu mobil seperti tidak berbelok ke kiri. “Saya sempat melihat mobil ini tidak berbelok. Bahkan langsung menuju jurang. Makanya saya mendekati pintu mobil supaya bisa melompat, tapi pintu mobil juga macet, sehingga saya ikut terjun bersama mobilnya ke dasar jurang,” katanya.

“Saya seperti berada di dalam kotak dibanting sana dibanting sini. Saat mau mendekat dasar jurang saya mendengar bunyi dentuman keras dan melihat sejumlah bangku dan bodi mobil berserakan di dasar jurang. Saya melihat ke atas sangat jauh dan curam. Banyak darah berserakan. Para penumpang banyak tak sadarkan diri. Saya merangkak perlahan menyusuri dinding jurang ke atas, menuju jalan  raya untuk meminta pertolongan,  namun tak beberapa lama sejumlah mobil yang melintas juga berhenti. Saya melihat ke atas tebing, sudah ada beberapa orang berdiri dan turun mau menolong kami,” tambah Sunggul yang mengaku persis duduk di bangku samping sopir.

Senada dengan itu, korban Alfonso Sihite yang merupakan siswa SMK di Kecamatan Sorkam, Tapteng mengaku, setelah terjatuh, ia masih sadar. Ia masih sempat menolong salah seorang korban bernama Juandi. “Saya masih membantunya keluar dari himpitan bak mobil dan mendudukkannya di batu. Dia tampak lemas dan pucat, ada darah keluar dari kepalanya. Saat kejadian saya sadar namun kejadiannya sangat cepat dan hintungan detik dan buar semua sudah di dasar jurang,” ungkap Alfonso.

Kasatlantas Polres Humbahas AKP Ady Savigno, di lokasi mengatakan, begitu mengetahui kejadian itu, pihaknya dibantu warga sekitar langsung berusaha mengevakuasi korban dan mengamankan barang bukti yang ditemukan. “Sopirnya (B Limbong) sempat kabur, tapi sudah kami jemput dari Barus,” ujar AKP Ady Savigno.

Senada, Kapolsek Pakkat  AKP K Tarigan bersama Serda Hermayanto personel Koramil Pakkat mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan masyarkat dan Uspika setempat mengevakuasi korban dari jurang sedalam 160 meter. “Memang medannya yang cukup berat. Kami harus memakai kabel sling mengangkat para korban ke atas,” ujarnya.

Seorang warga sekitar mengatakan, sudah 2 mobil jatuh ke jurang ini dalam waktu berdekatan, namun belum ada tampak tanda–tanda dipasang rambu lalu lintas di lokasi. “Kalau dihitung sudah ada tiga mobil di dalam jurang tersebut itu dalam setahun ini,” kata Marco Pasaribu (30) warga sekitar.

Masih Marco, jurang dengan kedalaman 160 meter itu sudah kerap memakan korban seharusnya ada pembatas jalannya. Juga rambu lalu lintas seratus meter sebelum tebing perbatasan. “Kalau ada mobil jatuh di dusun Sigurung-gurung jatuhnya ke Tapteng, sebab kalau kita melihat dari lokasi jatuh persis di wilayah Tapteng di Dusun Bonan Dolok  Kecamatan Andam Dewi,” ujar Marco.

Pantauan New Tapanuli (Sumut Pos Grup), ratusan orang memadati lokasi kejadian sejak pagi. Mereka terlihat sangat penasaran menyaksikan proses evakuasi para korban dari dari dalam jurang. Di lokasi kejadian tampak juga Camat Andam Dewi Tapteng Markus Sidabutar bersama tim kesehatan Puskesmas Andam Dewi, juga Danramil Barus Kapt Inf Syahruddin, dan Kapolsek Barus AKP Usman.

Sejumlah sopir dan warga sekitar juga ikut membantu evakuasi korban. Bahkan, sejumlah warga rela mengantarkan korban walau hanya dengan menggunakan sepedamotornya demi menyelamatkan korban.

Tim Tagana Humbahas juga turut serta membantu proses evakuasi para korban. Sejumlah barang seperti kain dan tas para penumpang  juga ikut diangkat dari dasar jurang dengan menggunakan derek mobil patroli Polres Humbahas. (cr-01/gp/smg/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/