MEDAN, SUMUTPOS.CO- Warga Jalan Bunga Kenanga Pasar I Lingkungan I, Padang Bulan Selayang II, Medan Selayang, mendadak heboh, Selasa (9/9) pagi. Pasalnya, sesosok mayat perempuan bernama Diana boru Siagian (68), ditemukan n
tewas bersimbah darah dalam kamar rumahnya, Selasa (9/9) pagi. Padahal, rumah korban dalam posisi pagar digembok.
Wanita yang memiliki 14 cucu ini ditemukan dalam kondisi terlentang di lantai kamar dekat garasi. Terdapat luka benda tajam di leher kanannya dan bekas jeratan kabel (kawat tembaga). Selain itu, kedua kakinya pun terikat tali. Tak luput, dua bilah pisau turun ditemukan yang berada di kiri kanan jasadnya.
Informasi yang dihimpun Sumut Pos di lokasi kejadian, jasad Diana pertama kali ditemukan oleh menantunya bernama Elisabeth boru Tarigan. Saat itu, wanita yang mengenakan kaos hijau muda ini baru pulang berbelanja dari pasar.
“Sebelumnya, nenek itu menelepon menantunya (Elisabeth boru Tarigan, Red) untuk disuruh belanja ke pasar. Tak lama kemudian, Elisabeth datang, setelah diberi uangnya, dia pun pergi ke pasar. Sebelum pergi, dia juga disuruh menggembok pagar dan kuncinya disuruh bawa. Kebetulan ibu itu (korban) tinggal sendiri di rumahnya,” kata Sutiyono, warga setempat.
Usai berbelanja di pasar, Elisabeth kemudian pulang. Setibanya di rumah sekira pukul 10.00 WIB, Elisabeth pun masuk ke rumah. Ketika berada di dalam, Elisabeth kebingungan karena setelah dipanggil-panggil mertuanya tidak menjawab. Setelah dicari-cari, akhirnya ditemukan di kamar dekat garasi.
Elisabeth yang melihat mertuanya tergeletak di lantai dengan kondisi bersimbah darah langsung terkejut. Dia pun kemudian berteriak minta tolong sembari menangis histeris.
Mendengar jeritan Elisabeth, seorang pemuda bernama Sahat, yang merupakan penghuni kos di samping rumah korban langsung berlari mendatangi lokasi bersama temannya bernama Luis. Begitu juga warga lainnya yang tak berapa lama datang ke rumah korban hingga berkerumun.
Puluhan warga yang mendengar itu pun heboh. Bahkan, warga terus berdatangan dan berkumpul memadati rumah korban. Kepling Jumani (58), yang mendapat kabar itu, memberitahu kepada petugas kepolisian. Tak lama kemudian, petugas pun tiba di lokasi.
Petugas kepolisian yang dipimpin langsung Kapolsek Sunggal, AKP Aldi dan Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram langsung mengamankan lokasi dan melakukan penyelidikan. Saat olah TKP berlangsung, petugas mengamankan beberapa barang bukti berupa dua pisau serta gulungan kabel.
Setelah hampir dua jam menyelidiki, petugas menemukan sedikit titik terang dengan mengamankan salah seorang pemuda penghuni kos bernama Sahat dari kamar kosnya. Sahat diamankan lantaran disebut warga memanjat tembok rumah korban.
“Dia (Sahat) itu anak kos, tadi ada yang sempat lihat dia manjat dari tembok samping rumah nenek itu (korban),” kata warga.
Saat diamankan, pemuda tersebut mengaku baru saja memperbaiki sesuatu. “Memang saya tadi panjat tembok, karena ada yang saya perbaiki diatap Pak,” katanya dengan raut wajah ketakutan saat ditanya petugas.
Mendengar hal itu, petugas kemudian membawa pemuda tersebut masuk ke rumah. Ia pun diinterogasi petugas lantaran dicurigai mengetahui aksi pembunuhan ini.
Ketika diintrogasi, petugas mendapati tangan Sahat dalam keadaan dingin dan matanya memerah. Selain itu, kaos singlet hitam yang dipakainya pun terdapat bekas cat berwarna putih. Selang beberapa menit kemudian, Sahat pun dibawa petugas ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.
Beberapa warga yang diwawancarai Sumut Pos mengaku, ada kejanggalan terkait pembunuhan istri dari Togar Simanjutak ini. Pasalnya, pintu pagar kondisinya terkunci.
“Kalau memang perampokan pasti ada barang yang hilang, tapi Ini enggak sama sekali. Mungkin pas mau mengambil barang, menantunya pulang. Lalu pelakunya panik dan langsung kabur. Jadi pelakunya enggak sempat membawa barang-barang,” kata Ari yang juga warga setempat.
Ia menyebut, kawasan di sekitar rumah korban merupakan daerah rawan kejahatan karena sepi dan kurang penerangan. “Seingatku pada Desember 2013 lalu rumah nenek itu pernah kehilangan uang dan perhiasan senilai Rp30 juta. Tapi pelakunya belum ketahuan siapa orangnya,” aku pemuda yang mengenakan kaos hitam.
Kapolsek Sunggal, AKP Aldi Subartono yang turun ke lokasi mengatakan, kasus ini masih dalam penyelidikan. Dugaan sementara korban tewas akibat jeratan kawat di lehernya. Untuk motifnya masih didalami.
Aldi mengaku, saat ini ada tiga saksi yang sedang dimintai keterangan, yakni menantunya Elisabeth, Sahat yang dicurigai sebagai terduga pelaku dan Luis, teman Sahat.
“Sahat diamankan karena dia yang pertama kali mendengar jeritan menantunya. Dia datang bersama Luis (anak penghuni rumah nomor 5),” sebut mantan Kasat Reskrim Polres Langkat ini.
Disinggung mengenai luka benda tajam di leher korban apakah luka tusukan atau tikaman, Aldi belum bisa memastikan. “Soal itu dokter yang bisa memastikan, apakah luka sabetan atau tikaman,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dari lokasi kejadian selain kawat atau kabel yang diamankan, dua bilah pisau dan satu tang turut disita.
“Kondisi TKP ‘bersih. Artinya tidak ada barang-barang yang berserakan atau diambil pelaku. Begitu juga pintu-pintu rumah yang masih tertutup rapat,” sebutnya.
Ditanya soal status Sahat, yang dicurigai sebagai pelaku, Aldi menyebut masih sebatas saksi. “Dia sudah kita amankan dan sedang diperiksa. Statusnya masih sebatas saksi,” tandasnya.
Terpisah, suami korban, Togar Simanjuntak, yang merupakan staf Personalia di salah satu pabrik saat diwawancarai Sumut Pos tak memberikan jawaban. Pria paruh baya ini hanya tersenyum sembari berjalan menuju mobilnya.
Hingga kini, petugas kepolisian masih menyelidiki kasus pembunuhan tersebut. Mayat korban telah dibawa ke RSUP H Adam Malik Medan untuk dilakukan otopsi. (ris/adz)