MEDAN, SUMUTPOS.CO- Jamaah calon haji kelompok terbang (kloter) 8 Embarkasi Medan kecewa. Pasalnya, tas penyimpanan dokumen yang akan selalu mereka bawa dengan menggantungkan di leher lalu diikatkan di pinggang, rusak. Tali pada tas yang dimiliki hampir seluruh calon haji itu putus dengan alasan tidak jelas.
Hal itu didapati Sumut Pos pada malam pemondokan di Asrama Haji Medan, Selasa (9/9) malam. “Kalau dibilang bebannya berat, menurut saya tidaklah berat. Hanya dokumen isinya. Lagipula, kalau memang karena beban yang berat, masak hampir semuanya kami mengalami ini, ” ungkap salah seorang calon haji asal Padangsidimpuan yang enggan namanya dituliskan.
Lebih lanjut, calon haji itu mengaku sangat kecewa dan khawatir. Dikatakannya, keadaan itu akan sangat merepotkan mereka, bila terjadi saat berada di Tanah Suci. Terlebih, dikatakannya kalau tali tas tersebut putus secara tiba-tiba dan tidak diketahui, maka seluruh dokumen mereka yang ada di dalam tas itu akan hilang dan otomatis akan menyulitkan mereka.
Harus Keluarkan Rp15 Ribu
Keadaan itu terlihat semakin parah dengan para calon haji itu harus merogoh kocek Rp15 ribu untuk memperbaiki tas mereka yang rusak tersebut. Terlebih, mereka juga harus mengantre saat hendak memperbaiki tas mereka yang rusak itu di salah satu tempat perbaikan yang berada tepat di samping kanan kantin dan di depan poliklinik yang ada komplek asrama haji Medan.
“Bayar Rp15 ribu tadi nak. Mau tidak maulah bayar. Tidak mungkin dipakai dengan tali putus begini, ” ungkap salah seorang calhaj wanita yang juga berasal dari Padangsidimpuan yang enggan namanya disebutkan.
Sementara itu, pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan, tidak dapat dikonfirmasi terkait hal itu. Seperti Sekertaris PPIH Embarakasi Medan, Drs H Hasful Huznain, tidak ditemukan di Asrama Haji Medan. Saat dikonfirmasi via telepon, nomor handphone pria yang juga menjabat Kepala Bidang Haji dan Umroh Kator Wilayah Kementerian Agama Sumatera Utara itu tidak aktif. Begitu juga Humas PPIH embarkasi Medan, Imam Mukhair yang dikonfirmasi via telepon, tidak memberi jawaban. (ain/rbb)