JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mulai kemarin subuh, calon jamaah haji sudah tiba di Makkah dari Madinah. Setibanyak di Makkah, mereka disambut pemondokan yang sudah disiapkan Kementerian Agama (Kemenag). Meskipun mayoritas berupa apartemen, pemerintah mengklaim kualitasnya lebih bagus dari tahun lalu.
Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag Mochammad Jasin mengatakan, dari seluruh pemondokan yang ada di Makkah 77 unit diantaranya berupa apartemen. Kemudian sisanya sebanyak 38 unit berupa hotel minimal bintang tiga. “Kami inginnya hotel semua, tetapi ada keterbatasan jumlah hotel di Makkah,” tutur Jasin di Jakarta kemarin.
Meskipun dalam bentuk apartemen, Jasin mengatakan tetap disewa dengan dasar spesifikasi yang bagus. Dia menuturkan, rata-rata apartemen yang disewa pemerintah Indonesia itu apartemen baru dan dilengkapi kamar mandi di setiap kamarnya. Jasin menegaskan apartemen yang disewa tetap diwajibkan memberikan kenyamanan dan fasilitas layaknya hotel bintang tiga, termasuk kitchen set di setiap ruangan.
Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu meminta masyarakat tidak membandingkan antara pemondokan berjenis hotel dengan pemondokan apartemen. Dia menjamin, dari laporan tim pengawas di Makkah, seluruh apartemen yang disewa tidak lagi kumuh seperti tahun-tahun sebelumnya.
Di saat jamaah Indonesia mulai menumpuk di Makkah, Jasin menuturkan fasilitas bus penjemput (feeder) atau salawat. Fasilitas bus penjemput ini diberikan sebagai kompensasi bagi jamaah yang meninggali pemondokan di radius 2 km atau lebih dari Masjidilharam.
Setiap bus diberi stiker atau tanda rute yang dilalui. “Pembimbing jamaah kami harap memahami stiker-stiker itu,” tutur Jasin. Dia mencontohkan bus feeder berstiker hijau, melayani rute Aziziah-Masjidilharam PP. Dengan demikian seluruh jamaah yang meninggali pemondokan di kawasan Aziziah, diminta menggunakan bus berstiker hijau saat menuju Masjidilharam untuk beribadah.
Contoh lainnya bus dengan stiker merah, melayani rute Misfalah-Masjidilharam PP. Jasin meminta jamaah tidak sendiri ketika memanfaatkan bus itu. Menggunakan bus secara bersama-sama dan dengan tanda stiker yang tepat, mencegah kasus jamaah tersesat.
“Warna-warna yang saya sebutkan itu contoh saja. Saya tidak hafal warna aslinya,” tandas Jasin. Intinya warna stiker di kaca bagian depan bus, menunjukkan rute yang dilalui.
Kemenag tidak menganjurkan jamaah menggunakan angkutan umum di luar busa feeder atau bahkan taksi. Khusus untuk taksi, jamaah berpotensi menjadi korban penipuan tarif. Selain itu juga sering muncul kasus kejahatan penculikan oleh taksi gelap di Makkah. (wan)