26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Mulai Menabung dari ‘Limper’ hingga Puasa Senin-Kamis

Foto: Parlindungan Harahap/Sumut Pos Inilah calon haji tertua dari embarkasi Medan, Zuryati Nokromo Atmodikromo Binti Nokromo Atmodikromo.
Foto: Parlindungan Harahap/Sumut Pos
Inilah calon haji tertua dari embarkasi Medan, Zuryati Nokromo Atmodikromo Binti Nokromo Atmodikromo.

Sejak muda, Nenek sudah berkeinginan untuk menunaikan ibadah haji. Karena itu, keeping-keping rupiah yang didapatnya dari hasil berjualan kelapa, ditabungnya sedikit demi sedikit, sejak lebih dari 40 tahun lalu, mengantarkannya berhaji saat usianya menginjak 100 tahun.

 

Parlindungan Harahap, Medan

 

“Kalu mengunpul duitnya, mulai dari limper-limper lah Nak. Setiap hari, Nenek jualan kelapa, hingga akhirnya buka kedai sampah,” ungkap Zuryati saat ditemui Sumut Pos di Asrama Haji Medan, Jumat (12/9) sore.

Tiga tahun lalu, tepatnya di usianya ke-97 tahun, Zuryati Nokromo Atmodikromo Binti Nokromo Atmodikromo yang akrab disapa Nenek itu, mendaftarkan diri sebagai calon haji asal Kabupaten Asahan.

Meski sudah mendaftarkan diri sebagai calon haji, ternyata belum membuat wanita ujur ini tenang. Ibu 5 anak itu mengaku tidak putus berdoa untuk diberi kesempatan menjadi salah satu Dhuyufurrahman. Bahkan, diakuinya kalau dirinya sampai berpuasa Senin-Kamis, sebagai bentuk keseriusan dan ketulusan permohonannya pada Allah, untuk dapat menunaikan ibadah haji.

“Nenek sangat bersyukur kepada Allah karena akhirnya nomor porsi Nenek keluar. Sampai tidak tahu lagi Nenek mengungkapkan kebahagiaan yang Nenek rasakan atas keberangkatan Nenek untuk menunaikan ibadah haji ini,” sambung wanita yang tinggal di Jalan Jendral Sudirman LK III Sidomukti Kota Kisaran Kabupaten Asahan itu.

Begitu porsi atas dirinya dengan nomor 0200158123 keluar, Zuryati kembali mengumpulkan kepingan rupiah, untuk membeli perlengkapannya dan perbekalannya saat di Tanah Suci nanti. Namun, diakuinya kalau untuk itu, dirinya tidak terlalu berat karena juga dibantu oleh anak-anaknya yang sudah dewasa dan bekerja.

“Nenek juga diberi bantuan 1 set pakaian Haji oleh Pemkab Asahan. Diantar langsung ke rumah Nenek,” ujar calon haji dengan manifest nomor 239 itu melanjutkan.

Saat disinggung soal rukun ibadah haji, Zuryati mengaku optimis untuk dapat menunaikan semua rukun. Bahkan, dengan penuh percaya diri Zuryati mengaku masih sanggup berjalan tanpa bantuan tongkat. Begitu juga ketika disinggung pendampingnya selama menunaikan ibadah haji, diakui calon haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 11 embarkasi Medan itu kalau dirinya sudah mengikhlaskan segala yang terjadi. Dikatakannya, semua yang terjadi, merupakan kehendak Allah yang merupakan hal terbaik untuk dirinya.

“Walaupun Nenek ini sendiri, namun saya sebagai tetangga akan berusaha sekuat mungkin untuk menjaga dan membantu Nenek saat di Tanah Suci nanti. Terlebih, saya berangkat haji ini, juga bersama suami saya,” ungkap Zuraidah Kundur Hasibuan Binti Kundur Mahfud yang tampak setia mendampingi dan membimbing Zuryati, saat di Asrama Haji Medan.

Lebih lanjut, calon haji berusia 55 tahun dengan manifest nomor 238 itu mengaku kalau di kampung halaman mereka, biasanya Zuryati tinggal seorang diri. Namun, disebutnya kalau beberapa orang anak Zuryati yang sudah berkeluarga dan juga kerabat Zuryati, tinggal di sekitar tempat tinggal Zuryati. Oleh karena itu, Zuryati merupakan sosok orang yang bermasyarakat di lingkungan tempat tinggal mereka.

“Sejauh ini, untuk jamaah calon haji embarkasi Medan mulai kloter 1 sampai kloter 11, calon haji ini yang menjadi calon haji tertua. Namun, belum tahu untuk kloter selanjutnya,” ungkap Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan, Imam Mukhair. (ain)

Foto: Parlindungan Harahap/Sumut Pos Inilah calon haji tertua dari embarkasi Medan, Zuryati Nokromo Atmodikromo Binti Nokromo Atmodikromo.
Foto: Parlindungan Harahap/Sumut Pos
Inilah calon haji tertua dari embarkasi Medan, Zuryati Nokromo Atmodikromo Binti Nokromo Atmodikromo.

Sejak muda, Nenek sudah berkeinginan untuk menunaikan ibadah haji. Karena itu, keeping-keping rupiah yang didapatnya dari hasil berjualan kelapa, ditabungnya sedikit demi sedikit, sejak lebih dari 40 tahun lalu, mengantarkannya berhaji saat usianya menginjak 100 tahun.

 

Parlindungan Harahap, Medan

 

“Kalu mengunpul duitnya, mulai dari limper-limper lah Nak. Setiap hari, Nenek jualan kelapa, hingga akhirnya buka kedai sampah,” ungkap Zuryati saat ditemui Sumut Pos di Asrama Haji Medan, Jumat (12/9) sore.

Tiga tahun lalu, tepatnya di usianya ke-97 tahun, Zuryati Nokromo Atmodikromo Binti Nokromo Atmodikromo yang akrab disapa Nenek itu, mendaftarkan diri sebagai calon haji asal Kabupaten Asahan.

Meski sudah mendaftarkan diri sebagai calon haji, ternyata belum membuat wanita ujur ini tenang. Ibu 5 anak itu mengaku tidak putus berdoa untuk diberi kesempatan menjadi salah satu Dhuyufurrahman. Bahkan, diakuinya kalau dirinya sampai berpuasa Senin-Kamis, sebagai bentuk keseriusan dan ketulusan permohonannya pada Allah, untuk dapat menunaikan ibadah haji.

“Nenek sangat bersyukur kepada Allah karena akhirnya nomor porsi Nenek keluar. Sampai tidak tahu lagi Nenek mengungkapkan kebahagiaan yang Nenek rasakan atas keberangkatan Nenek untuk menunaikan ibadah haji ini,” sambung wanita yang tinggal di Jalan Jendral Sudirman LK III Sidomukti Kota Kisaran Kabupaten Asahan itu.

Begitu porsi atas dirinya dengan nomor 0200158123 keluar, Zuryati kembali mengumpulkan kepingan rupiah, untuk membeli perlengkapannya dan perbekalannya saat di Tanah Suci nanti. Namun, diakuinya kalau untuk itu, dirinya tidak terlalu berat karena juga dibantu oleh anak-anaknya yang sudah dewasa dan bekerja.

“Nenek juga diberi bantuan 1 set pakaian Haji oleh Pemkab Asahan. Diantar langsung ke rumah Nenek,” ujar calon haji dengan manifest nomor 239 itu melanjutkan.

Saat disinggung soal rukun ibadah haji, Zuryati mengaku optimis untuk dapat menunaikan semua rukun. Bahkan, dengan penuh percaya diri Zuryati mengaku masih sanggup berjalan tanpa bantuan tongkat. Begitu juga ketika disinggung pendampingnya selama menunaikan ibadah haji, diakui calon haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 11 embarkasi Medan itu kalau dirinya sudah mengikhlaskan segala yang terjadi. Dikatakannya, semua yang terjadi, merupakan kehendak Allah yang merupakan hal terbaik untuk dirinya.

“Walaupun Nenek ini sendiri, namun saya sebagai tetangga akan berusaha sekuat mungkin untuk menjaga dan membantu Nenek saat di Tanah Suci nanti. Terlebih, saya berangkat haji ini, juga bersama suami saya,” ungkap Zuraidah Kundur Hasibuan Binti Kundur Mahfud yang tampak setia mendampingi dan membimbing Zuryati, saat di Asrama Haji Medan.

Lebih lanjut, calon haji berusia 55 tahun dengan manifest nomor 238 itu mengaku kalau di kampung halaman mereka, biasanya Zuryati tinggal seorang diri. Namun, disebutnya kalau beberapa orang anak Zuryati yang sudah berkeluarga dan juga kerabat Zuryati, tinggal di sekitar tempat tinggal Zuryati. Oleh karena itu, Zuryati merupakan sosok orang yang bermasyarakat di lingkungan tempat tinggal mereka.

“Sejauh ini, untuk jamaah calon haji embarkasi Medan mulai kloter 1 sampai kloter 11, calon haji ini yang menjadi calon haji tertua. Namun, belum tahu untuk kloter selanjutnya,” ungkap Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan, Imam Mukhair. (ain)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/