24.6 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

Simalungun-Tobasa ‘Berebut’ Danau Toba

DANAU TOBA: Peserta lomba Solu Bolon saat mendayung perahunya di Danau Toba, Samosir, saat  Festival Danau Toba 2013 lalu.
DANAU TOBA: Peserta lomba Solu Bolon saat mendayung perahunya di Danau Toba, Samosir, saat Festival Danau Toba 2013 lalu.

MEDAN, SUMUTPOS- Kemeriahan Festival Danau Toba (FDT) 2014 dimulai hari ini, Rabu, 17 September hingga 21 September mendatang. Agenda pariwisata nasional ini akan dibuka Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Gatot Pujo Nugroho di Balige, ibukota Kabupaten Tobasa. Pelaksanaan FDT dipusatkan di empat lokasi yaitu TB Center, Lapangan Sisingamangaraja, Sekolah Del, dan Dermaga hingga 21 September.

Kualitas pelaksanaan FDT tahun ini bisa jadi akan mengalami penurunan karena pemerintah kabupaten di sekitar Danau Toba ditengarai tak berkoordinasi dengan baik. Indikatornya, tepat sehari FDT berlangsung, Kabupaten Simalungun juga menggelar acara serupa dengan nama Pesta Danau Toba (PDT), pada 18-20 September di Kota Parapat.

Tak pelak FDT yang digawangi Pemkab Toba Samosir dan didukung Pemprov Sumut serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, akan ‘berebut’ penonton dengan PDT. Diperkirakan, FDT kurang gairah dan antusiasme para turis baik domestik maupun mancanegara.

Gubernur Gatot Pujo Nugroho sendiri tampak terkejut ketika wartawan menyinggung pelaksanana FDT yang bersamaan dengan PDT di Parapat. Gatot seperti memberi kesan kalau ia tak mengetahui informasi soal PDT yang dilaksanakan oleh Pemkab Simalungun. “Ini akan menjadi evaluasi bagi saya,” kata Gatot singkat saat peluncuran FDT di Museum Negeri Sumut di Jalan Gedung Arca Medan, Rabu (10/9) lalu.

Gubernur menegaskan, FDT adalah upaya strategis untuk melakukan pemasaran pariwisata kawasan Danau Toba yang dilaksanakan rutin tiap tahunnya sebagai event nasional. Tahun lalu, FDT dilaksanakan di Kabupaten Samosir dan tahun ini, Kabupaten Tobasa mendapat kesempatan sebagai tuan rumah.

Hal ini berdasarkan surat wakil Menteri Pariwisata Ekonomi dan Kreatif nomor 304/3/8/WPEK/2013 tanggal 7 November 2013, penunjukkan Kabupaten Toba Samosir sebagai tuan rumah Festival Danau Toba Tahun 2014.

“Sebenarnya pada 4 September 2014 sudah dilaunching di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sekarang kita launching di Sumut,” ucapnya.

Kendati begitu Gatot mengklaim, Nantinya PDT yang digelar Pemkab Simalungun itu  akan menjadi satu rangkaian dari Festival Danau Toba. “Cuma mereka mengadakannya sendiri dengan anggaran sendiri. Tujuannya tetap satu, ikut memeriahkan FDT 2014,” ucapnya.

Kadis Pariwisata Pemprov Sumut, Elisa Marbun juga berkelit terkait persoalan tersebut. Dia mengatakan bahwa PDT bukan bagian dari FDT. “Kita tidak tahu, dan itu bukan bagian dari kegiatan FDT. Mereka tidak melaporkan ke kita (Pemprov Sumut, Red),” ujarnya.

Sementara itu, Humas Pemkab Simalungun, Mikson yang dikonfirmasi wartawan menuturkan, sebenarnya pelaksanaan PDT bertujuan meramaikan FDT. “Oh enggak. Pesta Danau Toba kan gawean Pemkab Simalungun tapi tujuannya untuk meramaikan FDT juga. Karena FDT tahun ini kan di Balige, jadi kita membuat kegiatan-kegiatan di Parapat, jadi kita juga ikut meramaikan,” bebernya.

Menurut Mikson, PDT tidak akan berbenturan dengan pelaksanaan FDT yang digawangi oleh Pemkab Tobasa. Disinggung asumsi adanya mis komunikasi antarpemkab di kawasan Danau Toba, Mikson tak menampiknya. Begitupun dirinya berharap, agar penilaian itu bisa dikesampingkan. Mikson juga berharap dilaksanakannya PDT jangan dinilai karena ketidaksepahaman. “Itu bagian dari FDT, kita di situ ikut memeriahkan, Simalungun juga ikut memeriahkan Danau Toba ini walaupun PDT,” ucapnya.

Ditanya apakah PDT yang mereka laksanakan diketahui oleh Pemprov Sumut, Mikson menganggapnya sudah ada koordinasi. Pasalnya PDT itu saat pengajuan APBD juga turut disahkan ditingkat provinsi. “Tiap tahun kayaknya kita buat PDT, cuma karena gaungnya FDT dianggap lebih besar makanya muncul pertanyaan begini. Kalau Pemprov kita tanya, kan ada persetujuan anggaran tiap provinsi. APBD kan pengesahan juga di provinsi, di situ kan sudah tertuang juga, ada anggaran untuk PDT,” ungkap dia. “Ketika dianggap ini saingan, mungkin orang akan terbawa ke sana, kalau dibawa ini ke arah menjadi bagian meramaikan, tentu akan lebih baik,” tambahnya.

Demi MURI, Bentangkan Ulos 500 Meter
Ada yang istimewa dalam pelaksanaan FDT tahun ini, penyelenggara mendapat sumbangan ulos Sadum sepanjang hampir 500 meter dari Bank Indonesia (BI).

“Lebih tepatnya 426 meter karena ada penyusutan. Lebar sekitar 1 meter. Ulos Sadum ini nantinya diharapkan mendapat rekor MURI,” kata Kadis Pariwisata Pemprov Sumut, Elisa Marbun, kemarin.

Pencatatan rekor ulos sadum yang penuh dengan motif dan warna ceria ini akan dilakukan di TB Center, Balige. Kemudian akan dibawa ke Lapangan Sisingamangaraja. “Nanti di Lapangan Sisingamangaraja akan ada tor-tor kolosal. Namanya tor-tor cawan massal yang dibawakan 300 siswa setempat. Merekalah nanti yang akan membentangkan ulos ini,” pungkasnya.

Festival juga diisi pagelaran seni dan budaya serta olahraga seperti panangkok ogung, pangurason, konvoi becak khas Tobasa, jelajah destinasi Tobasa Trail Adventure Motor Offroad, lomba renang rakyat 10 km dan paralayang. Ada pula lomba fotografi, citra tobasa (potret Tobasa) pameran ekonomi kreatif, lomba paduan suara dan solo, lomba burung berkicau, kulinerdan lainnya.

Gubernur Gatot Pujo Nugroho menegaskan, pelaksanaan FDT di Kabupaten Tobasa tahun ini menjadi sarana promosi objek wisata budaya dan objek wisata alam di kawasan Danau Toba di wilayah Tobasa khususnya dan ke lokasi wisata di Sumut umumnya.

“Juga meningkatkan pendapatan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Gubernur Gatot Pujo Nugroho, kemarin.

Disebutkan, pada 2009 tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumut sebanyak 163.159 jiwa, pada 2010 sebanyak 191.466 jiwa, 2011 sebanyak 223.126 jiwa, 2012 sebanyak 241.833 jiwa. Sementara pada 2013 sebanyak 259.299 jiwa. Sedangkan sampai dengan Juli 2014 jumlahnya mencapai 149.365 jiwa.

“Wisatawan mancangera yang datang berasal dari Malaysia, Singapura, Australia, Belanda, RRT, Thailand, USA, Jerman, Inggris, Taiwan dan lainnya,” sebutnya. (prn/tom)

DANAU TOBA: Peserta lomba Solu Bolon saat mendayung perahunya di Danau Toba, Samosir, saat  Festival Danau Toba 2013 lalu.
DANAU TOBA: Peserta lomba Solu Bolon saat mendayung perahunya di Danau Toba, Samosir, saat Festival Danau Toba 2013 lalu.

MEDAN, SUMUTPOS- Kemeriahan Festival Danau Toba (FDT) 2014 dimulai hari ini, Rabu, 17 September hingga 21 September mendatang. Agenda pariwisata nasional ini akan dibuka Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Gatot Pujo Nugroho di Balige, ibukota Kabupaten Tobasa. Pelaksanaan FDT dipusatkan di empat lokasi yaitu TB Center, Lapangan Sisingamangaraja, Sekolah Del, dan Dermaga hingga 21 September.

Kualitas pelaksanaan FDT tahun ini bisa jadi akan mengalami penurunan karena pemerintah kabupaten di sekitar Danau Toba ditengarai tak berkoordinasi dengan baik. Indikatornya, tepat sehari FDT berlangsung, Kabupaten Simalungun juga menggelar acara serupa dengan nama Pesta Danau Toba (PDT), pada 18-20 September di Kota Parapat.

Tak pelak FDT yang digawangi Pemkab Toba Samosir dan didukung Pemprov Sumut serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, akan ‘berebut’ penonton dengan PDT. Diperkirakan, FDT kurang gairah dan antusiasme para turis baik domestik maupun mancanegara.

Gubernur Gatot Pujo Nugroho sendiri tampak terkejut ketika wartawan menyinggung pelaksanana FDT yang bersamaan dengan PDT di Parapat. Gatot seperti memberi kesan kalau ia tak mengetahui informasi soal PDT yang dilaksanakan oleh Pemkab Simalungun. “Ini akan menjadi evaluasi bagi saya,” kata Gatot singkat saat peluncuran FDT di Museum Negeri Sumut di Jalan Gedung Arca Medan, Rabu (10/9) lalu.

Gubernur menegaskan, FDT adalah upaya strategis untuk melakukan pemasaran pariwisata kawasan Danau Toba yang dilaksanakan rutin tiap tahunnya sebagai event nasional. Tahun lalu, FDT dilaksanakan di Kabupaten Samosir dan tahun ini, Kabupaten Tobasa mendapat kesempatan sebagai tuan rumah.

Hal ini berdasarkan surat wakil Menteri Pariwisata Ekonomi dan Kreatif nomor 304/3/8/WPEK/2013 tanggal 7 November 2013, penunjukkan Kabupaten Toba Samosir sebagai tuan rumah Festival Danau Toba Tahun 2014.

“Sebenarnya pada 4 September 2014 sudah dilaunching di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sekarang kita launching di Sumut,” ucapnya.

Kendati begitu Gatot mengklaim, Nantinya PDT yang digelar Pemkab Simalungun itu  akan menjadi satu rangkaian dari Festival Danau Toba. “Cuma mereka mengadakannya sendiri dengan anggaran sendiri. Tujuannya tetap satu, ikut memeriahkan FDT 2014,” ucapnya.

Kadis Pariwisata Pemprov Sumut, Elisa Marbun juga berkelit terkait persoalan tersebut. Dia mengatakan bahwa PDT bukan bagian dari FDT. “Kita tidak tahu, dan itu bukan bagian dari kegiatan FDT. Mereka tidak melaporkan ke kita (Pemprov Sumut, Red),” ujarnya.

Sementara itu, Humas Pemkab Simalungun, Mikson yang dikonfirmasi wartawan menuturkan, sebenarnya pelaksanaan PDT bertujuan meramaikan FDT. “Oh enggak. Pesta Danau Toba kan gawean Pemkab Simalungun tapi tujuannya untuk meramaikan FDT juga. Karena FDT tahun ini kan di Balige, jadi kita membuat kegiatan-kegiatan di Parapat, jadi kita juga ikut meramaikan,” bebernya.

Menurut Mikson, PDT tidak akan berbenturan dengan pelaksanaan FDT yang digawangi oleh Pemkab Tobasa. Disinggung asumsi adanya mis komunikasi antarpemkab di kawasan Danau Toba, Mikson tak menampiknya. Begitupun dirinya berharap, agar penilaian itu bisa dikesampingkan. Mikson juga berharap dilaksanakannya PDT jangan dinilai karena ketidaksepahaman. “Itu bagian dari FDT, kita di situ ikut memeriahkan, Simalungun juga ikut memeriahkan Danau Toba ini walaupun PDT,” ucapnya.

Ditanya apakah PDT yang mereka laksanakan diketahui oleh Pemprov Sumut, Mikson menganggapnya sudah ada koordinasi. Pasalnya PDT itu saat pengajuan APBD juga turut disahkan ditingkat provinsi. “Tiap tahun kayaknya kita buat PDT, cuma karena gaungnya FDT dianggap lebih besar makanya muncul pertanyaan begini. Kalau Pemprov kita tanya, kan ada persetujuan anggaran tiap provinsi. APBD kan pengesahan juga di provinsi, di situ kan sudah tertuang juga, ada anggaran untuk PDT,” ungkap dia. “Ketika dianggap ini saingan, mungkin orang akan terbawa ke sana, kalau dibawa ini ke arah menjadi bagian meramaikan, tentu akan lebih baik,” tambahnya.

Demi MURI, Bentangkan Ulos 500 Meter
Ada yang istimewa dalam pelaksanaan FDT tahun ini, penyelenggara mendapat sumbangan ulos Sadum sepanjang hampir 500 meter dari Bank Indonesia (BI).

“Lebih tepatnya 426 meter karena ada penyusutan. Lebar sekitar 1 meter. Ulos Sadum ini nantinya diharapkan mendapat rekor MURI,” kata Kadis Pariwisata Pemprov Sumut, Elisa Marbun, kemarin.

Pencatatan rekor ulos sadum yang penuh dengan motif dan warna ceria ini akan dilakukan di TB Center, Balige. Kemudian akan dibawa ke Lapangan Sisingamangaraja. “Nanti di Lapangan Sisingamangaraja akan ada tor-tor kolosal. Namanya tor-tor cawan massal yang dibawakan 300 siswa setempat. Merekalah nanti yang akan membentangkan ulos ini,” pungkasnya.

Festival juga diisi pagelaran seni dan budaya serta olahraga seperti panangkok ogung, pangurason, konvoi becak khas Tobasa, jelajah destinasi Tobasa Trail Adventure Motor Offroad, lomba renang rakyat 10 km dan paralayang. Ada pula lomba fotografi, citra tobasa (potret Tobasa) pameran ekonomi kreatif, lomba paduan suara dan solo, lomba burung berkicau, kulinerdan lainnya.

Gubernur Gatot Pujo Nugroho menegaskan, pelaksanaan FDT di Kabupaten Tobasa tahun ini menjadi sarana promosi objek wisata budaya dan objek wisata alam di kawasan Danau Toba di wilayah Tobasa khususnya dan ke lokasi wisata di Sumut umumnya.

“Juga meningkatkan pendapatan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Gubernur Gatot Pujo Nugroho, kemarin.

Disebutkan, pada 2009 tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumut sebanyak 163.159 jiwa, pada 2010 sebanyak 191.466 jiwa, 2011 sebanyak 223.126 jiwa, 2012 sebanyak 241.833 jiwa. Sementara pada 2013 sebanyak 259.299 jiwa. Sedangkan sampai dengan Juli 2014 jumlahnya mencapai 149.365 jiwa.

“Wisatawan mancangera yang datang berasal dari Malaysia, Singapura, Australia, Belanda, RRT, Thailand, USA, Jerman, Inggris, Taiwan dan lainnya,” sebutnya. (prn/tom)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/