JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Juru Bicara Partai Demokrat (PD) Ruhut Sitompul kembali menegaskan sikapnya mendukung pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung dengan 10 syarat perbaikan, sebagaimana diinstruksikan ketua umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut Ruhut, justru SBY tak inin Fraksi Partai Demokrat walk out (WO) dari sidang paripurna.
Lalu siapa dalang di balik aksi WO kader PD? “Aku tanya, udah ada (perintah) dari SBY? “SMS itu dari Pak Syarif Hasan,” kata Nurhayati (Ketua FPD DPR, red). Dari Pak SBY tidak ada,” ungkap Ruhut di Gedung DPR RI Jakarta, Senin (29/9).
Hal ini dikatakan Ruhut usai rapat internal FPD yang dihadiri oleh Anggota Dewan Pembina PD, Pramono Edhie Wibowo. Menurut Ruhut, agenda rapat itu salah satunya membahas peristiwa WO-nya kader FPD di Paripurna RUU Pilkada lalu. Sebab, ada kecenderungan niat baik partainya dipelesetkan.
“Bahas peristiwa ini (WO di paripurna RUU Pilkada). Niat baik PD ada kecenderungan seperti dipelesetkan. Kami seperti tidak mendukung demokrasi langsung,” jelasnya.
Ruhut juga mengatakan bahwa Nurhayati selaku Ketua FPD DPR sudah menyampaikan permintaan maafnya terkait aksi WO itu. Ruhut sendiri mengaku ikut dipanggil terkait WO tersebut dan menyatakan sudah menjelaskan duduk perkaranya.
“(WO) itu dari Pak Syarief. Bu Nurhayati sudah minta maaf, itu tidak ada kebijakan ketua (SBY). Aku dipanggil, aku jelasin, gak usah walk out kita gentleman. Saya sebenarnya gak setuju walk out, saya lagi berhubungan dengan SBY (malam itu), aku berkomunikasi terus,” jelas Ruhut.
Malam itu Ruhut ikut WO, namun dia beralasan dirinya keluar Sidang Paripurna karena SBY ingin menghubunginya mengenai sikap terakhir PD. Tapi, Ruhut beralasan telepon genggam miliknya mati duluan kehabisan baterai. Nah, saat bersamaan Nurhayati mendapat pesan dari Syarif Hasan agar FPD WO. Pesan itu mengatasnamakan SBY. (fat/jpnn)