25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Gubsu Disambut Tangisan dan Diguyur Hujan Debu

Foto: Humad Pemprovsu Gubsu secara simbolis menyerahkan bantuan Pemprovsu berupa dana Rp 400 juta, 85 ton beras, 30 ribu masker dan 200 paket pangan di Posko Utama Pengungsi Jl. SM Raja Kabanjahe, Senin (13/10).

Foto: Humad Pemprovsu
Gubsu secara simbolis menyerahkan bantuan Pemprovsu berupa dana Rp 400 juta, 85 ton beras, 30 ribu masker dan 200 paket pangan di Posko Utama Pengungsi Jl. SM Raja Kabanjahe, Senin (13/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO–Usai menggelar rapat penanganan pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung di Medan, Gubsu mengunjungi Kabupaten Karo guna menyaksikan langsung penanganan dampak erupsi Sinabung. Dalam kunjungan tersebut Gubsu secara simbolis menyerahkan bantuan Pemprovsu berupa dana Rp 400 juta, 85 ton beras, 30 ribu masker dan 200 paket pangan di Posko Utama Pengungsi Jl. SM Raja Kabanjahe, Senin (13/10).

“Bantuan yang sangat bermanfaat ini semoga dapat mengobati keluh kesah masyarakat yang mengungsi,” ucap Gubsu saat menyerahkan bantuan. Bantuan diterima oleh Plt Bupati Karo Terkelin Brahmana yang didampingi Sekda Karo Saberina beserta anggota Forum Komunikasi Daerah Karo.

Terkelin melaporkan Sejak erupsi 5 oktober lalu, debu vulkaniknya sudah menyebar ke 6 kecamatan. Saat ini, lanjutnya, keadaan masyarakat di tiga desa masing mengungsi di 15 pos dan para siswa sebagian diliburkan karena ditakutkan debu dapat mengganggu kesehatan.

Masalah kebutuhan yang mendesak bagi para pengungsi adalah bantuan beras, karena selama pengungsian mereka tidak bisa bekerja dan mencari nafkah. Apalagi stok beras di pengungsian semakin menipis.Bantuan 80 ton beras dari Pemprovsu diharapkan dapat segera disalurkan guna menjamin kebutuhan pangan pengungsi.

Usai memberikan bantuan, Gubsu langsung meninjau lokasi pengungsian sekaligus areal pertanian warga di Desa Gurukinayan Kecamatan Payung Kabupaten Karo radius 5,5 km dari gunung. Di sana Gubsu tidak hanya diguyur hujan debu, namun Gubsu juga disambut tangisan warga. Kaum ibu yang menyongsong kehadiran Gubsu mengadukan kerugian yang diderita akibat guyuran debu hingga menyebabkan gagal panen. “Perhatikanlah kami, kekurangan kami, bagaimana keadaan kami saat ini, lanai teralaken  (gak tahan lagi atau gak sanggup:red) kami melihatnya (lahan:red) ini lagi, air bersih juga sudah ada lagi di sini,” ucap Diana Beru Ginting.

Melihat lahan pertanian yang rusak dan keluh kesah para pengungsi, Gubsu Gatot memerintahkan Pemkab Karo agar melakukan antipasi gagal panen terhadap 40 KK yang tanamannya terancam gagal panen.

“Kita minta kepada Pemkab Karo agar melakukan penyiraman terhadap tanaman guna mengantipasi gagal panen,” ucap Gubsu. Bantuan anggaran Rp 400 juta dari Pemprovsu menurut Gubsu bisa digunkana untuk operasional mobil pemadam kebakaran untuk menyiram debu di lahan pertanian, jalan maupun pemukiman warga dan fasilitas lainnya.

“Uang ini berasal dari Anggaran Tidak Terduga (TT), digunakan di antaranya untuk biaya operasional mobil pemadam kebakaran yang akan melakukan penyiraman terhadap rumah warga, sekolah dan lahan pertanian. Sehingga bagi para pelajar tidak terganggu oleh abu,” terang Gubsu.

Untuk itu Pemprovsu mengkoordinasikan bantuan armada Mobil Pemadam Kebakaran (Damkar)  dari berbagai kabupaten di sekitar Karo untuk membantu penyiraman debu dimaksud. Tampak di lokasi sudah beroperasi beberapa mobil baberasal dari Kabupaten Karo, Kabupaten Langkat, Kabupaten Phakpak Barat, Dairi dan Kota Medan. Namun diakui Gubsu jumlah armada damkar masih kurang, sehingga pihaknya menghimbau agar kabupaten kota lainnya seperti Deliserang dapat ikut membantu.

Untuk lahan relokasi, lanjut Gubsu, sudah ditetapkan lahan hunian seluas 30 ha oleh bupati. Pada prosesnya, sudah diterima Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) dari Dinas Kehutanan karena di lahan relokasi masih banyak terdapat pepohonan yang harus ditebang. Namun untuk membangun akses ke lokasi pemukiman yang direncanakan tersebut sepanjang 3,8 km masih menunggu izin menteri kehutanan. (rel/mea)

Foto: Humad Pemprovsu Gubsu secara simbolis menyerahkan bantuan Pemprovsu berupa dana Rp 400 juta, 85 ton beras, 30 ribu masker dan 200 paket pangan di Posko Utama Pengungsi Jl. SM Raja Kabanjahe, Senin (13/10).

Foto: Humad Pemprovsu
Gubsu secara simbolis menyerahkan bantuan Pemprovsu berupa dana Rp 400 juta, 85 ton beras, 30 ribu masker dan 200 paket pangan di Posko Utama Pengungsi Jl. SM Raja Kabanjahe, Senin (13/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO–Usai menggelar rapat penanganan pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung di Medan, Gubsu mengunjungi Kabupaten Karo guna menyaksikan langsung penanganan dampak erupsi Sinabung. Dalam kunjungan tersebut Gubsu secara simbolis menyerahkan bantuan Pemprovsu berupa dana Rp 400 juta, 85 ton beras, 30 ribu masker dan 200 paket pangan di Posko Utama Pengungsi Jl. SM Raja Kabanjahe, Senin (13/10).

“Bantuan yang sangat bermanfaat ini semoga dapat mengobati keluh kesah masyarakat yang mengungsi,” ucap Gubsu saat menyerahkan bantuan. Bantuan diterima oleh Plt Bupati Karo Terkelin Brahmana yang didampingi Sekda Karo Saberina beserta anggota Forum Komunikasi Daerah Karo.

Terkelin melaporkan Sejak erupsi 5 oktober lalu, debu vulkaniknya sudah menyebar ke 6 kecamatan. Saat ini, lanjutnya, keadaan masyarakat di tiga desa masing mengungsi di 15 pos dan para siswa sebagian diliburkan karena ditakutkan debu dapat mengganggu kesehatan.

Masalah kebutuhan yang mendesak bagi para pengungsi adalah bantuan beras, karena selama pengungsian mereka tidak bisa bekerja dan mencari nafkah. Apalagi stok beras di pengungsian semakin menipis.Bantuan 80 ton beras dari Pemprovsu diharapkan dapat segera disalurkan guna menjamin kebutuhan pangan pengungsi.

Usai memberikan bantuan, Gubsu langsung meninjau lokasi pengungsian sekaligus areal pertanian warga di Desa Gurukinayan Kecamatan Payung Kabupaten Karo radius 5,5 km dari gunung. Di sana Gubsu tidak hanya diguyur hujan debu, namun Gubsu juga disambut tangisan warga. Kaum ibu yang menyongsong kehadiran Gubsu mengadukan kerugian yang diderita akibat guyuran debu hingga menyebabkan gagal panen. “Perhatikanlah kami, kekurangan kami, bagaimana keadaan kami saat ini, lanai teralaken  (gak tahan lagi atau gak sanggup:red) kami melihatnya (lahan:red) ini lagi, air bersih juga sudah ada lagi di sini,” ucap Diana Beru Ginting.

Melihat lahan pertanian yang rusak dan keluh kesah para pengungsi, Gubsu Gatot memerintahkan Pemkab Karo agar melakukan antipasi gagal panen terhadap 40 KK yang tanamannya terancam gagal panen.

“Kita minta kepada Pemkab Karo agar melakukan penyiraman terhadap tanaman guna mengantipasi gagal panen,” ucap Gubsu. Bantuan anggaran Rp 400 juta dari Pemprovsu menurut Gubsu bisa digunkana untuk operasional mobil pemadam kebakaran untuk menyiram debu di lahan pertanian, jalan maupun pemukiman warga dan fasilitas lainnya.

“Uang ini berasal dari Anggaran Tidak Terduga (TT), digunakan di antaranya untuk biaya operasional mobil pemadam kebakaran yang akan melakukan penyiraman terhadap rumah warga, sekolah dan lahan pertanian. Sehingga bagi para pelajar tidak terganggu oleh abu,” terang Gubsu.

Untuk itu Pemprovsu mengkoordinasikan bantuan armada Mobil Pemadam Kebakaran (Damkar)  dari berbagai kabupaten di sekitar Karo untuk membantu penyiraman debu dimaksud. Tampak di lokasi sudah beroperasi beberapa mobil baberasal dari Kabupaten Karo, Kabupaten Langkat, Kabupaten Phakpak Barat, Dairi dan Kota Medan. Namun diakui Gubsu jumlah armada damkar masih kurang, sehingga pihaknya menghimbau agar kabupaten kota lainnya seperti Deliserang dapat ikut membantu.

Untuk lahan relokasi, lanjut Gubsu, sudah ditetapkan lahan hunian seluas 30 ha oleh bupati. Pada prosesnya, sudah diterima Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) dari Dinas Kehutanan karena di lahan relokasi masih banyak terdapat pepohonan yang harus ditebang. Namun untuk membangun akses ke lokasi pemukiman yang direncanakan tersebut sepanjang 3,8 km masih menunggu izin menteri kehutanan. (rel/mea)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/