28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Gadis Berambut Panjang Dimutilasi, Jasadnya Digonikan

Foto: Metro Binjai/SMG Seorang petugas menunjuk potongan tubuh korban yang sudah menjadi tulang belulang, di atas goni.
Foto: Metro Binjai/SMG
Salah satu warga mempertunjukkan potongan tulang tubuh mayat yang ditemukan di pinggir jalan perkebunan PTPN II Sei Mencirim.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Potong-potongan tubuh wanita tanpa busana dan hanya mengenakan celana dalam warna kuning ditemukan di pinggir jalan perkebunan PTPN II Sei Mencirim, Selasa (14/10) dinihari. Potongan jasad yang diduga korban pembunuhan itu ditemukan dalam sebuah karung goni dan sudah dalam kondisi membusuk.

Temuan potongan tubuh wanita berambut panjang itu sontak menggemparkan warga di seputaran Jalan Diponegoro, Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur. Kondisi mayat telah membusuk sehingga sulit diidentifikasi. Diperkirakan jasad tersebut sudah 2 minggu tergeletak di pinggir jalan perkebunan.

Setelah dilakukan identifikasi di lokasi dengan menurunkan personel kepolisian Polres Binjai. Jasad korban mulitasi tersebut akhirnya dibawa ke rumah sakit umum Pirngadi Medan untuk dilakukan visum dan mencocokkan DNA. Kini kasus ini masih ditangani pihak kepolisian Polres Binjai guna mengungkap motif dan mengetahui identitas mayat tersebut.

Penemuan mayat itu sendiri berawal dari hilangnya anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Abdul Talib dan Nur Aisyah warga Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Tanah Seribu, Kecamatan Binjai Selatan, sekitar tanggal 2 Oktober 2014 lalu, usai pulang sekolah. “Sudah pusing kami mencarinya,” kata Mulyono, selaku paman yang sempat bertemu dengan wartawan koran ini.

Segala upaya sudah dilakukan pasangan Abdul Talib dab Nur Aisyah. Mulai dari melaporkan permasalahan ke kantor polisi setempat dan mencari sendiri keberadaan anak yang masih berusia 8 tahun bernama Cinta Aulia itu. “Waktu kami tanya ke sekolah, katanya sudah pulang. Makanya kami cari-cari hingga kini belum ketemu juga,” ungkap dia.

Upaya dari pasangan ini bahkan melibatkan seluruh anggota keluarga lainnya, namun tidak juga menemukan titik terang. Hingga, pilihannya menggunakan tenaga spiritual (dukun-red) yang mereka kenal di lingkungan mereka tinggal.

Setelah menceritakan kasus hilangnya Cinta Aulia, si dukun yang diketahui bernama Julianto pun merapal mantera. Tak lama dukun meminta keluarga melakukan pencarian di sekitar perkebunan PTPN 2 di Sei Mencirim.

“Kata pak Julianto (dukun-red) itu, kami harus mencarinya ke perkebunan,” jelas dia diamini keluarga lain.

Rasa penasaran dan tak ingin putus asa membuat sekitar 8 orang anggota keluarga menyisir lokasi yang dimaksud. Dalam pencarian itu, Mulyo, selaku paman dikejutkan dengan sebuah bungkusan goni putih yang menimbulkan bau tak sedap itu. “Ada goni, kok baunya tak sedap kali. Karena penasaran jadinya aku dekati untuk memastikan apa isinya,” ujar dia.

Tidak berani membuka sendiri bungkusan itu, membuatnya memanggil keluarga lain dan warga serta Kepling Lingkungan 8 Zunaidi. Secara bersama-sama akhirnya mereka membuka goni yang diikat menggunakan tali plastik ini. “Kami bukanya bersama-sama setelah saya datang,” sambung Zunaidi.

Alangkah terkejutnya mereka ketika membuka dan menuangkan goni berbau tak sedap itu. Sebab, ketika dibuka ternyata isinya merupakan bangkai manusia yang sudah membusuk dan sebagian sudah menjadi tulang belulang. “Rupanya mayat manusia,” terang Zunaidi, merasa panik dan terkejut.

Mereka pun menghubungi pihak kepolisian yang langsung turun ke lokasi guna melakukan evakuasi dan identifikasi. Setelah melakukan pengecekan hingga beberapa jam. Jasad yang sudah tidak berbentuk ini akhirnya dibawa ke rumah sakit umum Pirngadi Medan guna dilakukan autopsi. (bam/bd)

Foto: Metro Binjai/SMG Seorang petugas menunjuk potongan tubuh korban yang sudah menjadi tulang belulang, di atas goni.
Foto: Metro Binjai/SMG
Salah satu warga mempertunjukkan potongan tulang tubuh mayat yang ditemukan di pinggir jalan perkebunan PTPN II Sei Mencirim.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Potong-potongan tubuh wanita tanpa busana dan hanya mengenakan celana dalam warna kuning ditemukan di pinggir jalan perkebunan PTPN II Sei Mencirim, Selasa (14/10) dinihari. Potongan jasad yang diduga korban pembunuhan itu ditemukan dalam sebuah karung goni dan sudah dalam kondisi membusuk.

Temuan potongan tubuh wanita berambut panjang itu sontak menggemparkan warga di seputaran Jalan Diponegoro, Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur. Kondisi mayat telah membusuk sehingga sulit diidentifikasi. Diperkirakan jasad tersebut sudah 2 minggu tergeletak di pinggir jalan perkebunan.

Setelah dilakukan identifikasi di lokasi dengan menurunkan personel kepolisian Polres Binjai. Jasad korban mulitasi tersebut akhirnya dibawa ke rumah sakit umum Pirngadi Medan untuk dilakukan visum dan mencocokkan DNA. Kini kasus ini masih ditangani pihak kepolisian Polres Binjai guna mengungkap motif dan mengetahui identitas mayat tersebut.

Penemuan mayat itu sendiri berawal dari hilangnya anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Abdul Talib dan Nur Aisyah warga Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Tanah Seribu, Kecamatan Binjai Selatan, sekitar tanggal 2 Oktober 2014 lalu, usai pulang sekolah. “Sudah pusing kami mencarinya,” kata Mulyono, selaku paman yang sempat bertemu dengan wartawan koran ini.

Segala upaya sudah dilakukan pasangan Abdul Talib dab Nur Aisyah. Mulai dari melaporkan permasalahan ke kantor polisi setempat dan mencari sendiri keberadaan anak yang masih berusia 8 tahun bernama Cinta Aulia itu. “Waktu kami tanya ke sekolah, katanya sudah pulang. Makanya kami cari-cari hingga kini belum ketemu juga,” ungkap dia.

Upaya dari pasangan ini bahkan melibatkan seluruh anggota keluarga lainnya, namun tidak juga menemukan titik terang. Hingga, pilihannya menggunakan tenaga spiritual (dukun-red) yang mereka kenal di lingkungan mereka tinggal.

Setelah menceritakan kasus hilangnya Cinta Aulia, si dukun yang diketahui bernama Julianto pun merapal mantera. Tak lama dukun meminta keluarga melakukan pencarian di sekitar perkebunan PTPN 2 di Sei Mencirim.

“Kata pak Julianto (dukun-red) itu, kami harus mencarinya ke perkebunan,” jelas dia diamini keluarga lain.

Rasa penasaran dan tak ingin putus asa membuat sekitar 8 orang anggota keluarga menyisir lokasi yang dimaksud. Dalam pencarian itu, Mulyo, selaku paman dikejutkan dengan sebuah bungkusan goni putih yang menimbulkan bau tak sedap itu. “Ada goni, kok baunya tak sedap kali. Karena penasaran jadinya aku dekati untuk memastikan apa isinya,” ujar dia.

Tidak berani membuka sendiri bungkusan itu, membuatnya memanggil keluarga lain dan warga serta Kepling Lingkungan 8 Zunaidi. Secara bersama-sama akhirnya mereka membuka goni yang diikat menggunakan tali plastik ini. “Kami bukanya bersama-sama setelah saya datang,” sambung Zunaidi.

Alangkah terkejutnya mereka ketika membuka dan menuangkan goni berbau tak sedap itu. Sebab, ketika dibuka ternyata isinya merupakan bangkai manusia yang sudah membusuk dan sebagian sudah menjadi tulang belulang. “Rupanya mayat manusia,” terang Zunaidi, merasa panik dan terkejut.

Mereka pun menghubungi pihak kepolisian yang langsung turun ke lokasi guna melakukan evakuasi dan identifikasi. Setelah melakukan pengecekan hingga beberapa jam. Jasad yang sudah tidak berbentuk ini akhirnya dibawa ke rumah sakit umum Pirngadi Medan guna dilakukan autopsi. (bam/bd)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/