JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dahlan Iskan akhirnya melepaskan status Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah disandang selama tiga tahun terakhir. Kemarin pagi (20/10), dia pun menyempatkan menyampaikan salam perpisahan dengan direksi perusahaan pelat merah.
Acara yang bertempat di bawah proyek Masjid Kementerian BUMN tersebut pun membeberkan uneg-uneg dan warisan dari Menteri BUMN keenam tersebut.
Sewaktu diberi kesempatan bicara pun, Dahlan langsung bertingkah seperti biasa. Dia menawarkan hadiah uang Rp 1 juta bagi yang bisa menjawab pertanyaan. Namun, tak seperti biasa di mana dia menawarkan ke peserta seminar dan masyarakat, Dahlan secara khusus meminta direktur keuangan BUMN untuk menjawab pertanyaannya.
“Jadi bukan direktur utama. Yang saya minta direktur keuangan. Kenapa acara ini diadakan di lantai bawah masjid ini? Yang bisa jawab dapat Rp 1 juta,” ujarnya di Jakarta kemarin (20/10).
Selang beberapa waktu, Direktur Keuangan dan SDM PT Dahana (Persero) Susilo Hertanto pun mengacungkan tangan.
Dia pun menjawab bahwa alasan utamanya adalah proyek ini masih setengah jadi. Tapi, hari ini proyek ini akhirnya bisa diwujudkan setelah gagal di beberapa masa jabatan menteri.
“Kalau menurut direksi yang hadir, jawabannya betul apa tidak?” celetuk Dahlan. Sontak jajaran direksi yang duduk mendukung jawaban tersebut. Alhasil, Susilo pun langsung diberi hadiah uang tersebut.
Setelah mengadakan kuis dadakan, Dahlan mulai memberikan ucapan perpisahan kepada para direksi. Setelah lengser, dia berencana untuk kembali menghabiskan sebagian besar waktunya di Surabaya.
Dia kukuh ingin menjalani karir baru sebagai sociopreneur yang mengembangkan pohon Kaliandra sebagai sumber energi biomassa.
“Saya tidak berniat untuk kembali lagi ke perusahaan saya (Jawa Pos). Karena saya tahu perusahaan itu sudah berkembang sangat jauh setelah saya tinggal. Saya saja kaget lihat buku tabungan. Ternyata kekayaan saya bertambah besar. Kalau saya, masih bercita-cita menanam buah merah terbesar di Indonesia sebagai sumber energi,” ungkapnya.
Di sela percakapannya pun, dia sempat memberikan jawaban terakhir kepada direksi BUMN. Hal itu terkait gugatan forum hukum BUMN terkait ketentuan pengawasan keuangan negara yang ditolak. Dia mengaku terus berkomunikasi dengan pihak Mahkamah Konsitusi (MK) untuk mencari kejelasan tersebut.
“Kami cocokkan tafsir dari ketentuan tersebut dengan pihak MK. Hasilnya, memang KPK, BPK, dan yang lain berhak mengawasi keuangan BUMN. Tapi tentu dari business judgement rules. Tidak bisa disamakan dengan pengawasan keuangan lembaga atau kementerian,” ungkapnya.
Dia pun masih mengharapkan para direksi BUMN untuk bersikap lebih profesional dalam menggenjot kinerja perusahaan. “Tetapi kalau ketemu saya ditegur yah,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Dahana Harry Sampurno mengapresiasi kinerja Dahlan selama ini. Pasalnya, Dahlan sempat membuat beberapa BUMN yang sempat mati suri menjadi bangkit kembali. Salah satunya, PT Industri Kapal Indonesia (IKI) yang dulu sempat dipimpin.
“IKI itu merupakan perusahaan yang mati. Karyawan tidak bisa gajian. Setiap hari Jumat didemo karyawan. Tapi, sekarang menjadi perusahaan galangan kapal terbesar di Indonesia Timur,” ungkapnya.
Hal tersebut juga diungkapkan oleh Laily Prihatiningtyas. Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (PT TWC).
Dara yang menyandang gelar direktur BUMN termuda dengan usia 28 tahun tersebut punya kenangan khusus dengan Dahlan. Pasalnya, Dahlan lah yang membuat keputusan berani untuk mengangkat Laily.
“Yang paling hebat adalah pemikirannya yang out of the box. Terutama, kepercayaan Pak Dahlan ke anak muda dan wanita. Itu perlu digarisbawahi,” ungkapnya. (bil)