JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Di penghujung karirnya pebulutangkis Malaysia Lee Chong Wei malah menemui tragedi.
Setelah gagal melalui tes doping di kejuaraan dunia Agustus lalu, kemarin (8/11) di Kuala Lumpur hasil pemeriksaan sampel B Chong Wei di Oslo Swedia pada Kamis (6/11) lalu dinyatakan positif mengandung dexamethasone.
Seperti diberitakan The Guardian kemarin Deputi Chairman BAM Mohamad Norza Zakaria menolak menyebutkan nama Chong Wei dalam konferensi pres tersebut.
Hanya Norza menuturkan sampel B salah satu atlet Malaysia dibawa ke Oslo untuk diperiksa dan hasilnya positif terdapat zat terlarang.
“Pemain ini adalah salah satu olahragawan paling berdedikasi untuk negeri dan sosok individu yang luar biasa. Kami percaya pemain ini tak akan menempuh jalan pintas untuk menuju kesuksesan,” kata Norza.
Norza pun mengklaim jika tak seharusnya dexamethasone masuk dalam zat yang dilarang WADA atau Badan Anti Doping Dunia. Sebab, dexamethasone tak mengandung unsur peningkatan performa secara langsung, berpotensi berdampak kepada kesehatan atlet, dan mencederai sportifitas.
Dexamethasone yang ditemukan dalam sampel darah dan urine Chong Wei ini termasuk jenis kortikosteroid. Zat tersebut berfungsi untuk pereda nyeri serta radang atau penurun panas yang dilarang oleh WADA.
Beberapa pihak berpendapat masuknya dexamethasone ke dalam tubuh Chong Wei terjadi pemain berusia 33 tahun itu pemulihan masa cedera Juli lalu. Chong Wei memang harus menjalani stem cell guna menyembuhkan cedera di pahanya.
“Kami tetap meyakini kalau pemain ini tak bersalah. Konsentrasi utama kami adalah mendampingi pemain sampai kasus ini tuntas. Karena bagaimanapun juga dia adalah ekluarga besar BAM dan sudah melakukan banyak hal untuk negara,” tambah Norza.
Demi memberikan dukungan kepada ikon bulu tangkisnya BAM mempersiapkan sejumlah pengacara untuk mendampingi Chong Wei.
Meski belum menyebutkan siapa saja barisan pengacaranya, pihak BAM memastikan pengacaranya punya spesialisasi di hukum keolahragaan dan berpengalaman menangani kasus doping.
Direktur Eksekutif National Sports Institute (NSI) Malaysia Datur Dr. Ramlan Aziz serta general manager BAM Kenny Goh sudah terbang ke Oslo untuk menentukan langkah selajutnya.
“Kami akan menunggu sikap BWF. Bahkan kami siap memperjuangkan masalah ini sampai CAS (Badan Arbitrase Olahraga Dunia, Red). Semua akan kami lakukan untuk pemain dan aset yang kami miliki,” tutur Aziz.
Sementara itu setelah terbukti gagal menjalani kedua kali tes doping, dunia tinggal menunggu bagaimana sikap BWF atau Federasi Bulu Tangkis Dunia.
Jika mengacu kepada regulasi yang ada hukuman maksimal berupa larangan tampil dua tahun sudah menanti. Tak lupa pencabutan gelar runner-up yang didapat Chong Wei di kejuaraan dunia lalu.
Sampai kemarin BWF belum menentukan sikap. Apakah akan langsung menjatuhi hukuman kepada Chong Wei atau melakukan hearing lebih dahulu dengan pemain bergelar Sang Datuk itu. Di situs resmi BWF, organisasi bulu tangkis tertinggi dunia itu juga belum menulis apapun.
Di sisi lain, mentor Chong Wei di awal karirnya, Teh Peng Huat, cukup kaget dengan kejadian yang menimpa anak asuhnya itu. Namun, kegagalan tes uji sampel doping A dan B semakin memberatkan posisi Chong Wei. (dra/ham)