30.5 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Pasien Tewas Mendadak di RS Ameta Sejahtera

Diduga Dokter Salah Beri Obat, Sempat Kejang-kejang

LABUHAN- Sumarse (51), warga Jalan Medan-Belawan Km 22 Kampung Kurnia Belawan tewas di Rumah Sakit Ameta Sejahtera di Jalan Titi Pahlawan, Simpang Kantor, Medan Labuhan, setelah meminum obat yang diberikan oleh pihak rumah sakit, Jumat (4/6). Diduga pasien Jamkesmas yang dirawat inap yang menderita penyakit paru-paru diduga tewas akibat keracunan obat.

Menurut informasi yang dihimpun, awalnya Sumarse (51) mengalami panas tinggi di sekujur tubuhnya. Oleh pihak keluarga, korban lalu dibawa ken RSU Ameta Sejahtera guna mendapatkan pertolongan medis.

Salah seorang keluarga, M Yaruddin (36) mengatakan korban masuk rumah sakit Senin (1/6) malam lalu, karena mengalami panas tinggi. Di rumah sakit korban sempat ditelantarkan karena tidak ada dokter ahli.

Merasa tidak mendapat pelayanan yang memuaskan, keesokan harinya pihak keluarga mendatangi petugas medis untuk meminta dirujuk saja ke RSU dr Pirngadi Medan. Namun permintaan tersebut tidak dipenuhi oleh pihak rumah sakit dengan dalih kalau penyakit korban merupakan jenis penyakit ringan dan mudah untuk disembuhkan.

“Salah seorang dokter di rumah sakit tersebut bernama Yanti mengatakan bahwa tidak perlu keluarga meminta merujuknya ke rumah sakit lain. Dengan alasan, jenis penyakit seperti yang diderita korban di puskesmas pun bisa disembuhkan. Tadinya aku sempat kesal sama perkataan dokter tersebut karena terlalu sepele dan memberikan pelayanan medis,”keluhnya.

Setelah, tiga hari di rawat inap di RSU Ameta Sejahtera, kondisi korban tidak kunjung membaik. Ironisnya, ketika hasil foto rongen keluar tidak satupun petugas medis yang dapat memberikan penjelasan tentang penyakit yang diderita korban.

“Mau tahu hasil rongen saja susah, alasannya karena di rumah sakit tidak ada dokter ahli. Dan terpaksa menunggu sampai besok, sebab harus memanggil dokter ahli dari luar. Makanya kami terus minta agar dirujuk saja ke Rumah Sakit dr Pirngadi Medan,”jelasnya.

Jumat (4/6) lalu, seorang dokter wanita muncul dan mendatangi ruangan tempat Sumarse dirawat. Usai memeriksa pasiennya, petugas medis tersebut kemudian memberikan obat jenis tablet dan memerintahkan agar segera diminum. Usai meminum obat, dalam hitungan menit tiba-tiba tubuh korban yang tadinya terlihat biasa-biasa saja langsung kejang-kejang. Melihat hal tersebut, pihak keluarga merasa kebingungan lantas memberitahukannya kepada dokter di rumah sakit tersebut.

“Pada saat kami memberitahukan kepada dokternya, dokternya bilang sudah tidak apa-apa, itu cuma reaksi dari obat yang diberikan tadi, sebentar lagi tubuhnya tidak akan kejang lagi,” ujar Yaruddin menirukan perkataan dokter.
Karena beberapa menit tubuh korban masih kejang-kejang pihak keluarga kembali mendatangi dokter tersebut. Begitu melihat pasiennya tidak juga berhenti dari kejangnya, dokter yang merawat korban mulai kebingungan. Dan malam itu juga permintaan keluarga korban agar Sumarse dirujuk ke RSU dr Pirngadi Medan.

Belum sempat mendapatkan pertolongan medis di RSU dr Pirngadi Medan, Sumarse pun menghebuskan nafas terakhir. ”Malam itu dokter di RSU dr Pirngadi geleng-geleng kepala begitu melihat obat yang kami tunjukkan. Lalu setelah melihat hasil rongen dia sempat bilang kenapa terlambat membawanya ke sini (RSU dr Pirngadi Medan). Ini jenis penyakit dalam, kalau lambat mendapatkan perawatan ya bisa seperti ini kejadiannya,”ungkapnya.

Diduga, Sumarse korban malpraktek di RSU Ameta Sejahtera, pihak keluarga korban tidak terima atas kejadian tersebut dan berencana melaporkan pihak rumah sakit ke pihak yang berwajib.

Humas Rumah Sakit Ameta Sejahtera, Yudi saat ditemui di rumah sakit tersebut tidak berada di tempat. Namun, salah seorang perawat rumah sakit tersebut yang namanya tidak mau dikorankan membenarkan bahwa Sumarse dirawat di RSU Ameta Sejahtera.

“Memang benar korban dirawat di rumah sakit ini karena penyakit paru-paru yang dideritanya,”ujarnya. Saat ditanya korban diduga tewas karena keracunan obat, perawat tersebut membantahnya. “Mana ada bang, kami dari pihak rumah sakit sudah tepat memberikan obat atas penyakit yang diderita korban,”dalihnya. (mag-11)

Diduga Dokter Salah Beri Obat, Sempat Kejang-kejang

LABUHAN- Sumarse (51), warga Jalan Medan-Belawan Km 22 Kampung Kurnia Belawan tewas di Rumah Sakit Ameta Sejahtera di Jalan Titi Pahlawan, Simpang Kantor, Medan Labuhan, setelah meminum obat yang diberikan oleh pihak rumah sakit, Jumat (4/6). Diduga pasien Jamkesmas yang dirawat inap yang menderita penyakit paru-paru diduga tewas akibat keracunan obat.

Menurut informasi yang dihimpun, awalnya Sumarse (51) mengalami panas tinggi di sekujur tubuhnya. Oleh pihak keluarga, korban lalu dibawa ken RSU Ameta Sejahtera guna mendapatkan pertolongan medis.

Salah seorang keluarga, M Yaruddin (36) mengatakan korban masuk rumah sakit Senin (1/6) malam lalu, karena mengalami panas tinggi. Di rumah sakit korban sempat ditelantarkan karena tidak ada dokter ahli.

Merasa tidak mendapat pelayanan yang memuaskan, keesokan harinya pihak keluarga mendatangi petugas medis untuk meminta dirujuk saja ke RSU dr Pirngadi Medan. Namun permintaan tersebut tidak dipenuhi oleh pihak rumah sakit dengan dalih kalau penyakit korban merupakan jenis penyakit ringan dan mudah untuk disembuhkan.

“Salah seorang dokter di rumah sakit tersebut bernama Yanti mengatakan bahwa tidak perlu keluarga meminta merujuknya ke rumah sakit lain. Dengan alasan, jenis penyakit seperti yang diderita korban di puskesmas pun bisa disembuhkan. Tadinya aku sempat kesal sama perkataan dokter tersebut karena terlalu sepele dan memberikan pelayanan medis,”keluhnya.

Setelah, tiga hari di rawat inap di RSU Ameta Sejahtera, kondisi korban tidak kunjung membaik. Ironisnya, ketika hasil foto rongen keluar tidak satupun petugas medis yang dapat memberikan penjelasan tentang penyakit yang diderita korban.

“Mau tahu hasil rongen saja susah, alasannya karena di rumah sakit tidak ada dokter ahli. Dan terpaksa menunggu sampai besok, sebab harus memanggil dokter ahli dari luar. Makanya kami terus minta agar dirujuk saja ke Rumah Sakit dr Pirngadi Medan,”jelasnya.

Jumat (4/6) lalu, seorang dokter wanita muncul dan mendatangi ruangan tempat Sumarse dirawat. Usai memeriksa pasiennya, petugas medis tersebut kemudian memberikan obat jenis tablet dan memerintahkan agar segera diminum. Usai meminum obat, dalam hitungan menit tiba-tiba tubuh korban yang tadinya terlihat biasa-biasa saja langsung kejang-kejang. Melihat hal tersebut, pihak keluarga merasa kebingungan lantas memberitahukannya kepada dokter di rumah sakit tersebut.

“Pada saat kami memberitahukan kepada dokternya, dokternya bilang sudah tidak apa-apa, itu cuma reaksi dari obat yang diberikan tadi, sebentar lagi tubuhnya tidak akan kejang lagi,” ujar Yaruddin menirukan perkataan dokter.
Karena beberapa menit tubuh korban masih kejang-kejang pihak keluarga kembali mendatangi dokter tersebut. Begitu melihat pasiennya tidak juga berhenti dari kejangnya, dokter yang merawat korban mulai kebingungan. Dan malam itu juga permintaan keluarga korban agar Sumarse dirujuk ke RSU dr Pirngadi Medan.

Belum sempat mendapatkan pertolongan medis di RSU dr Pirngadi Medan, Sumarse pun menghebuskan nafas terakhir. ”Malam itu dokter di RSU dr Pirngadi geleng-geleng kepala begitu melihat obat yang kami tunjukkan. Lalu setelah melihat hasil rongen dia sempat bilang kenapa terlambat membawanya ke sini (RSU dr Pirngadi Medan). Ini jenis penyakit dalam, kalau lambat mendapatkan perawatan ya bisa seperti ini kejadiannya,”ungkapnya.

Diduga, Sumarse korban malpraktek di RSU Ameta Sejahtera, pihak keluarga korban tidak terima atas kejadian tersebut dan berencana melaporkan pihak rumah sakit ke pihak yang berwajib.

Humas Rumah Sakit Ameta Sejahtera, Yudi saat ditemui di rumah sakit tersebut tidak berada di tempat. Namun, salah seorang perawat rumah sakit tersebut yang namanya tidak mau dikorankan membenarkan bahwa Sumarse dirawat di RSU Ameta Sejahtera.

“Memang benar korban dirawat di rumah sakit ini karena penyakit paru-paru yang dideritanya,”ujarnya. Saat ditanya korban diduga tewas karena keracunan obat, perawat tersebut membantahnya. “Mana ada bang, kami dari pihak rumah sakit sudah tepat memberikan obat atas penyakit yang diderita korban,”dalihnya. (mag-11)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/