SEOUL- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) menyerukan tidak akan menghentikan para aktivis meluncurkan selebaran dengan berita tentang aksi unjuk rasa Arab ke Korea Utara (Korut), walaupun Korut mengancam melepaskan serangan sebagai pembalasan.
Sebuah kelompok penyeberang mengatakan akan menerbangkan selebaran dan rekaman video di perbatasan yang dijaga ketat pekan depan, mungkin pada Senin atau Selasa jika angin ber gerak ke arah yang benar. “Tidak ada yang ilegal tentang kegiatan itu,” kata Lee Jong-Joo, juru bicara Kementerian Unifikasi Selatan, yang menangani hubungan antar-Korea, Kamis (3/3)
Sementara itu, pemimpin Pejuang bagi Pembebasan Korut, Park Sang-Hak, yang bermarkas di Seoul mengatakan bahwa kelompoknya akan membagikan 200 ribu selebaran dan DVD serta USB. Pembagian ini ditujukan di sekolah, perguruan tinggi dan institusi publik yang mungkin memiliki akses komputer. Pemutar DVD bekas juga dibawa masuk dari Cina. Cakram dan rekaman akan membawa berita tentang pergerakan di Mesir dan Libya dan perjalanan Kim Jong-Chol, anak kedua pemimpin Kim Jong-Il, ke Singapura untuk menonton konser Eric Clapton.
Militer Selatan juga dilaporkan mengirimkan selebaran dengan berita tentang pergerakan di Timur Tengah. Ketegangan juga meningkat di tengah latihan militer AS-Korsel yang sedang berlangsung, yang dilihat Korut sebagai latihan untuk invasi.
Korut selalu marah dengan peluncuran tersebut. Para analis menyebutkan Dinasti Kim telah memerintah dengan tangan besi sejak 1948, terutama ingin mengecualikan berita tentang pemberontakan diktator di Arab.
Minggu kemarin, militer Pyongyang mengancam melakukan serangan ke daerah perbatasan. “Kami tak takut ancaman. Korut memiliki hak untuk mengetahui apa yang terjadi di dunia luar tak peduli seberapa histeris rezim bereaksi,” tambah Par k. (bbs/jpnn)