BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Penelitian biota Sungai Batangtoru sejak Oktober 2012 sampai Agustus 2014, menunjukkan jumlah spesies ikan di Sungai Batangtoru tidak ada perubahan. Sebanyak 25 spesies ikan yang terdiri dari 18 genera dan 10 famili, ditemukan di sungai itu, Spesies ikan yang paling dominan adalah ikan Cencen, ikan Nilem, ikan Batak, dan ikan Lempam.
“Aktivitas pertambangan tidak mempengaruhi keberadaan spesies ikan di Aek Pahu Tombak, Hutamosu, dan di Sungai Batang Toru. Hasil pengukuran terhadap kondisi ikan menunjukkan tidak ada penurunan panjang dan berat ikan selama masa penelitian tersebut,” jelas Prof Dr Ing Ternala Alexander Barus, M.Sc, Ketua Pemantau Biota Sungai Batangtoru dari PKSDA USU, dalam sosialisasi hasil pemantauan kualitas air sisa proses dan hasil penelitian kondisi biologi dan biota perairan Sungai Batang Toru oleh Pusat Kajian Sumber Daya Alam dan Energi Universitas Sumatera Utara (PKSDA USU).
Sosialisasi hasil evaluasi kualitas air sisa proses yang dalam rentang satu tahun (2013-2014) dilakukan kepada sekitar 145 orang perwakilan masyarakat dari 15 desa, di Tapsel, pada 3-4 Desember 2014. Acara sosialisasi juga dihadiri oleh anggota Muspika, Lembaga Konsultasi Masyarakat Martabe (LKMM), dan perwakilan pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Tapanuli Selatan.
Dalam hal penelitian kandungan logam berat dalam tubuh ikan, Ameilia Zuliyanti Siregar, S. Si, M.Sc, pendamping peneliti dari PKSDA USU menyimpulkan, bahwa semua konsentrasi kandungan logam berat yang ditemukan pada tubuh ikan yang diteliti masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI no. HK.00.06.1.52.4011.
Sejak 2012, pengambilan sampel jenis-jenis biota Sungai Batang Toru telah dilakukan sebanyak 8 (delapan) kali dan dilakukan setiap bulan Februari, April, Agustus, dan November. Uji kandungan logam pada tubuh ikan ini dilakukan laboratorium PT Intertek Utama Service.
“Hasil penelitian biota perairan di Sungai Batangtoru sudah kami publikasikan melalui Jurnal Warta Konservasi Lahan Basah edisi April 2014. Yang dapat diakses secara online agar semua pihak – pemerintah, masyarakat dan kalangan swasta – dapat mengetahui hal ini dan turut bergerak bersama menjaga kualitas lingkungan yang melestarikan konservasi biota perairan secara berkelanjutan,” tekan Ameilia.
Direktur Operasional Tambang Emas Martabe Tim Duffy menyatakan: “Sosialisasi hasil pemantauan kualitas sisa air proses menunjukkan bahwa air Sungai Batang Toru aman dan tidak mempengaruhi biota air yang hidup di dalamnya. Banyak biota air yang tetap ditemukan di Sungai Batang Toru dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat.” (rel/mea)