28 C
Medan
Friday, September 27, 2024

Ketua Adat Dikirimi Kepala Anjing Berbalut Kafan

Foto: Amri/PM Suasana depan rumah Syahrum pasca dilempar kepala anjing, Rabu (10/12/2014).
Foto: Amri/PM
Suasana depan rumah Syahrum pasca dilempar kepala anjing, Rabu (10/12/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Misteri pembongkaran dan hilangnya jasad dari empat kuburan di Jalan Suryadi, Kampung Agas, Pasar 5, mulai menebar teror. Ketua adat Kampung Agas, Syahrum Lubis (75) mendapat kiriman kepala seekor anjing yang dibungkus menggunakan kain kafan dan bertuliskan pesan mengancam.

Temuan kepala anjing dengan pesan ancaman yang ditulis menggunakan darah itu sontak membuat warga Kampung Agas heboh, Rabu (10/12) dinihari. “Isi tulisanya itu ‘awas, hati-hati’ dan kepala anjingnya dibalut pakai kain kafan kayak kepala manusia gitu lah,” ungkap Syahrum dan beberapa warga Kampung Agas, Rabu (10/12).

Berdasarkan keterangan saksi mata, Dede (34) dan Yono (53), kiriman kepala anjing tersebut ulah sekelompok orang tak dikenal. Sekira pukul 02.40 wib, keduanya melihat sekelompok orang menggunakan senjata tajam menyambangi kediaman Syahrum.

Orang-orang yang datang menggunakan mobil jenis Avanza dan Taft Rocky itu tepat berhenti di depan rumah petuah adat mereka. Menyaksikan hal tersebut, Dede dan Yono yang sedang asik memancing dan menombak ikan di parit, tak jauh dari jalan Suryadi di Desa Sampali Kampung Agas, memilih menghubungi warga.

Berselang tak lama puluhan warga keluar rumah dengan menenteng senjata tajam. Mengetahui bakal ada perlawanan, orang-orang tak dikenal yang sebagian menggunakan sebo memilih kabur.

Namun saat dicek, orang tak dikenal itu meninggalkan sebuah bungkusan kain kafan di depan rumah Syahrum. Warga yang takut terjadi apa-apa dengan petua adapt mereka, langsung membangunkan Syahrum dan melaporkan temuan tersebut.

“Kepala anjingnya tepat di depan rumah pak Syahrum diletakan. Kami lagi mancing, liat kok rame orang bawa klewang mau nyerang rumah pak Syahrum, kami sms lah warga,” ujar Yono.

Kehadiran sekelompok orang tak dikenal dan meninggalkan bungkusan putih berisi kepala anjing baru dipotong menurut Syahrum, ulah pihak pengembang property yang akan merebut lahan mereka. “Udah jelas itu teror dari pihak pengembang, siapa lagi kalau bukan mereka,” ujarnya.

Atas temuan tersebut, merebak isu jika Syahrum akan disantet pihak pengembang yang tak senang, rencananya terhalang. Dugaan santet itu diperkuat lagi dengan aroma kemenyan yang menyengat dari bungkusan kain kafan itu. Hanya saja, Syahrum tak ingin menanggapi temuan itu secara berlebihan. “Saya tidak takut dan tidak percaya, saya hanya percaya kepada tuhan saya,” ujar Syahrum.

Sementara itu, pihak kepolisian Polsek Percut Seituan tak terlihat di lokasi kejadian. Dan warga sendiri sudah terlanjur tak percaya dengan pihak kepolisian. “Kami nggak percaya sama polisi bang. Kami sudah lapor dari dulu tapi kalau sudah dijumpai pengembang, mereka pro sama pengembang, karena dapat duit,” celoteh Ardi, warga setempat.

Menanggapi tudingan warga, Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung Sik mengatakan kalau Polresta Medan yang menangani kasus tersebut. “Tapi Polres yang nangani kasus itu karena laporannya di polres,” ujar Kompol Ronald Sik. (mri/bd)

Foto: Amri/PM Suasana depan rumah Syahrum pasca dilempar kepala anjing, Rabu (10/12/2014).
Foto: Amri/PM
Suasana depan rumah Syahrum pasca dilempar kepala anjing, Rabu (10/12/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Misteri pembongkaran dan hilangnya jasad dari empat kuburan di Jalan Suryadi, Kampung Agas, Pasar 5, mulai menebar teror. Ketua adat Kampung Agas, Syahrum Lubis (75) mendapat kiriman kepala seekor anjing yang dibungkus menggunakan kain kafan dan bertuliskan pesan mengancam.

Temuan kepala anjing dengan pesan ancaman yang ditulis menggunakan darah itu sontak membuat warga Kampung Agas heboh, Rabu (10/12) dinihari. “Isi tulisanya itu ‘awas, hati-hati’ dan kepala anjingnya dibalut pakai kain kafan kayak kepala manusia gitu lah,” ungkap Syahrum dan beberapa warga Kampung Agas, Rabu (10/12).

Berdasarkan keterangan saksi mata, Dede (34) dan Yono (53), kiriman kepala anjing tersebut ulah sekelompok orang tak dikenal. Sekira pukul 02.40 wib, keduanya melihat sekelompok orang menggunakan senjata tajam menyambangi kediaman Syahrum.

Orang-orang yang datang menggunakan mobil jenis Avanza dan Taft Rocky itu tepat berhenti di depan rumah petuah adat mereka. Menyaksikan hal tersebut, Dede dan Yono yang sedang asik memancing dan menombak ikan di parit, tak jauh dari jalan Suryadi di Desa Sampali Kampung Agas, memilih menghubungi warga.

Berselang tak lama puluhan warga keluar rumah dengan menenteng senjata tajam. Mengetahui bakal ada perlawanan, orang-orang tak dikenal yang sebagian menggunakan sebo memilih kabur.

Namun saat dicek, orang tak dikenal itu meninggalkan sebuah bungkusan kain kafan di depan rumah Syahrum. Warga yang takut terjadi apa-apa dengan petua adapt mereka, langsung membangunkan Syahrum dan melaporkan temuan tersebut.

“Kepala anjingnya tepat di depan rumah pak Syahrum diletakan. Kami lagi mancing, liat kok rame orang bawa klewang mau nyerang rumah pak Syahrum, kami sms lah warga,” ujar Yono.

Kehadiran sekelompok orang tak dikenal dan meninggalkan bungkusan putih berisi kepala anjing baru dipotong menurut Syahrum, ulah pihak pengembang property yang akan merebut lahan mereka. “Udah jelas itu teror dari pihak pengembang, siapa lagi kalau bukan mereka,” ujarnya.

Atas temuan tersebut, merebak isu jika Syahrum akan disantet pihak pengembang yang tak senang, rencananya terhalang. Dugaan santet itu diperkuat lagi dengan aroma kemenyan yang menyengat dari bungkusan kain kafan itu. Hanya saja, Syahrum tak ingin menanggapi temuan itu secara berlebihan. “Saya tidak takut dan tidak percaya, saya hanya percaya kepada tuhan saya,” ujar Syahrum.

Sementara itu, pihak kepolisian Polsek Percut Seituan tak terlihat di lokasi kejadian. Dan warga sendiri sudah terlanjur tak percaya dengan pihak kepolisian. “Kami nggak percaya sama polisi bang. Kami sudah lapor dari dulu tapi kalau sudah dijumpai pengembang, mereka pro sama pengembang, karena dapat duit,” celoteh Ardi, warga setempat.

Menanggapi tudingan warga, Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung Sik mengatakan kalau Polresta Medan yang menangani kasus tersebut. “Tapi Polres yang nangani kasus itu karena laporannya di polres,” ujar Kompol Ronald Sik. (mri/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/