26 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Waspada, Lupus Kemungkinan Besar Aktif saat Hamil

SUMUTPOS.CO- SEBAGIAN besar penderita lupus adalah perempuan. Meski lupus tidak menular, ibu hamil (bumil) patut mengenali penyakit kelainan fungsi kekebalan tubuh ini. Lupus merupakan penyakit yang sulit ditebak kapan aktif menyerang tubuh. Lupus bisa menyerang anak bayi atau baru muncul di usia dewasa.

Ibu hamil (bumil) yang sudah didiagnosis sebelum hamil mengidap penyakit ini harus lebih waspada. Sebab kemungkinan penyakit ini aktif saat hamil sangat besar. Persentasenya 40-60 persen  kemungkinan. Seperti dituturkan dr Tedy Teguh Satriadi SpOG.

“Meskipun penderita lupus sudah mendapatkan kortikosteroid (hormon) dosis tinggi tidak akan menjamin bahwa penyakit ini tidak akan aktif saat hamil,” ujarnya dilansir Kaltim Post (Grup JPNN.com).

Bila lupus aktif saat hamil, lanjutnya, bisa membahayakan bagi kesehatan ibu dan janin. Tapi bumil bisa melahirkan janin dengan sehat. Artinya, ibu maupun bayi bisa selamat.

“Itu jika bumil dengan penyakit lupus yang sudah terkontrol dan penyakitnya dalam keadaan tidak aktif,” tuturnya.

Menurut dr Tedy, ada beberapa faktor yang dapat mengaktifkan penyakit ini. Yaitu seringnya kulit terpapar langsung dengan sinar matahari. Orang dengan bakat lupus, penyakit akan aktif ketika dia stres berat.  Selain itu, aktivitas merokok juga dapat meningkatkan risiko terkena lupus.

Lebih lanjut Tedy menjelaskan, penyakit lupus adalah gangguan, ketika antibodi yang seharusnya berfungsi menyerang sumber penyakit malah berbalik menyerang jaringan tubuh. Lupus dapat menyerang organ seperti kulit, persendian, ginjal, otak, jantung, paru-paru, dan darah.

Bumil dengan lupus dapat menimbulkan keguguran atau bayi lahir kurang bulan. Juga dapat menimbulkan kematian janin dalam rahim, terjadinya pre-eklamsia dan eklamsi serta pertumbuhan janin terhambat.

“Sebaiknya penderita lupus harus mempersiapkan kehamilan secara matang (berkonsultasi) dengan dokter. Jika terlanjur hamil, penderita harus rutin memeriksakan kehamilan secara ketat dengan melibatkan beberapa dokter,” tutur pria berkacamata ini.

Keberhasilan kehamilan pada penderita lupus, dikatakan dr Tedy sangat bergantung saat yang tepat memulai kehamilan. Pemantauan aktivitas penyakit.(*/en/her/jpnn)

SUMUTPOS.CO- SEBAGIAN besar penderita lupus adalah perempuan. Meski lupus tidak menular, ibu hamil (bumil) patut mengenali penyakit kelainan fungsi kekebalan tubuh ini. Lupus merupakan penyakit yang sulit ditebak kapan aktif menyerang tubuh. Lupus bisa menyerang anak bayi atau baru muncul di usia dewasa.

Ibu hamil (bumil) yang sudah didiagnosis sebelum hamil mengidap penyakit ini harus lebih waspada. Sebab kemungkinan penyakit ini aktif saat hamil sangat besar. Persentasenya 40-60 persen  kemungkinan. Seperti dituturkan dr Tedy Teguh Satriadi SpOG.

“Meskipun penderita lupus sudah mendapatkan kortikosteroid (hormon) dosis tinggi tidak akan menjamin bahwa penyakit ini tidak akan aktif saat hamil,” ujarnya dilansir Kaltim Post (Grup JPNN.com).

Bila lupus aktif saat hamil, lanjutnya, bisa membahayakan bagi kesehatan ibu dan janin. Tapi bumil bisa melahirkan janin dengan sehat. Artinya, ibu maupun bayi bisa selamat.

“Itu jika bumil dengan penyakit lupus yang sudah terkontrol dan penyakitnya dalam keadaan tidak aktif,” tuturnya.

Menurut dr Tedy, ada beberapa faktor yang dapat mengaktifkan penyakit ini. Yaitu seringnya kulit terpapar langsung dengan sinar matahari. Orang dengan bakat lupus, penyakit akan aktif ketika dia stres berat.  Selain itu, aktivitas merokok juga dapat meningkatkan risiko terkena lupus.

Lebih lanjut Tedy menjelaskan, penyakit lupus adalah gangguan, ketika antibodi yang seharusnya berfungsi menyerang sumber penyakit malah berbalik menyerang jaringan tubuh. Lupus dapat menyerang organ seperti kulit, persendian, ginjal, otak, jantung, paru-paru, dan darah.

Bumil dengan lupus dapat menimbulkan keguguran atau bayi lahir kurang bulan. Juga dapat menimbulkan kematian janin dalam rahim, terjadinya pre-eklamsia dan eklamsi serta pertumbuhan janin terhambat.

“Sebaiknya penderita lupus harus mempersiapkan kehamilan secara matang (berkonsultasi) dengan dokter. Jika terlanjur hamil, penderita harus rutin memeriksakan kehamilan secara ketat dengan melibatkan beberapa dokter,” tutur pria berkacamata ini.

Keberhasilan kehamilan pada penderita lupus, dikatakan dr Tedy sangat bergantung saat yang tepat memulai kehamilan. Pemantauan aktivitas penyakit.(*/en/her/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/