29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Prestasi Merosot, Kinerja PBSI Dievaluasi Menpora

Menpora Imam Nahrawi. Foto: Dokumen JPNN.com
Menpora Imam Nahrawi. Foto: Dokumen JPNN.com

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua Umum PP PBSI, Gita Wirjawan tampaknya bakal sulit tidur nyenyak. Pasalnya, Menpora Imam Nahrawi berencana mengevaluasi kinerja cabang olahraga yang bermarkas di Cipayung ini. Hal itu terkait prestasi  bulutangkis yang terus merosot dan belum mampu mengakhiri paceklik gelar di Piala Thomas dan Uber.

Deputi Bidang V Harmonisasi dan Kemitraan Menpora, Gatot S Dewa Broto mengakui akan ada cabang olah raga lain yang akan dievaluasi. Setelah PSSI, kata Gatot, kemungkinan PP PBSI akan mendapat giliran berikutnya terkait prestasi bulu tangkis Tanah Air yang kian merosot.

“Semua cabor pasti akan dievaluasi. Hanya saja prioritas pertama kami saat ini ke PSSI. Tidak tertutup kemungkinan segera ke PBSI. Satu-satu dulu,” ujar Gatot Dewa Broto saat dihubungi, kemarin (4/1).

Ya, Sejak Gita Wirjawan menjabat sebagai Ketua Umum PP PBSI pada 2012, perkembangan cabang olah raga bulutangkis memang  belum mengalami kemajuan secara signifikan. Ada sejumlah turnamen bergengsi yang gagal membuahkan hasil. Salah satunya adalah Piala Thomas dan Uber.

Belum lagi prestasi  pemain tunggal putra dan putri belum juga kunjung membaik. Tunggal putra masih bertumpu kepada Tommy Sugiarto dan Simon Santoso. Padahal, penampilan kedua pemain ini bekangan kurang konsisten.

Begitu juga tunggal putri, hanya berharap kepada Lindaweni Fanetri dan Bellaetrix Manuputty. Prestasi  keduanya yang diharapkan meraih prestasi seperti era Susi Susanti justru melempem. Beruntung kekurangan di tunggal, dapat diobati sektor ganda, Hendra /Ahsan dan Liliyana/Tantowi.

“Secara prestasi agak kurang mengalami kemajuan berarti, meski sempat memperoleh juara All England dari sektor ganda putra dan campuran dan dua medali emas di Asian Games di Incheon, Korea pada 2014 lalu. Namun Thomas dan Uber Cup tidak tercapai,” jelas Gatot.

Lebih lanjut Gatot yang juga anggota Tim 9 menambahkan, meskipun sejumlah kejuaraan internasional sudah cukup berhasil tercapai, namun lebih banyak yang kurang berhasil.

Secara kelembagaan, konsolidasi, dan hubungan internasional cukup baik. Hanya saja, kata dia,  apapun bentuk kemajuannya publik lebih terfokus pada prestasi dan  kurang menggembirakan.

“Artinya prestasi PBSI tahun lalu kurang menggembirakan,” tandasnya.(bam)

Menpora Imam Nahrawi. Foto: Dokumen JPNN.com
Menpora Imam Nahrawi. Foto: Dokumen JPNN.com

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua Umum PP PBSI, Gita Wirjawan tampaknya bakal sulit tidur nyenyak. Pasalnya, Menpora Imam Nahrawi berencana mengevaluasi kinerja cabang olahraga yang bermarkas di Cipayung ini. Hal itu terkait prestasi  bulutangkis yang terus merosot dan belum mampu mengakhiri paceklik gelar di Piala Thomas dan Uber.

Deputi Bidang V Harmonisasi dan Kemitraan Menpora, Gatot S Dewa Broto mengakui akan ada cabang olah raga lain yang akan dievaluasi. Setelah PSSI, kata Gatot, kemungkinan PP PBSI akan mendapat giliran berikutnya terkait prestasi bulu tangkis Tanah Air yang kian merosot.

“Semua cabor pasti akan dievaluasi. Hanya saja prioritas pertama kami saat ini ke PSSI. Tidak tertutup kemungkinan segera ke PBSI. Satu-satu dulu,” ujar Gatot Dewa Broto saat dihubungi, kemarin (4/1).

Ya, Sejak Gita Wirjawan menjabat sebagai Ketua Umum PP PBSI pada 2012, perkembangan cabang olah raga bulutangkis memang  belum mengalami kemajuan secara signifikan. Ada sejumlah turnamen bergengsi yang gagal membuahkan hasil. Salah satunya adalah Piala Thomas dan Uber.

Belum lagi prestasi  pemain tunggal putra dan putri belum juga kunjung membaik. Tunggal putra masih bertumpu kepada Tommy Sugiarto dan Simon Santoso. Padahal, penampilan kedua pemain ini bekangan kurang konsisten.

Begitu juga tunggal putri, hanya berharap kepada Lindaweni Fanetri dan Bellaetrix Manuputty. Prestasi  keduanya yang diharapkan meraih prestasi seperti era Susi Susanti justru melempem. Beruntung kekurangan di tunggal, dapat diobati sektor ganda, Hendra /Ahsan dan Liliyana/Tantowi.

“Secara prestasi agak kurang mengalami kemajuan berarti, meski sempat memperoleh juara All England dari sektor ganda putra dan campuran dan dua medali emas di Asian Games di Incheon, Korea pada 2014 lalu. Namun Thomas dan Uber Cup tidak tercapai,” jelas Gatot.

Lebih lanjut Gatot yang juga anggota Tim 9 menambahkan, meskipun sejumlah kejuaraan internasional sudah cukup berhasil tercapai, namun lebih banyak yang kurang berhasil.

Secara kelembagaan, konsolidasi, dan hubungan internasional cukup baik. Hanya saja, kata dia,  apapun bentuk kemajuannya publik lebih terfokus pada prestasi dan  kurang menggembirakan.

“Artinya prestasi PBSI tahun lalu kurang menggembirakan,” tandasnya.(bam)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/