SUMUTPOS.CO – Mark Zuckerberg menambah ruang buku dalam halaman media sosial miliknya, Facebook. Pendiri dan CEO Facebook itu mengumumkan baru-baru ini bahwa dia bertekad akan membaca sebuah buku setiap dua minggu sekali dalam tahun 2015 ini, dengan penekanan pada belajar tentang keyakinan, kebudayaan dan teknologi.
Zuckerberg menciptakan halaman berjudul “Setahun Buku” dan menganjurkan kepada kawan-kawannya untuk bergabung dengannya dalam proyek itu. Hingga Minggu sore, postingnya itu telah mendapatkan 100.000 pendaftar.
Buku pertama dalam programnya itu adalah karya pengarang Moises Naim berjudul “The End of Power: From Boardrooms to Battlefields and Churches to States, Why Being In Charge Isn’t What It Used to Be,” yang segera laku habis di situs Amazon.com hari Minggu, mencetak peringkat penjualan nomor 123.
Naim adalah kelahiran Venezuela dan kolumnis terkenal, penyiar televisi dan pernah menjabat sebagai menteri perdagangan di negeri asalnya. Ia kini bekerja sebagai peneliti pada program ekonomi di lembaga penelitian “Carnegie Endowment for International Peace” di Washington, DC. (VOA)
SUMUTPOS.CO – Mark Zuckerberg menambah ruang buku dalam halaman media sosial miliknya, Facebook. Pendiri dan CEO Facebook itu mengumumkan baru-baru ini bahwa dia bertekad akan membaca sebuah buku setiap dua minggu sekali dalam tahun 2015 ini, dengan penekanan pada belajar tentang keyakinan, kebudayaan dan teknologi.
Zuckerberg menciptakan halaman berjudul “Setahun Buku” dan menganjurkan kepada kawan-kawannya untuk bergabung dengannya dalam proyek itu. Hingga Minggu sore, postingnya itu telah mendapatkan 100.000 pendaftar.
Buku pertama dalam programnya itu adalah karya pengarang Moises Naim berjudul “The End of Power: From Boardrooms to Battlefields and Churches to States, Why Being In Charge Isn’t What It Used to Be,” yang segera laku habis di situs Amazon.com hari Minggu, mencetak peringkat penjualan nomor 123.
Naim adalah kelahiran Venezuela dan kolumnis terkenal, penyiar televisi dan pernah menjabat sebagai menteri perdagangan di negeri asalnya. Ia kini bekerja sebagai peneliti pada program ekonomi di lembaga penelitian “Carnegie Endowment for International Peace” di Washington, DC. (VOA)