25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Drainase Buruk Kok Sungai Disalahkan

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS TERGENANG: Seorang warga berjalan melewati genangan air akibat hujan deras di Jalan Setia Budi, Pasar I, Medan, Kamis (15/1) lalu.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
TERGENANG: Seorang warga berjalan melewati genangan air akibat hujan deras di Jalan Setia Budi, Pasar I, Medan, Kamis (15/1) lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II tampaknya tidak senang dijadikan kambing hitam dalam persoalan banjir di Kota Medan.

Bahkan, instansi di bawah Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) ini balik menuding Pemko Medan yang bekerja tidak maksimal sehingga terjadi banjir ketika hujan turun.

“Coba lihat, dimana sebenarnya titik genangan air ketika hujan. Apakah di pinggiran sungai atau di tengah kota,” kata Pejabat Pembuat Komitmen Operasional dan Pemeliharaan BWSS II, Aron Lumbanbatu ketika dikonfirmasi, Selasa (20/1).

Genangan air di pusat kota paskahujan, kata dia, sudah membuktikan saluran drainase kota tidak berfungsi dengan baik. Meski begitu, dia mengaku kalau sejumlah sungai yang ada di Kota Medan memang sudah mulai mengalami pendangkalan. Walaupun demikian, sungai tersebut masih mampu menampung debit air hujan.

Hanya saja, penyebab utama banjir dapat dilihat dari letak genangan air. Ketika sungai tidak mampu menampung debit air, maka kawasan di sekitar sungai harusnya tergenang air.

“Kalau bagus, mana buktinya. Kenyataannya banjir selalu terjadi di pusat kota, itu bukti jelas bahwa saluran drainase kota tidak berfungsi dengan baik,” terangnya.

Kata Aron, BWSS II pada 2014 sudah menyelesaikan normalisasi Sungai Deli mulai dari Belawan sampai Titi Papan yang dikerjakan menggunakan sistem multi years (tahun jamak).

“Kalau tahun ini saya tidak tahu apakah ada atau tidak normalisasi sungai, karena itu bagian lain. Jelasnya, kemampuan sungai masih mampu menampung debit air ketika hujan,” jelasnya.

Lebih lanjut, dirinya tidak mengetahui adanya surat masuk dari Dinas Bina Marga Medan mengenai permohonan normalisasi sungai. “Mungkin surat itu tidak didisposisikan untuk saya, mungkin kebagian lain. Itu perlu dikroscek ulang, apakah benar ada surat masuk seperti itu,” ungkapnya.

Sebelumnya, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin membantah, penyebab utama banjir di Kota Medan adalah buruknya sistem drainase Kota Medan. Normalisasi drainse kota, diakuinya sudah mulai mengalami peningkatan kualitas dari tahun ke tahun. Hanya saja, ketika saluran drainase menyalurkan air tidak sampai ke sungai.

“Memang hujan kemarin begitu deras, sehingga terjadi genangan. Akan tetapi pendangkalan sungai menjadi penyebab lain dari banjir Kota Medan,” kata Eldin.

Kepala Dinas Bina Marga Medan, Khairul Syahnan juga mengatakan, pihaknya sudah berulangkali menyurati BWSS II mengenai normalisasi sungai agar mampu menampung debit air ketika hujan dengan intensitas tinggi turun. “Surat kami tidak pernah direspon,” kata dia.(dik/adz)

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS TERGENANG: Seorang warga berjalan melewati genangan air akibat hujan deras di Jalan Setia Budi, Pasar I, Medan, Kamis (15/1) lalu.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
TERGENANG: Seorang warga berjalan melewati genangan air akibat hujan deras di Jalan Setia Budi, Pasar I, Medan, Kamis (15/1) lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II tampaknya tidak senang dijadikan kambing hitam dalam persoalan banjir di Kota Medan.

Bahkan, instansi di bawah Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) ini balik menuding Pemko Medan yang bekerja tidak maksimal sehingga terjadi banjir ketika hujan turun.

“Coba lihat, dimana sebenarnya titik genangan air ketika hujan. Apakah di pinggiran sungai atau di tengah kota,” kata Pejabat Pembuat Komitmen Operasional dan Pemeliharaan BWSS II, Aron Lumbanbatu ketika dikonfirmasi, Selasa (20/1).

Genangan air di pusat kota paskahujan, kata dia, sudah membuktikan saluran drainase kota tidak berfungsi dengan baik. Meski begitu, dia mengaku kalau sejumlah sungai yang ada di Kota Medan memang sudah mulai mengalami pendangkalan. Walaupun demikian, sungai tersebut masih mampu menampung debit air hujan.

Hanya saja, penyebab utama banjir dapat dilihat dari letak genangan air. Ketika sungai tidak mampu menampung debit air, maka kawasan di sekitar sungai harusnya tergenang air.

“Kalau bagus, mana buktinya. Kenyataannya banjir selalu terjadi di pusat kota, itu bukti jelas bahwa saluran drainase kota tidak berfungsi dengan baik,” terangnya.

Kata Aron, BWSS II pada 2014 sudah menyelesaikan normalisasi Sungai Deli mulai dari Belawan sampai Titi Papan yang dikerjakan menggunakan sistem multi years (tahun jamak).

“Kalau tahun ini saya tidak tahu apakah ada atau tidak normalisasi sungai, karena itu bagian lain. Jelasnya, kemampuan sungai masih mampu menampung debit air ketika hujan,” jelasnya.

Lebih lanjut, dirinya tidak mengetahui adanya surat masuk dari Dinas Bina Marga Medan mengenai permohonan normalisasi sungai. “Mungkin surat itu tidak didisposisikan untuk saya, mungkin kebagian lain. Itu perlu dikroscek ulang, apakah benar ada surat masuk seperti itu,” ungkapnya.

Sebelumnya, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin membantah, penyebab utama banjir di Kota Medan adalah buruknya sistem drainase Kota Medan. Normalisasi drainse kota, diakuinya sudah mulai mengalami peningkatan kualitas dari tahun ke tahun. Hanya saja, ketika saluran drainase menyalurkan air tidak sampai ke sungai.

“Memang hujan kemarin begitu deras, sehingga terjadi genangan. Akan tetapi pendangkalan sungai menjadi penyebab lain dari banjir Kota Medan,” kata Eldin.

Kepala Dinas Bina Marga Medan, Khairul Syahnan juga mengatakan, pihaknya sudah berulangkali menyurati BWSS II mengenai normalisasi sungai agar mampu menampung debit air ketika hujan dengan intensitas tinggi turun. “Surat kami tidak pernah direspon,” kata dia.(dik/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/